Rabu, 12 Desember 2012

Sepertinya 'banyak' yang salah....

Ada apa dengan perempuan ini?
Sepertinya ada yang salah
Sepertinya 'banyak' yang salah
Sepertinya harus ada kegiatan yang dihentikan
Yang mana?

Yang itu
Yang itu
Uang?
Terserah
Cukup sekali ini saja kacau seperti ini

Jadi kupu-kupu lagi?
Ya
Karena belum waktunya perempuan ini terbang
Nanti
Tunggu\
Sabar

Januari, semua itu berakhir
Buatlah semua itu berakhir
Akalmu butuh ilmu
Bukan butuh uang
Cukup sampai di sini

Perempuan ini tak sadar
Ia terlalu jauh terbang
Sampai lupa sangkarnya
Sampai lupa bahwa ia belum boleh terbang terlalu jauh
Belum saatnya

Aku yakin
Nanti pasti ada waktunya
Nanti
Percayalah
Come on
Kembalilah saudariku
Kembali pada dirimu yang dulu

Berani
Lepaskahlah semua itu
Kegiatan itu
Aku bersungguh-sungguh
Sepertinya sekarang bukan waktunya
Sekarang bukan tanggung jawabmu
Sekali lagi bukan

Menurutku, ini adalah cobaan kecil dari Allah
Dia ingin kau memilih
Uang
Atau
Ilmu
Lihat ketika akalmu tidak diasah dengan ilmu
Akalmu akan tumpul terus
Percayalah padaku, saudariku

Aku sayang padamu
Allah sayang padamu
Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala hambanya walaupun sedikit
Dia tidak akan menyia-nyiakan hambanya, saudariku
Aku bersumpah
Tidak ada yang setara dengan-Nya, saudariku
Persis seperti yang kemarin kau katakan kepada mereka
Ikhlaskanlah, saudariku
Ikhlaskan
Ada yang lebih besar yang menunggumu di depan sana
Tapi, kau butuh ilmu dulu
Akalmu kini kehausan, saudariku
Kau tahu, kan?

Saudariku
Aku percaya kepadamu
Kau dapat kembali seperti dulu
Tidak mengurusi pikiran orang lain
Tidak iri dengan orang lain
Tidak dengki dengan orang lain
Tidak

Aku akan mengingatkanmu
Ini
Jalan ini
Adalah
Jihadmu
Jihadmu
Saudariku
Dan jihadmu ini pasti lebih ringan dibanding saudara kita di Palestina sana
Kau mengerti, kan?
Aku yakin
Kau pasti mengerti
Karena kau adalah saudariku



Rabu, 21 November 2012

Buat Apa Susah?

"Buat apa susah? Buat apa susah? Susah itu tak ada gunanya..."

Lagu ini ternyata benar sekali. Lagu Pramuka zaman SD dulu, ternyata baru saya sadari kebenarannya sekarang. Manusia hidup di dunia pasti akan dihadapkan dengan yang namanya masalah dan kesusahan. Tidak ada manusia yang hidupnya sempurna. Tidak ada. Manusia yang tak punya masalah di dunia adalah manusia yang sudah mati. Yang harus dipikirkan bukan masalahnya, melainkan bagaimana pemecahan masalahnya. Memang, ketika masalah itu sedang ada di puncaknya, kepala kita pasti jadi nyut-nyut-an, hati jadi sedih dan murung, wajah jadi manyun, dan tubuh jadi kehilangan semangat. Istigfar sama Allah dan minta bantuan-Nya supaya masalah kita  cepat terselesaikan dengan baik, itu solusinya.

"Di sini senang! Di sana senang! Di mana-mana hatiku senang!"

Lagu ini yang harusnya jadi pegangan hati kita. Harus senang, jangan sedih. Karena yang seperti ditulis 'Aidh Al-Qarni, jangan bersedih, sebab kesedihan akan menguras potensi dan energi. Depresi, level kesedihan tertinggi menurut saya, adalah hal yang paling menguras potensi dan energi manusia. Saya depresi? Pernah and it's normal. Saya pernah berpikir untuk bunuh diri? Pernah juga dan itulah sebuah pikiran negatif paling negatif yang pernah saya pikirkan. Dan pikiran itu muncul karena depresi; beban-beban kesedihan, level tertinggi dari kesedihan. Astagfirullah. Tapi Allah itu Maha Baik, Dia memberikan masalah dan kesedihan untuk menguji mahluknya, lalu menaikkan kelas derajatnya. Kalau kita sabar dan tetap bersyukur, Insya Allah lulus ujiannya Allah dan naik kelas derajatnya. Karena iman itu adalah sebuah lingkaran, setengahnya adalah sabar dan setengahnya lagi, syukur. Kalau kita berkata 'saya beriman', tapi ketika ditimpa masalah dan kesedihan, kita tidak bersabar dan tidak bersyukur... maka, iman itu dipertanyakan.

Allah Maha Oke (seperti yang Mas Ippho Santosa bilang). Allah itu semuanya oke. Jadi, jangan takut dan beranilah menatap masa depan kita. Walaupun  banyak yang bilang ini sulit itu sulit, ini mahal itu mahal, Allah Maha Oke. Kalau Allah bilang 'Oke' dan 'Jadilah' pada doa-doa kita, maka 'Oke dan Jadilah'. So, sekarang yang harus dilakukan kita adalah berpikir positif, bekerja dengan produktif, istirahat dan refreshing yang cukup (sering dilupakan, ya? hati-hati, nih penting soalnya), dan terus minta bantuan Allah di setiap aktivitas kehidupan kita. Bertemanlah dengan Allah, niscaya kita beruntung karena Allah-lah sebaik-baiknya teman dan penolong :)

*semangat, semoga menginspirasi :) 

Memacu Waktu

*satu lagi tugas matkul penulisan populer, untuk tema narasi :)

Memacu Waktu

            Kedua roda motor itu terus berputar dengan cepat. Seorang laki-laki paruh baya yang mengemudikan motornya itu pun menunjukkan wajah penuh konsentrasi. Srat! Srat! Srat! Mobil dan motor di depannya disalip dengan cekatan bak Valentino Rossi Sang Pembalap Moto GP. Sementara itu, pemuda yang dibonceng di belakangnya sibuk melakukan hal lain. Tangan kanannya memegang buku Pengantar Ekonomi yang terbuka halamannya dan tangan kirinya dengan erat memegang besi motor bagian belakang agar tidak jatuh. Motor itu melesat masuk ke Gerbatama UI. Amir namanya, tapi biasanya dipanggil Mimir oleh teman-teman yang perempuan di kampusnya dan ia sebenarnya tidak suka dengan hal itu. Ada satu temannya juga bernama bagus, yaitu David, eh dipanggilnya Mpit. Sekalian saja sumpit! Seenak jidat ganti-ganti nama orang, dasar perempuan! Ya, begitu biasanya ia berteriak. Namun, hanya di dalam hati. Tidak beranilah pemuda itu untuk benar-benar berteriak di depan wajah para teman perempuannya yang sering mentraktirnya di Starbucks perpustakaan pusat.

            Amir menengok jam tangannya, satu menit lewat dari pukul sembilan pagi. UTS pasti sudah dimulai. Dosen Pengantar Ekonominya itu sangat tepat waktu pada setiap kedatangannya, apalagi hari ini ujian. Amir jadi panik. Tidak seharusnya tadi malam ia makan tahu pedas terlalu banyak sehingga paginya jadi mulas-mulas dan terlambat. Pemuda berkemeja biru itu jadi teringat kejadian di dekat pasar tadi sebelum ia akhirnya memutuskan beralih naik ojek. Jalanan lancar seperti biasanya, namun sedikit ramai dan macet di dekat pasar. Di dalam mobil angkot itu juga tidak begitu penuh sehingga Amir dapat belajar untuk ujian dengan lumayan nyaman.

Lima menit berlalu, mobil diam di tempat. Sebelumnya, tidak pernah macet separah itu. Amir menaikkan kepalanya mencoba menyelidiki apa yang sedang terjadi di depan. Ia menengok jam tangannya, masih pukul 8.15. UTS dimulai pukul 9.00, masih aman menurutnya. Pemuda itu kembali membaca bukunya. Lima belas menit berlalu, masih macet parah. Sudah tidak aman. Amir berpikir apa yang harus ia lakukan karena sekarang sudah pukul 8.30. Ia tidak mau terlambat.

Nyit! Tiba-tiba, perutnya terasa mulas lagi. Sontak ia melirih kesakitan seraya memegang perutnya. Padahal pagi itu ia sudah lima kali bolak-balik ke kamar mandi dan mengoleskan minyak kayu putih hampir setengah botolnya, tapi mengapa masih sakit saja? Amir tak habis pikir. Haruskah dirinya meminum minyak kayu putih itu? Toilet kampus langsung terbayang di pikirannya. Ya, hal pertama yang akan dilakukannya begitu tiba di kampus adalah pergi ke toilet! Pikirnya tegas. Pret! Amir kelepasan buang angin. Wajah para penumpang lain tertuju lurus kepadanya karena dari tadi hanya ia yang terlihat sibuk mengelus-ngelus perutnya.

“Uh! Mama, angkotnya bau...,” ujar seorang anak SD kepada mamanya tak lama kemudian. Sang mama hanya tersenyum bingung, tidak mengerti harus berkata apa. Tidak mungkin mamanya itu menjawab, “Iya, Nak. Mas-Mas di pojok itu kentut, jadinya bau, deh!” Sekali lagi, tidak mungkin! Impossible!

      Amir segera keluar dari angkot sambil pura-pura tidak terjadi apa-apa. Ketika ia berjalan meninggalkan mobil angkot itu, suara-suara yang lain terdengar. Semuanya berirama mirip dengan suara yang dilontarkan bocak SD tadi. Wajah Amir merah, namun pikirannya menghiburnya seolah berkata, “Dasar norak, semuanya! Kentut itu kan sehat! Lihat saja, akan aku bawakan fakta ilmiah kalau kentut itu sehat! Kalian seperti tidak pernah kentut saja!” Dua menit kemudian, pemuda itu tiba-tiba melupakan masalah kentut karena terlalu takjub dengan antrean kendaraan yang ada. Ada apa sebenarnya? Eh? Mengapa banyak yang menjual daun ketupat? Ya Tuhan! Ternyata Amir lupa kalau besok itu adalah Hari Raya Idul Adha! Pantas saja! Pasar pasti lebih ramai dibandingkan hari-hari biasa. Amir terus berjalan menyusuri pinggir jalan, beberapa orang terlihat melakukan hal yang sama karena tidak ada gunanya naik kendaraan, tidak bisa bergerak. Amir mulai berkeringat karena berjalan lumayan jauh. Pinggir pasar begitu ramai oleh suara para penjual yang menawarkan dagangannya, para pembeli yang menawar, suara kambing yang mengembek, suara klakson kendaraan yang tidak bersabar karena macet, dan lainnya. Kalau saja hari itu tidak ada ujian, pastilah Amir akan membolos saja lalu pulang kembali ke rumah. Amir memutar otak. Ah, naik ojek!  

            Amir sudah tiba di depan kampus, ia melirik jam tangan lagi, pukul 9.05. Ya, hanya telat 5 menit, pasti dimaafkan! Amir begitu percaya diri. Ketika merogoh dompet di saku celana belakangnya, Amir terkejut. Dompetnya hilang! Seluruh isi tas sudah dikeluarkan, namun dompetnya masih tidak ditemukan. Pekerjaan tukang copet di pasarkah? Akhirnya, Amir memberikan KTM-nya kepada tukang ojek sebagai jaminan. Untungnya KTM itu tidak ia masukkan ke dompet kemarin usai pinjam buku di perpustakaan. Amir berlari terbirit-birit menuju kelas sambil menahan sakit perut. Begitu tiba di kelas, kosong. Glek!

“Apa-apaan ini? Kelasnya pindah?” Amir langsung mengambil telepon genggam dari saku depan celananya, berniat bertanya kepada teman lain.
“#Jarkom: UTS Pengantar Ekonomi hari ini ditunda minggu depan karena Bu Wati mendadak sakit.” Waktu penerimaan pesan: pukul 8.00 WIB. Pengirim: Junaidi EKO10.

            Bruk! Buku yang dibawa Amir jatuh ke lantai. Tubuhnya lemas. Ia berharap hari itu adalah mimpi, bukan kenyataan. Seorang gadis berambut panjang dan berlipgloss merah muda datang menghampiri sambil memanggil dengan manja,

“Mimir... Mimir... Mimir kenapa? Oh, iya, sms waktu itu, maaf ya belum dibalas, hapeku sedang direparasi, hehe. Mimir... ayo masuk! Memang tak mau ikut ujian? Eh, lho, kok kosong? Mimir! Kok kosong? Mimir! Mimir!” 

Minggu, 21 Oktober 2012

hari ini...

hari ini...

dini: kakak seonsaengnim kelas c, ya? aku minta tolong sesuatu ya... (mengeluarkan selembar kertas)
saya: iya...
dini: seonsaengnim suka Q-pop?
saya: apa? Q-pop?
dini, hana, intan, kiki: iya, Q-pop...
saya: Q-pop apa K-pop?
hana: eh, itu itu maksudnya, K-pop... kakak suka siapa?
saya: hmm, CN Blue, favoritnya Jeonghyeon. (sementara itu wajah hana seolah berkata: Yonghwa gimana?)
saya: aku gak suka Yonghwa, soalnya mukanya terlalu aneh kayak benco*g
dini: bwahaha, kakak jujur banget! *gulinguling (muka hana agak kecewa)

beberapa menit kemudian...


saya: ayo dini, coba baca pidatonya!
dini: *komatkamit baca pidato
hana: kakak, kenapa pilih jurusan korea? (OMG! itu adl pertanyaan yg saya benci, capek jawabnya krn keseringan ditanya -___-)
saya: iya, soalnya prospeknya bagus... (kiki dan intan melirik, karena tadi minta dijelasin struktur 'go') oia, jadi 'go' itu artinya 'dan' ayo kita baca contohnya...
dini: kak, verb dua dari build itu apa ya? ganti 't' ya? kalo go jadi went, ya? (dini sedang mengerjakan peer bahasa inggris punya kiki -____-)
saya: heem (*agak bete, karena waktu sudah hampir 40 menit berlalu, tapi murid kelas c blm pada nongol)

tok tok, tiba-tiba sajangnim datang seraya berkata, "sitsol, hari ini kayaknya kelas c dicancel deh, pada sakit dan izin..."

saya: krik...krik...krik...




"kyaaaa! minta dibacok!"


Senin, 01 Oktober 2012

Semester 7, ternyata di luar dugaan...

*terdiam sejenak, menengok ke atas, melihat judul, kemudian menarik napas dalam... ya, semester 7, ternyata di luar dugaan...

Assalamualaykum... semua... sudah lama saya tak menulis hal-hal pribadi lagi ini, hehe.

Langsung saja kalau begitu. Sudah tiga puluh dua hari kuliah di semester 7 ini. OMG! Ternyata sama saja, awalnya saya kira akan lebih santai... Semester yang boleh dibilang salah satu semester terakhir saya ini.. ternyata... 

sibuk dan himdero juga   -_____-

Padahal sebelumnya kan sudah ambil SP, ternyata tugas tetap banyak semester 7 ini. Padahal saya cuma ambil 15 sks. Sebelumnya, 18 sks, tapi dengan berat hati harus men-drop Bahasa Inggris Akademik B (padahal gak berat2 hati amat juga, dosennya gak asik dan mulai kuliahnya jam 5 cuy, gile aje...). Baiklah, mengapa saya bilang di luar dugaan? Ya, itu dia, sks cuma 15, tapi kok serasa 21, ya?

