Tampilkan postingan dengan label Clean Eating. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Clean Eating. Tampilkan semua postingan

Jumat, 24 Juni 2016

Clean Eating, Surat Cinta, Tukang Bangunan dan Kekayaan Bahan Makanan di Indonesia

Assalamualaykum…

Aseek panjang banget judulnya. Harus banget nih panjang kayak kereta begitu? Hehe. Okay. Dua minggu lebih bulan Ramadhan sudah berjalan. Pola makan saya mulai kacau lagi huhuhu (nangis bombay). Di tempat kerja juga banyak kerjaan belum selesai. Jadi… pusing dan pikiran kacau dan pola makan juga kacau. Iya sih, puasa. Tapi buka puasanya enggak jelas makan apa. Sahurnya sama juga.

So… mulai Ramadhan tanggal ke-16 kemarin, saya mau berubah. Setelah nonton film Finding Dory di Plasa Cibubur sama Aa Aman dan Fatimah jam 9 malem, kami kehujanan enggak bisa pulang naik motor. Akhirnya, nunggu di… OMG! I hate to say this… jam 11 malem, kita nunggu di Mcd. Minum strawberry soda float men! Sama nungget ikan dan nyicipin sedikit ice cream cone-nya Aa Aman. 

Enggak gila gimana saya???!!! XD

Merasa berdosa setelah menyantap makanan sedemikian rupa… akhirnya saya bertobat…. Once again… BERTOBAT.

Dengan segala pengetahuan tentang clean eating, saya mulai buka puasa dan sahur dengan lebih baik. Belum 100% clean eating sih. Kemarin Aa Adi bikin somay… karena itu, lupa kalo sebelumnya harus makan buah. Eh abis makan somay malah makan nasi sama ayam angetan. Mual deh mikirinnya. Enggak dimakan kasian mama… (pinter aja cari alesan XD).

Paling bagus tadi malem sih pas sahur makannya:

-      2 sendok madu campur setengah gelas air putih
-      beberapa potongan buah pepaya
-      ¼ porsi nasi putih dengan tumis kangkung mama (yang katanya lagi enak)
-   setangkup roti panggang dengan keju mozzarella (kali ini, ajang masak coba-coba sama Aa Adi)

Sehat khaaan? Hehe.

Selain kerjaan yang bikin pusing, ada juga proyek surat cinta yang bikin pusing. Udah berminggu-minggu berhari-hari enggak selesai juga. Ah kalo ini sebenernya rahasia. Jadi, enggak bakal saya share ya ^.^

Juga, yang bikin pusing ketiga adalah suara berisik tukang bangunan yang sedang bekerja di samping kamar saya. Mereka membuat ruangan lain di rumah saya. Debu, suara alat, suara dangdutan… Ah mual lagi saya mengingatnya. 

Padahal setiap Selasa dan Kamis harusnya bisa bobo siang atau pengembangan diri dengan baca buku atau googling di hape. Nyatanya, saya malah enggak bisa melakukan apa-apa. Semoga cepat selesai.

Nah, untuk mengatur pola pikiran yang positif dan bersih kembali… sesuai kebiasaan, saya membersihkan kamar. Kali ini super membersihkan kamar. Walaupun vacuum cleaner kesayangan rusak T.T. Sekarang, pikiran saya sudah mulai fresh kembali melihat kamar yang mulai tertata lebih baik dan lebih banyak spot kosong. Berasa zen…

Mood sudah membaik membuat saya ingin melakukan hobi saya. Apa lagi selain MEMASAK! Wihuuuy! Ke sana ke mari mencari resep masakan. Saya tertarik pada ikan dan belut. Ikan dan belut yang jarang di makan sama orang Indonesia padahal lautnya luas. Saya salah satunya yang jarang makan belut. Kalau ikan ya lebih sering ya. Saya tertarik mau buat unagi panggang a.k.a belut panggang ala Jepang. Belut banyak vitamin dan nutrisi baiknya lho. Katanya, orang Jepang pun suka ambil belut dari negara kita karena kualitasnya baik.

