Tampilkan postingan dengan label PONDOK RANGGON. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PONDOK RANGGON. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 September 2015

Olahraga Bareng

Assalamualaykum!

Akhir pekan lalu, saya dan ketiga adik saya olahraga main sepeda ke Bumi Perkemahan Cibubur. Yeay! Salah satu mimpi saya! Agak lebay sih, tapi semenjak lulus SMP, sudah jarang banget bisa sepeda-an ke sana. Biasa, sebagai penduduk Pondok Ranggon yang baik, kami lewat pintu belakang hehehe. Melewati SD Harjamukti dan Al Jannah, masuk ke sebuah gang kecil dan kami disambut oleh pepohonan pinus atau cemara (?) yang berjejer rapi. Adik pertama saya (Aa Adi) menyebutnya: hutan.

Sepeda Polygon Sierra Lite model City Bike saya enggak cocok lewat jalan bebatuan. Ya… namanya juga CITY-bike. Jadi cocoknya di jalanan kota beraspal, bukan bebatuan. Sontak hutan itu berisik oleh suara sepeda saya. Tak habis-habisnya saya tertawa di situ. Hahaha. Sementara itu, Aa Adi memakai sepeda barunya, United *entah apa embel-embelnya* yang jelas itu sepeda a la sepeda gunung begitu agak mehong juga harganya. Adik kedua saya (Aa Aman) dan adik ketiga saya (Fatimah) mereka masing-masing menaiki sepeda BMX re-touch a.k.a sepeda lama hasil modifikasi, kekekek. Katanya agak berat, tapi ya, lumayan lah mereka enjoy… bisa menikmati rimbunnya pepohonan dan tenangnya danau Jambore.

Ada yang lucu saat kami bersepeda di sana. Kami melihat penggambilan gambar sinetron Pangeran which is Si Fatimah demen abis sama Ricky Harun. Seneng banget dia bisa lihat si pangeran, dewi kembang, sama mahesa yang jahatnya. Gitu lah pokok-e. Walau ada di dua lokasi berbeda. Malamnya, si Ricky Harun udah nongol aja di tipi, jadi salah satu pembaca nominee di Festifal Film Bandung, SCTV. Kocak, padahal paginya masih di Jambore. *apaahdah*

So far, kegiatan olahraga kami menyenangkan. Apalagi setelah itu, kami sarapan bubur ayam di Gang Wakil Alif. Ah! Alif! Dia nama adik dari kakek saya lho! Ah senangnya serasa terkenal jika nama kerabat jadi nama Gang dan pertigaan. Hehehe. Norak. Mungkin nanti berpuluh tahun nanti bakal ada Gang Sitsol… wuahahaha!

Hmm, kapan-kapan harus lagi sepeda-an ke Jambore. Kamu mau ikut? ^_^





Selasa, 05 Februari 2013

Asal Usul Pondok Ranggon; My Lovely Kampung

Ini sebenernya dapet dari buku pas main di Gramed, hehehe. Lumayan kaget ternyata ada yang menulis tentang sejarah nama daerah di Jakarta, salah satunya kampung saya dong... Pondok Ranggon. Huruf G-nya ada dua ya, bukan satu. Banyak yang salah tuh, huh payah...

Yuks, mari kita intip foto-fotonya ^_^




*kampung halaman kalian, bagaimana ceritanya? ^_^

Kamis, 20 September 2012

my lovely 3,7 years old sister, fatimah ^_^

Adik ketiga saya... namanya Fatimah Rahma Sabrina (*ini nama pake berantem dulu sama bapak, si bapak maunya Siti Fatimah, masa namanya Siti juga kayak saya -___-, saya maunya Fatimah Rahma, Oyot maunya Sabriah, akhirnya namanya Fatimah Rahma Sabrina deh...). Sekarang, Fatimah usianya sudah 3 tahun 7 bulan. Insya Allah semakin sehat, cerdas dan semakin solehah. Saya dan Fatimah beda 18 tahun! OMG! Percayalah... kkk... Jadi, merasa latihan jadi ibu juga karena ada Fatimah, wehehe~  : D

Entah, orang Pondok Ranggon suka gonta-ganti nama orang, contohnya adik kedua saya, Abdul Rahman Hakim, you know what dia dipanggil apa? Di rumah, dia dipanggil Vijay atau Pijay atau Ijay. Kenapa? Karena waktu bayi hidungnya besar kayak orang India -___-