Fokus dan rencana awal saya sebenarnya di Semester 7 ini adalah LES BAHASA INGGRIS DAN TOEFL... Secara, belajar bahasa Korea selama 3 tahun benar-benar membuat Bahsa Inggris saya jarang dipakai dan mengendap. Padahal dulu pernah cita-cita juga jadi guru Bahasa Inggris. Pokoknya dulu saya suka sekali Bahasa Inggris itu dan ingin keliling dunia... Eh, sekarang Bahasa Inggrisnya tertindih     Bahasa Korea -___-  Tapi, sepertinya memang bulan ini harus ekstra belajar Bahasa Korea dulu karena ada si Tes TOPIK tanggal 28 di JIKS. Sumpah, itu buku soal saya yang fotocopy di perpus bagus sekali, warnanya hijau, dan ada penjelasan lengkapnya juga. Tak salah tuh teman saya rekomendasikan buku latihan TOPIK itu ^_^ Ya, saya ini orangnya fokus, terlalu fokus mungkin, jadi belajar TOEFLnya setelah Tes TOPIK sajalah... *lalala~

Di Semester 7 ini juga, niat saya adalah beli baju baru. Eh? Beli baju baru? Heem, kan sudah di penghujung masa kuliah nih, sebentar lagi Insya Allah akan pindah ke masa kerja, jadi harus menyiapkan baju baru. Baju, rok, kerudung, sepatu, alat make up (yang ini belajarnya harus ekstra, karena sebenernya gak terlalu suka sama make up, lebih suka lipgloss sama pelembab aja, hhe) dan mental. Ya, mental. Saya masih suka bingung begitu mau langsung kerja atau S2. Tapi, ketika ingat betapa himdero-nya belajar di kampus, saya jadi malas mau S2. Tapi, ketika keinginan jadi dosen itu sedang naik-naiknya, saya semangat sekali S2. Ya, begitulah. Rencananya, akhir semester ini harus diputuskan mau ke mana...

Dan ketika pilihan sudah diputuskan... saya mau mengumpulkan modal dan wirausaha restoran kimbab, hehe... aamiin ^_^

Hem, entah cuma perasaan atau apa, tapi saya merasa di Semester 7 ini, saya semakin sensitif, istilah anak prodi koreanya sih, 'sengchok' alias senggol-bacok, "lo nyenggol gue, awas lo gue bacok!". Begitu... Intinya lebih sensitif. Mungkin karena terlalu banyak hal yang dipikirkan ya? Ya, namanya juga mahasiswi tingkat akhir... 

Salah satu hal yang harus diputuskan adalah skripsi. Menurut gosip nih, angkatan saya adalah angkatan terakhir yang masih bisa pilih mau skripsi apa tidak, begitu... Waduh, jadi bingung ini. Jujur, menulis skripsi saya tak takut, cuma itu lho... bimbingannya yang malas... cari bukunya juga... walau sampai sekarang juga sudah dapat lumayan bukunya. Tapi, masih setengah hati nih. Belum mantap rasanya untuk skripsi. Jadi, sesuai rencana, hal ini harus diputuskan pertengahan semester 7, ya sekitar bulan Oktober akhir atau November awal...

Baiklah, seperti itu saja laporan saya (eh?). Sampai jumpa pada postingan berikutnya, hehe... 




Kamis, 20 September 2012

my lovely 3,7 years old sister, fatimah ^_^

Adik ketiga saya... namanya Fatimah Rahma Sabrina (*ini nama pake berantem dulu sama bapak, si bapak maunya Siti Fatimah, masa namanya Siti juga kayak saya -___-, saya maunya Fatimah Rahma, Oyot maunya Sabriah, akhirnya namanya Fatimah Rahma Sabrina deh...). Sekarang, Fatimah usianya sudah 3 tahun 7 bulan. Insya Allah semakin sehat, cerdas dan semakin solehah. Saya dan Fatimah beda 18 tahun! OMG! Percayalah... kkk... Jadi, merasa latihan jadi ibu juga karena ada Fatimah, wehehe~  : D

Entah, orang Pondok Ranggon suka gonta-ganti nama orang, contohnya adik kedua saya, Abdul Rahman Hakim, you know what dia dipanggil apa? Di rumah, dia dipanggil Vijay atau Pijay atau Ijay. Kenapa? Karena waktu bayi hidungnya besar kayak orang India -___-

Fatimah hampir saja mengalami nasib yang sama. Pipinya tembem kayak bakpao, jadi dipanggil Minul. Lho? Bukan bakpao? Tidak tahu, tuh orang-orang -___-. Karena saya sudah gede sekarang, saya langsung sewot kalau Fatimah dipanggil Minul, Janda Fatimeh, Mpet, Peti, atau apapun. Hohoho~ Akhirnya, sekarang Fatimah ya dipanggil Fatimah ^_^. Kecuali, sama Oyot masih suka dipanggil Mpet atau Peti. Maklum, dia orang Sunda, susah bilang huruf F. Hehehe...

Ini dia foto-foto terbaru Fatimah ^_^

(fatimah dan bendera >_<)

(lagi, fatimah dan bendera >_<)

(fatimah dan mukena Upin Ipin hijaunya ^_^)

(lagi, fatimah dan mukena Upin Ipin hijaunya ^_^)

(fatimah sudah rapi, mau ke TMII (*deket banget -__-) dalam rangka liburan Lebaran, kkk)

(fatimah pura-pura jadi putri impian 3C)

(fatimah gaya kacamata bapak (*fyi, bapak saya hobi ngumpulin kacamata, kkk))

(fatimah dan kacamata terbaru bapak, wohooo gede banget~)

(fatimah pertama kali main ke pantai Pasir Putih, dalam rangka liburan Lebaran juga ^_^)

(fatimah rambutnya kayak gajah mada, wkwkwk)

(fatimah was sooo happy ^_^)

(fatimah gaya dulu sebelum pulang dari pantai, hehehe (*ups, ada bapak numpang oke di belakang!))

