Senin, 10 Oktober 2016

Eksistensi Diri dan Bentuk Pengabdian Diri

Assalamualaykum!

Futur. Satu kata ini sangat sederhana, namun berdampak begitu durjana. Bagi kita, bagi manusia. Setiap diri pasti pernah merasa futur sehingga menyebabkan kadar keberimanan kita turun (tidak termasuk para nabi, sahabat nabi, wali, dan ulama yang Allah kehendaki). Sungguh celaka dampaknya! Yang biasa tilawah satu juz jadi hanya setengah juz. Yang biasa setengah juz jadi hanya dua lembar. Yang biasa dua lembar jadi lupa membaca Al Quran. Padahal, salah satu obat hati agar senantiasa lembut dan jernih adalah dengan membaca Al Quran serta berusaha pahami maknanya.

Pun manusia yang menuliskan tulisan ini sesungguhnya amat sering merasa futur. It's normal. But too dangerous to keep it too long. Pernah merasa tak bergairah saat beribadah? Saat akan solat misalnya? Saya sering. Terkadang merasa kegiatan solat itu seperti rutinitas yang membosankan. Parah sekali, ya? Padahal tujuan Allah menciptakan diri kita untuk beribadah, lho. Seperti yang sudah kita pahami. Beribadah banyak macamnya. Ada yang bentuknya vertikal langsung kepada Allah, seperti solat dan puasa. Ada pula yang horizontal misalnya zakat dan berbakti kepada orang tua. Ujungnya memang kepada Allah juga. Namun, harus melewati mahluk Allah dulu.

Dari Allah untuk Allah. Eksistensi atau keberadaan diri kita semata-mata karena Allah sekaligus untuk Allah. Maka, jika ibadah dipandang sebagai rutinitas belaka... bukankah itu sama saja dengan durhaka? Ibadah adalah bentuk pengabdian diri yang paling utama. Dan turunan dari variasi ibadahnya banyak. Seperti yang sudah dibahas tadi. Bahkan, tersenyum kepada saudara juga termasuk ibadah. Membaca basmalah sebelum makan juga ibadah. Menahan diri dari melakukan hal yang buruk juga ibadah. Bayangkan betapa indahnya jika keseharian kita semua bernilai ibadah. Tak hanya saat ibadah wajib seperti solat. Bayangkan jika setiap desah nafas dan derap langkah kita dihitung ibadah. Hanya kepada Pencipta diri mengabdi. Bukan manusia. Bukan mahluk lainnya.

Senang rasanya jika hati kembali lembut. Ketika Allah kembali menyambut. Tak ada yang paling menyenangkan selain pelukan dari Allah lewat perasaan tenang selepas beribadah atau perasaan nyaman selepas memutuskan suatu perkara yang sebelumnya menyertakan Allah. Ketenangan hati. Tanda dari futurnya sang futur.

*semoga menginspirasi :)

Minggu, 09 Oktober 2016

Stop Jadi Orang Munafik Adalah Pilihan Terbaik!


Berhenti menyalahkan apapun dan siapapun merupakan pilihan terbaik. Sadar akan kesalahan dan kembalilah menjadi orang yang baik juga merupakan pilihan terbaik. Melalaikan Tuhan adalah sebuah kejahatan teredan! Tuhan bisa melakukan apapun kepada diri ini. Hal terseram yang tak pernah sedikitpun terbersit dalam pikiran. Berhenti menjadi lilin yang menerangi sekitar, namun melelehkan diri sendiri. Berhenti sibuk melakukan pencitraan di dunia maya. Berhenti adalah pilihan terbaik. 

Lakukan apa-apa yang menjadi impian di masa lalu dan masa kini. Lakukan dengan fokus, ikhlas, dan taqwa tanpa batas. Lakukan adalah pilihan terbaik.

Menangkan semua ujian-Nya! Tuhan akan mendukung selama diri ini bertahan di jalur yang benar. Menangkan iman di atas nafsu yang membara. Menangkan iman dan tendang saja para pembisik hina yang sudah Tuhan usir dari Surga. Abaikan mereka. Sesungguhnya mereka adalah musuh yang nyata. Dan dirimu begitu terlalu mulia untuk mempercayai kaum mereka. Menangkan dan jangan sampai diri menyesal. Menangkan dengan iman. Menangkan adalah pilihan terbaik.