Oh My… selama ini ternyata saya salah makan. Itu lagi itu lagi. Ayam lagi ayam lagi. Padahal ayamnya juga ayam negeri bukan ayam kampung. Ayam negeri yang katanya banyak disuntik hormon T.T Ayo kita makan hasil laut dan bahan makanan yang lebih sehat. Enggak mau kan ditempelin penyakit? Sekarang tuh usia muda udah banyak yang kena diabetes, darah tinggi, jantung, dsb. Semuanya (kata salah satu murid anak kesehatan) berasal dari pola makan yang salah. Makanya, sekarang saya mau balik bertobat untuk clean eating lagi. Biar makin sehat. Biar makin produktif. Dan juga harus ahli dalam me-manage stress. Kalo mulai stress, coba langsung buat jadwal masak, ehehehey.

Senin, 06 Juni 2016

Sakit Perut

Assalamualaykum!

Hari pertama puasa Ramadhan tahun ini terasa berbeda karena… tiba-tiba saya sakit perut di tempat kerja. Siang ini… mungkin karena sahurnya yang aneh. Ibu saya membuat ikan gurame pedas manis. Biasanya sahur suka yang plain-plain saja kayak roti dan susu kedelai. Hari ini mungkin perutnya kaget hehehe. Selama 20 menit saya rebahan di kelas yang masih sepi, Alhamdulillah sakitnya sedikit hilang.

Hari makin sore, sakitnya masih terasa. Mirip sakit datang bulan. Padahal sudah dikasih minyak angin. Entah dugaan saya benar atau tidak. Tapi sahur dengan sambal adalah ide yang buruk. Besok mau sahur pakai roti dan susu kedelai saja seperti biasa XD

Selasa, 12 April 2016

Sup Rumput Laut dengan Udang

Assalamualaykum!

APRIL! Gyaaa anjir vakum abis setelah ngeposting masalah rejeki-rejekian di bulan Februari. Gyahaha~ Baiklah. Sekarang saya mau posting hasil masakan lagi yang dari jaman dulu mau dibikin tapi enggak jadi terus.

Intinya sih mau bikin sup rumput laut yang kuahnya ringan tapi tasty dengan kaldu dari seafood, bukan kaldu daging ayam atau daging sapi. Cuman tab Asus saya kameranya kurang bagus ya. Harusnya kemaren potret pake kamera digital aja, tapi males juga ngodok-ngodok laci meja belajar. Hmm (banyak alesan XD)

Tetep, tujuan dari cooking challenge ini buat men-challenge diri sendiri dan tambah skill masak buat survival di masa modern yang banyak godaannya ini… Entah itu MSG, junkfood, fastfood, bahan makanan karsinogenik, dsb. Di sisi lain, juga buat my lovely Rayyan dan Rayyana masa depan (baca: anak-anak masa depan). Ya, buat si bapaknya juga sih. Supaya mereka semua bisa dapet asupan makanan dengan gizi yang seimbang dan sehat juga bervariasi dari makanan Indonesia, Cina, Korea, Barat, sampe India. Nah! 

Yang terakhir belom kesampean nih wisata kuliner sama sodara saya. Hehehe.
Baiklah. Sini saya share resepnya untuk membuat Sup Rumput Laut dengan Udang kali ini ya~

Bahan dan Cara Membuat:

1.  Siapkan Rumput Laut Kering 1/4 genggam, lalu rendam dalam air biasa sampai mengembang. Potong sekitar 2 atau 3 cm. Sisihkan.
(NOTE: Rumpul lautnya yang khusus untuk sup bukan untuk membuat kimbab atau sushi, apalagi buat es buah, hehe, bukan ya~ *gambarnya menyusul kemudian ^^)

2.   Cincang 1 siung bawang putih dan ½ buah bawang bombay. Tumis dengan sedikit minyak zaitun. Tumis sampai wangi.
(NOTE: Kemaren sih saya tambahkan dengan sedikit margarin juga supaya tambah wangi hehe)

3.  Masukan udang sekitar 10 ekor ukuran sedang. Tumis sampai berubah warna menjadi oranye.
(NOTE: Kepala udangnya sudah dibersihkan ya)

4.    Masukkan sekitar 3 atau 4 cangkir air. Biarkan mendidih.

5.   Masukkan rumput laut yang sudah megar a.k.a mengembang tadi. Aduk-aduk sambil tambahkan seasoning seperti Lada, Garam, dan Kecap Asin, Minyak Wijen.
(NOTE: Lada dan Garam saya masukkan kira-kira saja sesuai selera ya, Kecap Asin dan Minyak Wijen sama-sama sekitar 1 sdt. Intinya sih kalo kurang asin, ya tambahin garem, kalo keasinan ya tambahin air, dan JANGAN KEBIASAAN LANGSUNG MASUKIN BANYAK BUMBU, DIKIT-DIKIT AJA, SAMBIL DICICIPI GITU, *maaf sengaja capsclock biar diperhatiin hehe)