Rabu, 25 Juli 2012

JINDALLAEKKOT DAN SANYUHWA KARYA KIM SO WOL: ANALISIS MAKNA BUNGA DALAM PUISI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang
            Kim So Wol dikenal sebagai penyair terkenal Korea. Ia begitu produktif dalam dunia kesusastraan puisi walaupun dalam waktu yang singkat karena ia harus mati muda. Salah dua buah karyanya yang terkenal berjudul Jindallaekkot dan Sanyuhwa. Kedua puisi periode 1920-an tersebut terdapat nuansa bunga. Oleh karena itu, penulis berminat untuk menganalisis nuansa bunga dalam kedua puisi tersebut sebenarnya dan kesamaan serta perbedaan makna bunga di dalamnya.


BAB II
ISI
2.1. Biografi singkat Kim So Wol
            Kim So Wol adalah seorang penyair terkenal dari Korea. Sebenarnya, nama Kim So Wol adalah bukan nama aslinya. Nama asli sebenarnya adalah Kim Jeong Sik, namun Kim Jeong Sik lebih dikenal dengan nama Kim So Wol. Kim So Wol lahir pada tahun 1902 di Kusong, Propinsi Pyeongan Utara, Korea Utara. Menurut Andrei Lankov,  masa kecil Kim So Wol sangat suram dan menyedihkan.

“Kim So-wol was born in 1902 in what is now North Korea. His childhood was coloured by tragedy: Kim So-wol's father was attacked by Japanese workers who were building a railway near his home. He suffered from a grave mental illness and was treated by the local shamans who resorted to the old ways of ``driving the demons out'': the patient was severely beaten and occasionally forced into icy cold water (one must admit: nowadays psychiatrists' methods are probably not much more efficient, but definitely less violent).” (koreantimes, 2012)

            Pada tahun 1915, Kim So Wol dapat masuk sekolah di Sekolah Menengah Osan. Semua itu adalah berkat bantuan kakeknya yang banyak mengajari Kim So Wol ilmu China klasik. Di sekolah itu, Kim So Wol bertemu dan diajar oleh seorang guru yang merupakan seorang penyair terkenal Korea juga, bernama Kim Ok. Ketika bersekolah di Sekolah Menengah Osan, Kim So Wol memulai kegiatannya menulis puisi. Pada tahun 1920, Kim So Wol naik ke podium dan mendeklamasikan puisi karyanya. Salah satunya adalah Nangin eui Bom dari buku koleksi puisi Changjo. Kim So Wol meniti pendidikan selanjutnya di Akademi Paejae dan lulus dari sana pada tahun 1923. Tidak berhenti di situ, Kim So Wol lalu melanjutkan pendidikannya ke tingkat universitas, yaitu Universitas Dongkyeongsang (Universitas Tokyo), sebuah universitas di Jepang. Pada tahun 1924, Kim So Wol sibuk beraktivitas dalam suatu perkumpulan bersama Kim Dong In, Kim Chan Yeong, Im Jang Hwa, dan sebagainya dalam perkumpulan Yeongdae (Perkumpulan Generasi Abadi). Pada tahun 1925, Kim So Wol menerbitkan sebuah buku koleksi puisinya yang terkenal, Jindallaekkot. Kim So Wol memang seorang penyair yang berbakat dan terkenal, namun sangat disayangkan bahwa Kim So Wol harus meninggal di usia yang masih muda. Kematian Kim So Wol sendiri masih kontroversi. Ada pihak yang menyatakan Kim So Wol meninggal karena overdosis dalam mengonsumsi opium (Mc Cann, 2004:18) dan ada pula pihak yang menyatakan bahwa Kim So Wol meninggal karena bunuh diri (Lankov, koreantimes:2012). Namun, fakta yang ada dan disepakati bersama adalah bahwa Kim So Wol meninggal pada tahun 1934 di usia 32 tahun.

2.2. Puisi Jindallaekkot dan Sanyuhwa
            Walaupun Kim So Wol meninggal di usia muda, namun ia adalah seorang penyair yang sangat produktif. Selama 32 tahun masa hidupnya, Kim So Wol telah menghasilkan puluhan karya puisi. Salah dua dari karya-karya puisinya yang terkenal adalah Jindallaekkot (Bunga Jindallae/Azalea) dan Sanyuhwa (Bunga di Atas Gunung). Kedua puisi itu dibuat pada tahun 1920-an ketika periode penjajahan Jepang.

Jindallaekkot

보기가 역겨워
가실 때에는
말없이 고이 보내 드리우리다.


When you’d leave in distaste of my show,
Without a word let me resign myself
Dearly to your departure.

영변에 약산
진달래꽃
아름 따다 가실 길에 뿌리우리다.


Azalea flowers from Yaksan at Yong-Byun!
I will pluck them armful and bring,
To spread on your way to leave.

가시는 걸음 걸음
놓인 꽃을
사뿐히 즈려밟고 가시옵소서.


Step after step on your departure,
Be pleased to tread softly and gently
On those strewn flowers.

보기가 역겨워
가실 때에는
죽어도 아니 눈물 흘리우리다.


When you’d depart in distaste of my show,
Let me never, ever shed tears
Even to my black death.

Sanyuhwa












산에는 피네                                  Flowes on the mountain bloom,
꽃이 피네                                           The flowers bloom.
여름 없이                                 Fall, spring, summer through
꽃이 피네                                           The flowers bloom.

산에                                                    High on the mountain
산에                                                    Up on the mountain
피는 꽃은                                           The flowers are blooming
저만치 혼자서 피어 있네                 So far away, so far.

산에서 우는 작은 새여                     One small bird
꽃이 좋아                                           Friend of the flowers.
선에서                                                High on the mountain,
사노라네                                            It lives on the mountain.

산에는 지네                                  Flowers on the mountain.
꽃이 지네                                           Fall, flowers fall.
여름 없이                                 Spring, summer, autumn through,
꽃이 지네                                           The flowers fall.


2.3. Analisis Makna Bunga dalam Puisi
            Puisi di Korea pada awalnya ditulis menggunakan aksara China dan mempunyai peraturan yang sangat kaku. Namun, semakin berjalannya waktu, puisi di Korea semakin bervariasi dan lebih bebas. Hal itu disebabkan juga oleh pengaruh dari budaya luar Korea, seperti Jepang dan Barat.

           Puisi sebagai salah satu bidang kesusastraan di Korea sangat mendarah daging dalam masyarakat dan bangsa Korea. Puisi di Korea tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tapi juga sebagai ungkapan rasa nasionalisme. Puisi banyak digunakan sebagai sarana untuk menyalurkan pendapat dan gagasan oleh masyarakat sehingga sangat berperan penting dalam perjalanan sejarah Korea. 

“Modern Korean literature, as opposed to the traditional forms mostly imitating classical Chinese models, has barely a century of history. Korea was under severe Japanese oppression for almost half of that time, when the Korean language itself was often banned or under attack. As a result, writing poetry in Korean became a means of nationalistic resistance and the custom grew of seeing certain poems as icons of Korean identity. These works were not usually overt declarations of independence but indirect, evocations of themes and situations which might be read in various ways but recognized as essentially Korean. These poems were then taught to children, inscribed on stone, memorized by the whole population.” (Anthony:1998)

           Secara umum, tema dan karakteristik puisi di Korea dapat dibedakan menurut periodenya. Pada periode awal, jenis puisi Korea yang banyak ditulis berupa Sijo dan Saseol Sijo, yaitu jenis puisi pendek yang mempunyai bentuk kaku dan teratur. Kemudian, pada masa pencerahan (1860-1910), jenis puisi yang banyak ditulis berupa Gasa, Changga, Sinchesi, dan 4 Haengsi. Pada periode ini, puisi menjadi lebih bebas dari segi bentuk maupun isi. Lalu, pada periode 1920-an (1919-1931) adalah masa ketika pergerakan orang Korea melawan penjajahan dan pengaruh Jepang. Puisi pada masa ini digunakan sebagai ‘senjata’ halus untuk mempengaruhi masyarakat dan meningkatkan rasa nasionalisme mengusir Jepang.

            Puisi Jindallaekkot dan Sanyuhwa karya Kim So Wol masuk pada periode tahun 1920-an, yaitu pada masa pergerakan. Puisi Jindallaekkot bercerita tentang seorang wanita yang melepas kepergian kekasih yang sangat dicintainya, namun ia tidak ingin melepas kekasihnya dengan uraian air mata. Oleh karena itu, ia melepas kekasihnya dengan taburan bunga Jindallae atau Azalea. Sementara itu, puisi Sanyuhwa bercerita tentang siklus kehidupan mekar dan gugur bunga-bunga di pegunungan dengan ditemani burung Sanorane (burung yang khusus tinggal di daerah pegunungan). Akan tetapi, penjelasan tersebut merupakan makna ‘permukaan’ saja. Maksud dari makna ‘permukaan’ adalah ketika puisi dianalisis tanpa menelisik lebih dalam dan tanpa menghubungkan puisi dengan kondisi sosial politik dan budaya pada masa puisi itu dibuat serta kondisi kejiwaan dan kepribadian seorang pengarang. 

            Jika kita analisis kedua puisi tersebut lebih mendalam, maka akan didapatkan persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam kedua puisi karya Kim So Wol tersebut adalah keduanya menggunakan nuansa bunga dalam puisinya. Dalam puisi Jindallaekkot, sudah jelas dan terlihat di dalam judulnya, yaitu Bunga Jindallae atau Bunga Azalea.            Begitu pula pada puisi Sanyuhwa, yang berarti Bunga di Atas Gunung. Selain itu, kedua puisi mempunyai tema yang sama, yaitu kesedihan. Puisi Jindallaekkot bercerita tentang kesedihan melepaskan seorang kekasih sedangkan kesedihan puisi Sanyuhwa terletak pada siklus hidup dan mati.