Kamis, 25 Agustus 2016

Rejeki Anak Solehah: Konser Maher Zain “One” 2016

Assalamualaykum, semuanya~ Ketemu sama saya lagi~ Sitsol yang paling kece, hohoho. Apa kabar hari ini? Wah kalau saya, akhir-akhir ini lagi sibuk banget sama yang namanya… masuk angin. Hehehe. Mungkin saya lelah #tsah #abaikan.

Okay, hari ini saya mau share pengalaman nonton konser Maher Zain. Konsernya di Indonesia digelar di beberapa kota besar. Salah satunya, ya pasti ibukota tercintah kitah, Jekardah ~ (*ceritanya dialek British, jayus ya? biarin weeek :p)

Beberapa bulan sebelumnya, sebenarnya saya sudah tahu, lihat dari facebook dan instagram. Wah saya langsung semangat buat kontak beberapa teman kuliah dulu. Siapa tahu mereka bisa ikutan. Saya pingin banget ikutan. Butuh refreshing. Setelah kontak sana kontak sini, mereka bilang, mereka enggak bisa karena jadwal dan lain hal. Huhuhu. Sedih. Pun saya sebenarnya weekend pasti akan ada Kelas EPS TOPIK di kantor. And itu adalah reality. Hiks.

Akhirnya, saya ikhlas melupakan Maher. Soalnya dia udah punya istri dan anak. Gyaaa, ngaconya kumat! Eh bukan ya. Saya bukan perusak rumah tangga orang lain kok. Hihihi. Enggak kok, lagipula saya enggak begitu nge-fans sama Maher Zain actually. Dia kan botak. Saya enggak suka cowok botak.

Walaupun saya enggak suka sama kepalanya Maher, tapi saya suka sama beberapa lagunya. Misalnya yang judulnya "Barakallah", "Number One", "Ya Nabi", dan "Ramadhan". Selain itu, saya juga suka sama lagunya temen-temennya Maher Zain, kayak Harris J dan Raef. Mereka semua satu tipe. Musisi muslim dari barat. Harris J dulu pernah ke Jakarta juga. Senayan juga dalam rangka acara bookfair kalo enggak salah. Tapi saya lagi-lagi enggak bisa datang. Ya ampun, setelah saya lihat di youtube suaranya Justin Bieber abis. Malah lebih bagus. Dan dia baca Al Qurannya bagus banget!

Okay. Fokus balik lagi ke perjalanan saya ke Konser Maher Zain 2016. Alhamdulillah saya dapat rejeki anak solehah. Awalnya kan saya udah ikhlas aja enggak bisa ikutan. Mungkin belum rejeki. Lagipula yang namanya rejeki itu enggak bisa tertukar. Berdasarkan hal itu, saya selalu yakin atas semua ketetapan Allah terhadap saya. Lha, kenapa tiba-tiba jadi serius ya? hehehe. Padahal postingan kali ini maunya santai XD.

Konser ini diselenggarakan di Basket Hall Senayan pas malem minggu. Waktu hari H konser… paginya, jam 10-an, salah satu temen kuliah saya, Jeki, nge-chat dan nawarin tiket. Saya langsung kaget dan panic at the disco. Kira-kira begini chat-nya. Si Jeki ini asli Tegal, dia kalo ngomong pasti aku-kamu-an. Dan saya orang Betawi jadi gue-elo-an. Hehehe.

“Lho, kok lo tiba-tiba nonton, Jek? Sama siapa aja nontonnya?”

“Iya, kakakku sama adikku juga, tapi abis nonton aku langsung pulang ke Cilegon (tempat kerjanya). Ini aku ada tiket satu lagi enggak kepake, kalo kamu mau.”

“Gyaaa mauuu~ Wooo… katanya waktu itu enggak mau ikut…,”

“Iya, hehehe. Mau enggak nih? Kalo beneran mau, aku kasih kamu Sol tiketnya. Bayar Rp. XXX aja. Aslinya Rp. YYY lho.”

“Beneran mauuu. Eh tapi gue kasih tau ibu sama adek dulu ya di rumah. Soalnya plan awalnya itu abis ngajarnya dicepetin hari ini, gue mau ke Erha Depok sama adek. Mau konsultasi hehe. Udah breakout muka gue Jek.”

“Aseeek. Yaudah. Kalo mau bareng, aku sama kakak adikku berangkat dari Stasiun UI jam 13.30 kita harus ngurusin tiket dulu soalnya. Atau kamu bisa pergi nyusul abis ngajar.”