Fatimah hampir saja mengalami nasib yang sama. Pipinya tembem kayak bakpao, jadi dipanggil Minul. Lho? Bukan bakpao? Tidak tahu, tuh orang-orang -___-. Karena saya sudah gede sekarang, saya langsung sewot kalau Fatimah dipanggil Minul, Janda Fatimeh, Mpet, Peti, atau apapun. Hohoho~ Akhirnya, sekarang Fatimah ya dipanggil Fatimah ^_^. Kecuali, sama Oyot masih suka dipanggil Mpet atau Peti. Maklum, dia orang Sunda, susah bilang huruf F. Hehehe...

Ini dia foto-foto terbaru Fatimah ^_^

(fatimah dan bendera >_<)

(lagi, fatimah dan bendera >_<)

(fatimah dan mukena Upin Ipin hijaunya ^_^)

(lagi, fatimah dan mukena Upin Ipin hijaunya ^_^)

(fatimah sudah rapi, mau ke TMII (*deket banget -__-) dalam rangka liburan Lebaran, kkk)

(fatimah pura-pura jadi putri impian 3C)

(fatimah gaya kacamata bapak (*fyi, bapak saya hobi ngumpulin kacamata, kkk))

(fatimah dan kacamata terbaru bapak, wohooo gede banget~)

(fatimah pertama kali main ke pantai Pasir Putih, dalam rangka liburan Lebaran juga ^_^)

(fatimah rambutnya kayak gajah mada, wkwkwk)

(fatimah was sooo happy ^_^)

(fatimah gaya dulu sebelum pulang dari pantai, hehehe (*ups, ada bapak numpang oke di belakang!))

Selasa, 04 Oktober 2011

Fatimah @ Bebestar


Fatimah gagal ikut bebestar karena belum genap usia tiga tahun, haha... Ini dia videonya oleh Adi sebagai kameramen, Sitsol sebagai sutradara dan Rahman sebagai penghibur, hihi. Oh iya, mama sebagai konsumsi~

Sabtu, 03 September 2011

Serba Serbi ULI

Assalamualaykum, Guys ^-^
Mohon maaf lahir dan batin ya...

Yap. Dalam suasana Idul Fitri, Alhamdulillah di meja makan banyak terjejer makanan-makanan. Ada yang hasil masak ibu, kue kering pemberian tetangga, ketupat pemberian saudara... *maklum, setiap Idul Fitri, keluarga saya jarang membuat ketupat, beda ya dengan mayoritas keluarga-keluarga di Indonesia? Keluarga saya juga jarang membuat opor ayam, kami lebih sering membuat rendang, hehe...

Selain rendang, makanan yang keluarga kami buat adalah ULI. Pernah mendengar? Itu loh, makanan tradisional Betawi atau Sunda yang terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa... Kali ini, saya ingin memberitahu kalian tentang cara membuat ULI!

Pertama, beras ketan putih 2 liter dicuci bersih kemudian dikukus setengah matang. Kira-kira setengah jam. Sambil menunggu, kita parut 1 buah kelapa yang telah dikerik bersih. Ingat! DIKERIK BERSIH agar uli yang dihasilkan nantinya cantik putih bersinar seputih muliara... *halah

Kedua, angkat kukusan beras ketan, campur dengan parutan kelapa. Kemudian dikukus kembali sampai matang. Kira-kira satu jam.



beras ketan fresh from kukusan ^_^

Ketiga, kita tumbuk sampai berubah bentuk menjadi adonan. Ditumbuknya memakai kayu lho... Di ujung kayunya jangan lupa lapisi plastik supaya tidak kotor ulinya. *nah lho, bingung ya cari kayu di mana? hehe.. untung saya masih punya kebon... :p  







Tidak berupa butiran beras lagi.... *mulai berubah, khaaaan?


Keempat, siapkan bungkusnya dari daun pisang yang dilapisi minyak goreng *kayu di sampingnya adl kayu penumbuk, hehe. Fresh from kebon, langsung dipahat oleh bapak saya ^_^, lihat deh bagian tengahnya.... 



Lalu masukkan ke dalam daun pisang dan lipat.

*mirip moci ukuran jumbo, wehehe



And finally, ready to serve!

Selamat mencoba dan jangan melupakan makanan tradisional kita yak ^_^