            Perbedaan kedua puisi tersebut adalah perbedaan makna bunga dalam puisi. Dalam puisi Jindallaekkot, bunga digambarkan sebagai pelipur lara dari kesedihan si wanita karena kepergian sang kekasih sedangkan dalam puisi Sanyuhwa, bunga menjadi representasi siklus kehidupan manusia, yaitu hidup dan mati. Mengingat periode 1920-an yang ramai akan pergerakan melawan Jepang, analisis kedua puisi tersebut dapat menjadi lebih mendalam. Bunga dalam puisi di mana pun biasanya menggambarkan dan memaknakan keindahan dan rasa cinta. Bunga dalam puisi Jindallaekkot dapat menjadi sebuah representasi rasa cinta dan pengharapan akan kedamaian atas seorang saudara atau orang yang dicinta yang pergi di medan perang melawan Jepang. Sementara itu, bunga dalam puisi Sanyuhwa adalah representasi manusia yang sesuai siklus kehidupan, pasti nantinya akan menemui kematian. Kematian oleh masyarakat Korea sedikit berbeda maknanya dengan masyarakat Indonesia. Di Korea, kematian adalah suatu pencapaian ketenangan dan keterlepasan dari segala masalah dunia, sedangkan di Indonesia yang mayoritas beragama Islam, memandang kematian sebagai pintu menuju kehidupan yang lain, yaitu kehidupan akhirat yang memerlukan banyak bekal sebelumnya di dunia.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Terdapat persamaan dan perbedaan dari makna bunga dalam puisi Jindallaekkot dan Sanyuhwa. Persamaannya adalah bahwa bunga digunakan sebagai representasi rasa cinta, keindahan, dan kedamaian. Kemudian, perbedaannya adalah makna bunga di dalam puisi Jindallaekkot lebih dalam maknanya yaitu sebagai pelipur lara dan rasa cinta terhadap orang yang dicintai sedangkan dalam puisi Sanyuhwa, makna bunga lebih umum, yaitu sebagai representasi siklus kehidupan manusia dan ketenangan mencapai kematian.

3.2. Daftar Referensi

Buku
Mc Cann, David R. The Columbia Anthology of Modern Korean Poetry. New York: Columbia University Press, 2004.
So Wol, Kim. Jindallaekkot. Seoul: Miraesa, 1991.
J, Kim. Lost Love: 99 Poems by Sowol Kim. Seoul: Pan-Korea Book Corporation, 1975.

Website


 (foto Kim So Wol)

SEMOGA BERMANFAAT ^_^

Jumat, 06 Juli 2012

Kuliah Bahasa Korea Bisnis 2012 dengan Bu Maya ^_^

Assalamu'alaykum... Hallo... Apa kabar?

Mungkin posting kali ini akan sedikit membantu adik-adik SMA yang bingung mencari informasi tentang Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea di FIB UI... Setidaknya, kalian akan tahu bahwa di jurusan ini, tidak hanya belajar bahasa, tapi juga sejarah, kebudayaan, dan BISNIS! Salah satu mata kuliah bisnis selain Budaya Perusahaan Korea adalah Bahasa Korea Bisnis. Di dalam mata kuliah ini, kami belajar seluk beluk dunia bisnis dan bedanya, dengan bahasa pengantar... bahasa Korea T_T *antara amazing dan sesak napas.

Kuliah Bahasa Korea Bisnis diajar oleh Bu Maya pada Semester 6. Beliau orang Korea asli yang selain mengajar, juga berbisnis ekspor-impor begitu. Pokoknya seseorang yang amazing ^_^.

(Bu Maya sebelah kiri, 
beliau kalau datang mengajar itu cantik sekali dan menggunakan metode yang menyenangkan, 
salah satu dosen yang menginspirasi ^_^)

(Suasana di kelas... 힘들지만 정말 재미있었어요...)

(Dua foto di kelas ini adalah hasil colongan dari fb-nya Bu Maya, hehehe. 
Di kelas, beliau memang suka foto-foto begitu... Lucu, ya?)

Hasil UTS lebih satu poin dari batas remedial, hehehe, tapi hasil UAS Alhamdulillah sangat memuaskan, tapi tetep, karena UTS-nya jelek, jadi nilai akhirnya rata-rata T_T. Sebenarnya, saya kaget sendiri dapat nilai segitu, hehehe. Jadi makin percaya dengan Hadis Muslim dan Aisyah, "Ganjaranmu tergantung kadar lelahmu."

 (Gaya koreksi Bu Maya juga lucu, pakai spidol pink, hehehe. 
Oh iya, dua foto di atas juga hasil colongan di blog-nya Bu Maya, 
blog resmi kuliah Korea Bisnis maksudnya, hehehe.)

(Bu Maya adalah satu-satunya dosen yang mengaplikasikan blog sebagai sarana kuliah. 
Jadi, pengumuman nilai dan sebagainya bisa lihat di blog...
Sumpah keren (apa saya yang norak :p) Hehehe...)

(Ini logo tugas kelompok praktek membuat company profile ^_^. 
Dengan daya imajinasi super tinggi, kelompok saya membuat sebuah cafe impian para mahasiswa yang di dalamnya terdapat tempat buat tidur, hehehe...)