“Okay. Abis ashar, gue langsung caw aja. Ketemuan ya di sana!”

Senangnya! Saya naik gojek as always. Tapi ternyata saya nyasar. Gyaaa…. Awalnya saya kira tempatnya itu di Tennis Indoor, ternyata di Basket Hall. And kalian tahu, saya malah sampe di Stadion Utama. Dan saya enggak bisa baca peta di google maps share location-nya Jeki. Ya ampun. Kacau abis. Setelah mutar-muter hampir 1 jam, saya menemukan si Basket Hall. Ketemu Jeki langsung pundung.

“Jek, lo harus tahu perjuangan gue ke sini. Hiks.”

“Ya ampun, Sol. Iya-iya. Ayuk gabung sama yang lain.”

Di sana saya kenalan sama temen-temennya kakaknya Jeki. Kita langsung klop karena ternyata kita semua bukan fans fanatiknya Maher Zain. Kita ke situ buat refreshing aja. Hahahaha.

Oia, kami semua duduk di tribun sebelah kiri panggung. Spotnya lumayan bagus. Konser dibuka sama band yang saya enggak suka, The Masive. Hadeh. Kenapa harus mereka? Dari semua lagu pembuka, saya ikutan nyanyi lagu nasionalnya aja. Indoneeesia tanah air beeeta pusakaaa abadi nan jayaaa~ Ngepas sama momen 17an sih, jadi cocok.

Overall konsernya Maher Zain bagus. Tapi saya banyak enggak tahu lagu-lagu barunya. Dan yang bikin lucu, Mbak X (saya lupa namanya, salah satu temennya kakaknya Jeki) dia juga bisik-bisik enggak tahu beberapa lagu. Hahaha. Saya nonton sambil makan malam, minum susu coklat Ultra sama Sariroti tawar. Si Mbak X juga ikutan ngemilin roti saya. Hehehe.

Di tengah konser, hujan turun deras. Saya panik, minta dijemput adik saya di rumah dengan iming-iming traktiran pizza di hari Minggu. Saya disuruh ke pintu gerbang TVRI yang saya enggak tahu di mana. Intinya terus kami miskom. Adik saya marah. Saya diem-diem judes laper. Katanya kalau lewat jalan situ bisa lebih cepat dan enggak macet. Saya bodo amat. Saya udah capek muterin Stadion Utama tadi sore. Saya pulang dengan rasa lapar dan kesal. Hiks.

Tapi, pengalaman kali ini mengajarkan saya beberapa hal. Pertama, Allah melindungi saya dari awal pergi sampai pulang walaupun perasaannya campur aduk senang, lelah, kesal dan lapar. Intinya kan saya jadi bisa nonton live Maher Zain. Hehehe. It’s okay. Selama kita enggak berputus dari rahmat Allah, semua akan ada jalannya. Dan yang kedua, saya harus belajar untuk lebih bersabar. Di situ, saya pergi sendirian, saya paling enggak suka pergi sendirian ke tempat yang asing. Saya udah lamaaa banget enggak ke Senayan. Saya jadi lupa jalannya. Pak Gojeknya juga lupa. Nyasar deh kan. Hahaha. Jadi, saya harus belajar bersabar dan belajar baca peta :p


Udah ah, kepanjangan nih postingan kali ini. Sekian. Pengalaman kali ini enggak bakal terlupakan, sih. Hohoho. #tetapsemangat

Dan ini dokumentasinya...

Stadion Utama

Spot datang dan pergi di Stadion. Genap sekali putar Stadion Utama. Lelah Hayati, Bang~

Akhirnya tanya jalan sama pedagang dan tukang parkir

Finally, setelah tanya ke pedagang, tukang parkir, dan akhirnya ketemu sama Pak Satpam.
Pak Satpam mengarahkan ke jalan ini.

AKHIRNYA SAMPE HOHOHO!

Yeay yeay yeay. Open the gate~

Spot tribun kiri panggung ^.^


Jumat, 24 Juni 2016

Clean Eating, Surat Cinta, Tukang Bangunan dan Kekayaan Bahan Makanan di Indonesia

Assalamualaykum…

Aseek panjang banget judulnya. Harus banget nih panjang kayak kereta begitu? Hehe. Okay. Dua minggu lebih bulan Ramadhan sudah berjalan. Pola makan saya mulai kacau lagi huhuhu (nangis bombay). Di tempat kerja juga banyak kerjaan belum selesai. Jadi… pusing dan pikiran kacau dan pola makan juga kacau. Iya sih, puasa. Tapi buka puasanya enggak jelas makan apa. Sahurnya sama juga.

So… mulai Ramadhan tanggal ke-16 kemarin, saya mau berubah. Setelah nonton film Finding Dory di Plasa Cibubur sama Aa Aman dan Fatimah jam 9 malem, kami kehujanan enggak bisa pulang naik motor. Akhirnya, nunggu di… OMG! I hate to say this… jam 11 malem, kita nunggu di Mcd. Minum strawberry soda float men! Sama nungget ikan dan nyicipin sedikit ice cream cone-nya Aa Aman. 

Enggak gila gimana saya???!!! XD

Merasa berdosa setelah menyantap makanan sedemikian rupa… akhirnya saya bertobat…. Once again… BERTOBAT.

Dengan segala pengetahuan tentang clean eating, saya mulai buka puasa dan sahur dengan lebih baik. Belum 100% clean eating sih. Kemarin Aa Adi bikin somay… karena itu, lupa kalo sebelumnya harus makan buah. Eh abis makan somay malah makan nasi sama ayam angetan. Mual deh mikirinnya. Enggak dimakan kasian mama… (pinter aja cari alesan XD).

Paling bagus tadi malem sih pas sahur makannya:

-      2 sendok madu campur setengah gelas air putih
-      beberapa potongan buah pepaya
-      ¼ porsi nasi putih dengan tumis kangkung mama (yang katanya lagi enak)
-   setangkup roti panggang dengan keju mozzarella (kali ini, ajang masak coba-coba sama Aa Adi)

Sehat khaaan? Hehe.

Selain kerjaan yang bikin pusing, ada juga proyek surat cinta yang bikin pusing. Udah berminggu-minggu berhari-hari enggak selesai juga. Ah kalo ini sebenernya rahasia. Jadi, enggak bakal saya share ya ^.^

Juga, yang bikin pusing ketiga adalah suara berisik tukang bangunan yang sedang bekerja di samping kamar saya. Mereka membuat ruangan lain di rumah saya. Debu, suara alat, suara dangdutan… Ah mual lagi saya mengingatnya. 

Padahal setiap Selasa dan Kamis harusnya bisa bobo siang atau pengembangan diri dengan baca buku atau googling di hape. Nyatanya, saya malah enggak bisa melakukan apa-apa. Semoga cepat selesai.

Nah, untuk mengatur pola pikiran yang positif dan bersih kembali… sesuai kebiasaan, saya membersihkan kamar. Kali ini super membersihkan kamar. Walaupun vacuum cleaner kesayangan rusak T.T. Sekarang, pikiran saya sudah mulai fresh kembali melihat kamar yang mulai tertata lebih baik dan lebih banyak spot kosong. Berasa zen…

Mood sudah membaik membuat saya ingin melakukan hobi saya. Apa lagi selain MEMASAK! Wihuuuy! Ke sana ke mari mencari resep masakan. Saya tertarik pada ikan dan belut. Ikan dan belut yang jarang di makan sama orang Indonesia padahal lautnya luas. Saya salah satunya yang jarang makan belut. Kalau ikan ya lebih sering ya. Saya tertarik mau buat unagi panggang a.k.a belut panggang ala Jepang. Belut banyak vitamin dan nutrisi baiknya lho. Katanya, orang Jepang pun suka ambil belut dari negara kita karena kualitasnya baik.

Oh My… selama ini ternyata saya salah makan. Itu lagi itu lagi. Ayam lagi ayam lagi. Padahal ayamnya juga ayam negeri bukan ayam kampung. Ayam negeri yang katanya banyak disuntik hormon T.T Ayo kita makan hasil laut dan bahan makanan yang lebih sehat. Enggak mau kan ditempelin penyakit? Sekarang tuh usia muda udah banyak yang kena diabetes, darah tinggi, jantung, dsb. Semuanya (kata salah satu murid anak kesehatan) berasal dari pola makan yang salah. Makanya, sekarang saya mau balik bertobat untuk clean eating lagi. Biar makin sehat. Biar makin produktif. Dan juga harus ahli dalam me-manage stress. Kalo mulai stress, coba langsung buat jadwal masak, ehehehey.