6.    Tunggu sampai menyatu dan mendidih lagi. Hidangkan. Seruput selagi hangat. Hmm yummy!

FYI… tahu enggak kalau rumput laut itu bagus buat kulit? Mau tahu? Searching aja sono sendiri hehe. Eh, tapi beneran. Saya baca di buku food combaining. Oia! Silakan dicoba ya resepnya!

Kebetulan, di rumah enggak ada yang suka sama wangi khas rumput laut ini, jadi yang makan saya doang. Tapi nanti Rayyan dan Rayyana harus suka. Kalo di Korea, sup kayak gini bisa divariasiin pake kerang, udang, atau irisan daging sapi. Ibu-ibu pasca melahirkan di Korea juga banyak makan ini supaya bertenaga katanya. Makanya, saat seseorang ulang tahun, mereka makan sup rumput laut sebagai ucapan terima kasih sama ibunya sekaligus ada mitos supaya rejekinya lancaaar dan liciiin kayak tekstur sup rumput laut yang dia makan. Unik ya?





Kamis, 22 Oktober 2015

Perkembangan Pola Eating Clean Minggu ke-3: Agak Kacau -___-

Assalamualaykum!

Okay. Langsung aja. Program Eating Clean yang saya lakukan sudah memasuki minggu ke-4. Minggu ke-3 lalu, agak terseok-seok karena masih beradaptasi dengan jadwal mengajar yang baru. Secara teknis, saya harus prepare apa saja yang harus saya bawa menjadi bekal sehat, jam berapa saja saya harus makan, dan berapa batas maksimal uang yang harus saya keluarkan untuk program ini disamping ada hobi lain yang berhubungan dengan beli-membeli bahan masakan, hobi memasak.

Sepertinya saya harus re-plan program Clean Eating tsb. Bukan berhenti. Tapi merencanakan ulang, program tetap berjalan, mungkin minggu lalu agak shock dengan jadwal baru, hehehe. Sip.

Selama dua minggu lalu (minggu ke-1 dan ke-2) saya mengkombinasikan setengah porsi nasi putih dan kentang rebus sebagai sumber karbohidrat. Minggu ke-3 mulai enggak jelas makannya. Nah, minggu ke-4 ini saya akan kembali dengan sadar makan makanan yang sehat dengan jadwal yang baik dan teratur. Sumber karbohidrat akan saya ganti dengan jagung rebus! Hoho! Fatimah juga suka nih. Lumayan buat sumber serat dia. *Setahu saya jagung punya sumber serat juga. Bosen makan kentang terus. Hihi. Kepikiran juga buat ngemil pisang. Sepertinya akan begini jadwal saya pada minggu ke-3 *sambil learning by doing, jadwal agaimana yang cocok buat tubuh saya, hehe :

-      Hari Libur makan nasi setengah porsi dengan lauk pauk rumahan untuk menstimulasi otak agar bahagia J Plus Air Kelapa dan buah kelapanya juga. Selain bagus buat pencernaan, air kelapa kan bisa jadi penetralisir racun dalam tubuh dan membuat chantiq kulit kita hehe;
-      Hari Kerja makan jagung rebus sebagai sumber karbohidrat dengan camilan buah-buahan;
-      Hari Kerja Spesial Jumat makan di luar tempat ngajar yeay! sebagai penghilang badmood dan pemecah rasa bosan dengan mencicipi makanan baru setiap Jumat J.

Waktu minggu ke-1 dan ke-2 saja… kerasa beda lho ketika menjalankan program Clean Eating ini perut saya mulai berkurang begahnya. Alhamdulillah. Maka, dengan jadwal baru ini. Seperti apa ya jadinya? Kita tunggu saja! Oke. Satu lagi, saya kemarin lebih terpaku pada makanan pendamping karbohidrat. Harus lebih sehat. Sekarang, saya mau kembali pada healthy mixed smoothies. Secara waktu agak kurang untuk tumas tumis kalo enggak liburan mah. Serat dan mineral harus tetep ada asupannya kan. Sipp. Okeh.