Sekarang, saya ikut kuliah Semester Pendek dulu karena jarang ambil mata kuliah pilihan, hehehe... Dan... Semester 7 menunggu di depan sana. SEMANGAT SITI SOLIHAH! Teman-teman yang baca juga semangat, ya! ^_^

Kamis, 14 Juni 2012

Kang Dong Won: Aa Saya yang Hilang ^_^

Assalamualaykum! Yaps, posting saya kali ini akan sedikit random. Daripada saya pusing mendengar hal-hal negatif dari lingkungan sekitar yang hanya bisa membuat sedih dan resah gelisah... hehehe. Lebih baik kita melakukan hobi yang disukai, khaaan? Yaps, karena salah satu hobi saya ini adalah nge-blog... Mari kita nge-blog dulu kalau begitu *sambil lirik ke samping: tugas membuat peta dunia tergeletak dengan manis. Yaps, kuliah itu harus dinikmati... betapapun sulitnya... betapapun pusingnya... betapapun menyakitkannya... Ayo istiqomah! Karena kita adalah manusia pilihan yang bisa kuliah di universitas terbaik pula. So, istiqomah! Sukses adalah ketika kita bisa bekerja dengan bidang yang kita sukai dan dengan pendapatan yang kita sukai pula (baca: gaji besar :p) So, tak perlu jadi dokter dulu supaya sukses! Bisa bayangkan kalau saya yang takut melihat luka sayatan/robekan/kepala hancur berlumuran darah ini jadi dokter? Juga, tak perlu jadi orang pajak dulu supaya sukses! Saya tak tertarik dengan matematika karena saya lebih suka menulis... Bisa bayangkan kalau saya jadi orang pajak? Slip pajak yang saya tulis akan berbentuk cerpen!

Hoooh.. Maaf para pembaca sekalian, hehehe. Yang di atas itu maslah pribadi, hehehe. Sekarang, kita lanjutkan pada posting kali ini. Kali ini sebenarnya hanya posting foto-foto aja, kok. Saya sangat gembira sekali beberapa hari belakangan... Kenapa?? Karena akhirnya... saya menemukan Aa saya yang hilang...  (baca: kakak dalam bahasa Sunda, saya tak mau tulis Oppa, karena entah mengapa ungkapan itu terkesan alay... semua michin yeoja ketika suka sama artis laki-laki Korea, selalu bilang Oppa, jadi saya sedikit alergi dengan kata itu, hehehe.) 

Nah, foto-fotonya sudah saya kumpulkan dari beberapa sumber dari internet dan kali ini saya memilih foto-foto Aa saya yang lucu dan 'berbeda' menurut saya, hehehe. Oh iya, hampir lupa, saya kenalkan dulu, Aa saya namanya Kang Dong Won, umurnya sekitar 31 tahun, S1 Teknik Mesin, S2 Film, sudah main sekitar 13 film dan 3 drama, seongkyeok-nya agak pemalu dan rajin berintrospeksi diri ^_^

Yaps, mulai!


(pose rambut kesetrum, hohoho~)

(pose sama Abang Kim Nam Gil yang juga punya akting bagus ^_^)

(Aa serem banget di film ini dan feel aktingnya dapet banget... karakter seorang pengkontrol pikiran adalah salah satu karakter yang saya suka di sastra maupun film ^_^)

(dua tahun Aa Kang Dong Won menghilang, eeeeeh ternyata dia lagi wamil, hehehe. pantesan gak kasih tahu saya, pasti takut nanti saya jadi sedih.... ya khaaaaan, Aa? :p)

(dalam sebuah artikel di sini, di bilang bahwa Aa jadi pemimpin di kelompoknya gitu karena sikapnya yang agresif, memang Aa saya keren banget dah. November 2012 ini dia akan selesai wamilnya, semoga tambah berani dan macho, hehehe... Ayo! 9-139! Semangat!*adikmu yang manis ini akan setia menunggumu, Aa~)

(pose charming a.k.a silow men :p)

(pose abis nyopet, takut ketahuan polisi, kkk)

(pose kabur dari rumah buat wamil seraya berkata dalam pikirannya, "Adik Sitsol yang manis, maafkan Aa... Aa gak mau Adik Sitsol yang manis sedih atas 2 tahun kepergian Aa, jadi Aa pergi diam-diam. Adik Sitsol yang manis harus mengerti bahwa wamil ini adalah kewajiban... Tenang saja, setelah semua ini berakhir, hal pertama yang akan Aa lakukan adalah mentraktir Adik Sitsol yang manis di Hokben Detos :)")

(pose Aa waktu SMA, kayak karakter laki-laki di komik Jepang ^_^)

(tanda tangan Aa kayak cacing -_____-)

(pose santai, nonton bioskop)

(pose bareng temen-temen di kamp wamil)

(pose kekurangan gizi , sekali lagi KEKURANGAN GIZI :p)

(pose bandel *btw, ini adalah film pertama yang saya nonton... dan parahnya waktu itu belum sadar ternyata yang main adalah Aa saya yang hilang... waktu itu cuma sadar, "eh? siapa tuh? kok cakep? aktingnya bagus?" kkk...)

(POSE FAVORIT SAYA, 
suatu malam, ketika ada suara grasak-grusuk di luar rumah kayak maling,
 jadi Aa diam-diam memeriksa keadaan, hehehe...)

(pose banyak ^_^)

(pose topi Joshua penyanyi anak-anak, kkk...)

(pose anak emo pake sarung, 
Aa lupa katanya, abis solat sarungnya gak ditaro lagi, hehehe...)

(pose menunggu sms dari Adik Sitsol yang manis ^_^)

(pose mirip Andy Lau)

(pose main piano, untuk menghibur Adik Sitsolnya yang manis ^_^)

(pose bandel lagi, minum sul  -____-)

(pose tangan buntung, hiii~~~ atut~~~)

(pose rambut rebonding, hehehe...)

Emang duit doang yang bisa hilang? Aa juga bisa hilang, hehehe...
Sekian posting kali ini... Semoga bisa membuat kalian tertawa ^_^
Aa saya, inspirasi saya ^_^