Senin, 06 Juni 2016

Sakit Perut

Assalamualaykum!

Hari pertama puasa Ramadhan tahun ini terasa berbeda karena… tiba-tiba saya sakit perut di tempat kerja. Siang ini… mungkin karena sahurnya yang aneh. Ibu saya membuat ikan gurame pedas manis. Biasanya sahur suka yang plain-plain saja kayak roti dan susu kedelai. Hari ini mungkin perutnya kaget hehehe. Selama 20 menit saya rebahan di kelas yang masih sepi, Alhamdulillah sakitnya sedikit hilang.

Hari makin sore, sakitnya masih terasa. Mirip sakit datang bulan. Padahal sudah dikasih minyak angin. Entah dugaan saya benar atau tidak. Tapi sahur dengan sambal adalah ide yang buruk. Besok mau sahur pakai roti dan susu kedelai saja seperti biasa XD

Selasa, 31 Mei 2016

Muhammad Fatih Fatahillah ^_^

Assalamualaykum!

1 tahun 4 bulan yang lalu niat posting-an ini sudah ada. Namun baru sekarang terealisasi, hehehe. This is my lovely little brother, Fatih ^.^
Dari hari kelahirannya sampai sekarang usianya 1 tahun 4 bulan… our lovely Fatih will be the cuttiest little brother ever hohoho… And behind him there’re four sisters and brothers as his guardians.
Semoga Allah selalu melindungi Fatih, aamiin…

















*foto diambil dari berbagai sumber medsos, hehehe...

Now I Don’t Hate People



Assalamualaykum!

Saya sadar saya sedang merasa iri. Saya akhirnya sadar. Ada satu bagian di dalam hati dan otak saya begitu benci. Begitu merasa benci atas apa yang dia lakukan. Ingin berkata kepadanya “Hei! Kamu siapa? Berani melakukan itu? Kamu bahkan bukan seorang expert…” dan ingin sekali berteriak “I HATE YOU!”

But later on… I hate my self already.

Ke-iri-hati-an ini membuat saya benci kepada orang itu. Namun, rasa benci itu membisikkan sesuatu yang tidak biasa. Dia diam-diam mengeluarkan kata-kata tipis tapi tajam, kecil tapi jarum… “Kamu enggak pernah benci sama orang itu. Yang kamu benci adalah diri kamu sendiri. Diri kamu yang belum pernah berhasil membuat sesuatu seperti dia.”

Rasa benci ini tahu bahwa dari dulu, saya ingin melakukan hal itu. Hal yang sama yang sedang dilakukan orang itu.

Bukan. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Saya tidak sedang membicarakan pernikahan. Bukan. Now it's all about my passion.

Ke-benci-an

Ke-iri-hati-an

Saya sadar itu normal. Tapi, untuk membawanya sehari-hari… saya rasa tidak perlu. Hanya akan membebani dan tak memberikan solusi. Setelah ini, yang harus dilakukan adalah menjawab setiap pertanyaan, menghapus setiap pernyataan, membersihkan setiap kotoran, dan merasakan setiap sentuhan Tuhan.

Ke-jujur-an

Terhadap diri sendiri bahwa saya mengerti orang lain punya alasan mengapa mereka melakukan apa dan itu semua di luar kewenangan saya. Semoga Allah tetap memberikan hidayahnya semacam ini. Memberikan kesadaran kepada saya bahwa saya sadar ini salah. Saya sadar perasaan ini tidak baik. Dan sekarang disadarkan bahwa jujurlah kepada diri sendiri.

Terima-lah

Ber-damai-lah

Now I don’t hate people






Selasa, 12 April 2016

Sup Rumput Laut dengan Udang

Assalamualaykum!

APRIL! Gyaaa anjir vakum abis setelah ngeposting masalah rejeki-rejekian di bulan Februari. Gyahaha~ Baiklah. Sekarang saya mau posting hasil masakan lagi yang dari jaman dulu mau dibikin tapi enggak jadi terus.

Intinya sih mau bikin sup rumput laut yang kuahnya ringan tapi tasty dengan kaldu dari seafood, bukan kaldu daging ayam atau daging sapi. Cuman tab Asus saya kameranya kurang bagus ya. Harusnya kemaren potret pake kamera digital aja, tapi males juga ngodok-ngodok laci meja belajar. Hmm (banyak alesan XD)

Tetep, tujuan dari cooking challenge ini buat men-challenge diri sendiri dan tambah skill masak buat survival di masa modern yang banyak godaannya ini… Entah itu MSG, junkfood, fastfood, bahan makanan karsinogenik, dsb. Di sisi lain, juga buat my lovely Rayyan dan Rayyana masa depan (baca: anak-anak masa depan). Ya, buat si bapaknya juga sih. Supaya mereka semua bisa dapet asupan makanan dengan gizi yang seimbang dan sehat juga bervariasi dari makanan Indonesia, Cina, Korea, Barat, sampe India. Nah! 

Yang terakhir belom kesampean nih wisata kuliner sama sodara saya. Hehehe.
Baiklah. Sini saya share resepnya untuk membuat Sup Rumput Laut dengan Udang kali ini ya~

Bahan dan Cara Membuat:

1.  Siapkan Rumput Laut Kering 1/4 genggam, lalu rendam dalam air biasa sampai mengembang. Potong sekitar 2 atau 3 cm. Sisihkan.
(NOTE: Rumpul lautnya yang khusus untuk sup bukan untuk membuat kimbab atau sushi, apalagi buat es buah, hehe, bukan ya~ *gambarnya menyusul kemudian ^^)

2.   Cincang 1 siung bawang putih dan ½ buah bawang bombay. Tumis dengan sedikit minyak zaitun. Tumis sampai wangi.
(NOTE: Kemaren sih saya tambahkan dengan sedikit margarin juga supaya tambah wangi hehe)

3.  Masukan udang sekitar 10 ekor ukuran sedang. Tumis sampai berubah warna menjadi oranye.
(NOTE: Kepala udangnya sudah dibersihkan ya)

4.    Masukkan sekitar 3 atau 4 cangkir air. Biarkan mendidih.

5.   Masukkan rumput laut yang sudah megar a.k.a mengembang tadi. Aduk-aduk sambil tambahkan seasoning seperti Lada, Garam, dan Kecap Asin, Minyak Wijen.
(NOTE: Lada dan Garam saya masukkan kira-kira saja sesuai selera ya, Kecap Asin dan Minyak Wijen sama-sama sekitar 1 sdt. Intinya sih kalo kurang asin, ya tambahin garem, kalo keasinan ya tambahin air, dan JANGAN KEBIASAAN LANGSUNG MASUKIN BANYAK BUMBU, DIKIT-DIKIT AJA, SAMBIL DICICIPI GITU, *maaf sengaja capsclock biar diperhatiin hehe)

6.    Tunggu sampai menyatu dan mendidih lagi. Hidangkan. Seruput selagi hangat. Hmm yummy!

FYI… tahu enggak kalau rumput laut itu bagus buat kulit? Mau tahu? Searching aja sono sendiri hehe. Eh, tapi beneran. Saya baca di buku food combaining. Oia! Silakan dicoba ya resepnya!

Kebetulan, di rumah enggak ada yang suka sama wangi khas rumput laut ini, jadi yang makan saya doang. Tapi nanti Rayyan dan Rayyana harus suka. Kalo di Korea, sup kayak gini bisa divariasiin pake kerang, udang, atau irisan daging sapi. Ibu-ibu pasca melahirkan di Korea juga banyak makan ini supaya bertenaga katanya. Makanya, saat seseorang ulang tahun, mereka makan sup rumput laut sebagai ucapan terima kasih sama ibunya sekaligus ada mitos supaya rejekinya lancaaar dan liciiin kayak tekstur sup rumput laut yang dia makan. Unik ya?





Rabu, 10 Februari 2016

Rezeki itu tak akan pernah bisa tertukar

Assalamualaykum!

Huwaa apa kabar para pembaca setia blog ini (emang ada ya?) Akhirnya setelah badai menghadang… ingatlah ku kan slalu setia… menjagamu #adaband #lhomalahnyanyi XD

Akhirnya… setelah beberapa waktu membuat timeline untuk program baru di kantor, kini udah lumayan punya waktu lagi buat kembali melakukan hobi blogging kesayangan ^^ Baiklah. Apa ya yang kali ini mau saya share? Bagaimana kalau tentang rezeki? Kebetulan gaji juga baru naik. Hahaha. Alhamdulillah.

Ada sebuah diskusi panjang suatu malam dengan seorang sahabat. Dia mau nikah tahun depan. Sebelum itu, dia banyak cerita tentang perjuangannya menemukan si calon istri yang ternyata adalah sahabat saya juga. Mereka berdua enggak saya sangka lho sebelumnya karena si sahabat cowok ini sebelumnya punya pacar 4 tahun lamanya. Di pikiran saya, udah fiks aja mereka. Ternyata kata Allah bukan rezekinya. Tapi sosok sahabat barunya adalah rezeki buatnya.

Kata pepatah lama… Pacaran lama enggak menjamin bakalan nikah sama-sama, tapi yang baru ketemu itungan hari tiba-tiba jadi suami-istri. Pepatah apaan ya? Iya, saya ngarang aja. Abis sering denger quote begitu wehehe #ngumpet

Ada orang yang dalam proses pencarian jati dirinya dan atau pencarian jodohnya harus terjatuh dulu. Kadar terjatuhnya pun pada setiap orang akan berbeda. Ada yang jatuh ke jurang. Ada yang jatuh ke sumur. Ada yang jatuh kepeleset doang. Tapi ada juga yang jatuh ke dasar palung samudra hindia.

Mendengar cerita sahabat tadi, kayaknya dia jatuh ke tempat yang terakhir. Tapi, Allah langsung menggantinya dengan yang terbaik. Jadi ingat sekali lagi bahwa manusia… memang... sudah dituliskan rezekinya masing-masing di kitab Lauhful Mahfudz di arsy-Nya Allah di atas sana.

Makanan yang hari ini akan kita makan.

Tetangga yang pagi ini akan kita sapa.

Daun yang siang ini akan terbang terbawa angin dan jatuh ke tanah.

Lagu di radio yang akan kita dengar malam ini.

Sampai…

Sebuah nama yang tertulis dengan tinta Allah di sebelah nama kita yang menjadikannya partner sejati di dalam dunia dan surga-Nya kelak.

Itulah uniknya hal yang gaib. Sehingga menuntut kita untuk selalu berprasangka baik sama Allah. Kita jadi harap-harap cemas a.k.a H2C. Hmm, sudah  banyak orang yang saya fan-in akhirnya menikah dengan orang lain. Alhamdulillah karena mereka sudah menemukan nama yang tertulis di samping nama mereka di kitab Lauhful Mahfudz. Rezeki tak akan pernah bisa tertukar. Sehebat apapun manusia. Sekuat superman-pun. Eh superman itu bukan manusia deng. Dia alien yang lagi berantem sama Batman sekarang. Hoh maap. Ngaco. Abaikan~

Dan kau hadir
Mengubah segalanya
Menjadi lebih indah
Kau bawa cintaku setinggi angkasa
Membuatku merasa sempurna

Dan membuatku untuk
Tuk menjalani hidup
Berdua denganmu selama-lamanya
Kaulah yang terbaik untukku

*Lebih Indah - Adera

Barakallah sahabat-sahabat! Sama seperti saya yang selalu rindu akan nasehat-nasehat kalian di saat yang futur. Mari sama-sama saling menasehati dalam kebaikan dan percayalah rezeki sudah dijamin sama Allah. Jadi, jangan terlalu lebay. Yang harus lebay adalah ibadahnya. Karena enggak ada yang menjamin ibadah kita selain diri kita sendiri. Pantaskan diri bukan hanya buat dalam rangka bertemu jodoh, namun lebih dari itu…

Pantaskan diri sebagai usaha mengucapkan rasa syukur sama Tuhan kita. Berjuta aib udah Allah tutupi demi harga diri kita. Apalah arti hidup ini… tanpa cinta dan kasih Allah ^^ Yang tahu usaha kita kan Allah. Manusia cuma tahu luarnya aja. Banyakin bersyukur agar Allah tambah sayang sama kita. Kalo Allah udah sayang… mau minta apa lagi?

*hai suamiku di masa depan, apa yang harus aku katakan selain aku mencintaimu karena Allah bahkan sebelum kita bertemu, ketika aku tak bisa memastikan siapa, maka aku akan memastikan dengan cara apa kita bertemu. Hai suamiku, mari kita berjuang bersama, tak hanya di dunia, tapi lebih dari itu… mari berjuang menuju Surga-Nya ^^

#bukanalay
#sitsolbukanalay
#lanjutbikin #timelineibadah
#perbaikandiri
#musiknyaaderabagus