Jadi… AYO SEMANGAT! CLEAN EATING!




Rabu, 14 Oktober 2015

Clean Eating dan Idul Adha 2015

Assalamualaykum!

Akhir-akhir ini, ya selama dua minggu terakhir, saya mencoba Program Clean Eating. Kali ini, dalam minggu pertama, saya mencoba mengurangi porsi nasi putih setiap makan. Minggu kedua, saya coba mengganti nasi putih dengan kentang rebus. Kali ini masih belajar sehingga dalam 3x makan sehari, saya 2x menggunakan kentang dan 1x masih dengan nasi putih setengah porsi.

Kenapa begitu? Karena saya enggak ingin pikiran dan tubuh saya kaget dengan kebiasaan baru ini. Jadi, ya sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Dua minggu ini saya masih makan mie, kudapan chips ber-MSG, dsb yang masih dalam takaran wajar. Sekali lagi, biar pikiran (mental) dan tubuh enggak kaget. Ngomong-ngomong, kentang itu sumber karbohidrat yang lebih baik dibandingkan nasi putih. Gugling deh. Penderita Diabetes aja beneran musuhan sama nasi putih karena kandungan gulanya banyak! Alasan lain kenapa saya melakukan clean eating adalah ada lemak berlebih di suatu tempat dan berat badan saya yang 3 kg lebih berat dibandingkan berat badan ideal saya. Tapi, alasan utama tetap DEMI MENJAGA KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS. Secara, investasi dalam sisi kesehatan itu penting banget kan! Enggak mau kan pas muda foya-foya makan sembarangan, trus pas tua banyak penyakitnya??? Hayooo… Ogah dong? #stayhealtystaycool

Liburan Idul Adha 2015 yang lalu, saya menyempatkan diri untuk mengolah daging sapi dan kambing qurban menjadi sesuatu yang berbeda. Niatnya sih begitu. Ya dan hasilnya lumayan di luar dugaan, hehehe. Untuk daging qurban, biasanya orang Indonesia memasaknya dengan cara dibuat gulai atau disate. Kali itu, saya ingin sekali membuat tumisan lada hitam. Maka, saya cari resepnya dan mendapatkan resep yang lumayan mudah dan simpel. Daging Sapi Lada Hitam dan Daging Kambing Lada Hitam. Walaupun keduanya lada hitam, tapi ada kekhasan sendiri dengan tekstur si daging sapi maupun kambing sehingga membuat perlakuan kita berbeda terhadap si daging. Misalnya daging kembing jangan dicuci, tapi rendam saja dengan parutan nanas biar empuk. Sementara daging sapi lebih fleksibel. Berbicara tentang per-daging-an, ingat untuk memotong daging enggak searah dengan seratnya agar lebih mudah ketika dimakan, ya!

Kesalahan saya kali itu adalah karena enggak ada nanas, maka saya bereksperimen merendam daging kambing dengan air jeruk nipis. Enggak hanya itu, saya mendiamkannya di kulkas bersama dalam jangka waktu lumayan lama. Alhasil, tekstur daging kambingnya empuk sih, tapi rasa daging kambingnya malah hilang dan cenderung asam. Akhirnya, dengan berat hati, saya mengaku gagal memasak resep Daging Kambing Lada Hitam tsb karena jadinya malah Asam Gurih Daging Kambing atau bahkan Tomyam Daging Kambing, hehehe. Lain kali, jangan pernah merendam terlalu lama, hanya sampai bau amisnya hilang saja!

Kalau resep yang kedua, Daging Sapi Lada Hitam… wah ini sukses! Dalam waktu singkat langsung habis begitu saja. Ludes. Tapi ada yang masih kurang menurut saya, kurang berminyak. Entah karena apa, sebelum memasak, yang ada di pikiran saya itu tumisannya agak berminyak. Tapi jadinya sebaliknya. Enggak kering juga. Enak. Tapi masih ada yang kurang. Hmmm *sokperfeksionis* *ehtapiemangperfeksionisorangnya*

Baiklah. Ini dia penampakannya ^^. Kamu coba juga ya di rumah ^^ Ingat-ingat, hindari pemakaian MSG ya!


Sapi Lada Hitam

Kambing Lada Hitam yang berubah jadi Asam Gurih Kambing :p
Ini resepnya: sapi dan kambing