Rabu, 14 Oktober 2015

Clean Eating dan Idul Adha 2015

Assalamualaykum!

Akhir-akhir ini, ya selama dua minggu terakhir, saya mencoba Program Clean Eating. Kali ini, dalam minggu pertama, saya mencoba mengurangi porsi nasi putih setiap makan. Minggu kedua, saya coba mengganti nasi putih dengan kentang rebus. Kali ini masih belajar sehingga dalam 3x makan sehari, saya 2x menggunakan kentang dan 1x masih dengan nasi putih setengah porsi.

Kenapa begitu? Karena saya enggak ingin pikiran dan tubuh saya kaget dengan kebiasaan baru ini. Jadi, ya sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Dua minggu ini saya masih makan mie, kudapan chips ber-MSG, dsb yang masih dalam takaran wajar. Sekali lagi, biar pikiran (mental) dan tubuh enggak kaget. Ngomong-ngomong, kentang itu sumber karbohidrat yang lebih baik dibandingkan nasi putih. Gugling deh. Penderita Diabetes aja beneran musuhan sama nasi putih karena kandungan gulanya banyak! Alasan lain kenapa saya melakukan clean eating adalah ada lemak berlebih di suatu tempat dan berat badan saya yang 3 kg lebih berat dibandingkan berat badan ideal saya. Tapi, alasan utama tetap DEMI MENJAGA KESEHATAN DAN PRODUKTIVITAS. Secara, investasi dalam sisi kesehatan itu penting banget kan! Enggak mau kan pas muda foya-foya makan sembarangan, trus pas tua banyak penyakitnya??? Hayooo… Ogah dong? #stayhealtystaycool

Liburan Idul Adha 2015 yang lalu, saya menyempatkan diri untuk mengolah daging sapi dan kambing qurban menjadi sesuatu yang berbeda. Niatnya sih begitu. Ya dan hasilnya lumayan di luar dugaan, hehehe. Untuk daging qurban, biasanya orang Indonesia memasaknya dengan cara dibuat gulai atau disate. Kali itu, saya ingin sekali membuat tumisan lada hitam. Maka, saya cari resepnya dan mendapatkan resep yang lumayan mudah dan simpel. Daging Sapi Lada Hitam dan Daging Kambing Lada Hitam. Walaupun keduanya lada hitam, tapi ada kekhasan sendiri dengan tekstur si daging sapi maupun kambing sehingga membuat perlakuan kita berbeda terhadap si daging. Misalnya daging kembing jangan dicuci, tapi rendam saja dengan parutan nanas biar empuk. Sementara daging sapi lebih fleksibel. Berbicara tentang per-daging-an, ingat untuk memotong daging enggak searah dengan seratnya agar lebih mudah ketika dimakan, ya!

Kesalahan saya kali itu adalah karena enggak ada nanas, maka saya bereksperimen merendam daging kambing dengan air jeruk nipis. Enggak hanya itu, saya mendiamkannya di kulkas bersama dalam jangka waktu lumayan lama. Alhasil, tekstur daging kambingnya empuk sih, tapi rasa daging kambingnya malah hilang dan cenderung asam. Akhirnya, dengan berat hati, saya mengaku gagal memasak resep Daging Kambing Lada Hitam tsb karena jadinya malah Asam Gurih Daging Kambing atau bahkan Tomyam Daging Kambing, hehehe. Lain kali, jangan pernah merendam terlalu lama, hanya sampai bau amisnya hilang saja!

Kalau resep yang kedua, Daging Sapi Lada Hitam… wah ini sukses! Dalam waktu singkat langsung habis begitu saja. Ludes. Tapi ada yang masih kurang menurut saya, kurang berminyak. Entah karena apa, sebelum memasak, yang ada di pikiran saya itu tumisannya agak berminyak. Tapi jadinya sebaliknya. Enggak kering juga. Enak. Tapi masih ada yang kurang. Hmmm *sokperfeksionis* *ehtapiemangperfeksionisorangnya*

Baiklah. Ini dia penampakannya ^^. Kamu coba juga ya di rumah ^^ Ingat-ingat, hindari pemakaian MSG ya!


Sapi Lada Hitam

Kambing Lada Hitam yang berubah jadi Asam Gurih Kambing :p
Ini resepnya: sapi dan kambing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar