Minggu, 17 Mei 2015

Takut



Assalamualaykum.

Hmm, banyak kejadian akhir-akhir ini yang membuat kadar rasa takut saya naik lumayan tinggi. Takut pada hal-hal yang abstrak yang tak dapat saya jelaskan. Takut pada keadaan, takut pada masa depan, takut pada kesalahan yang bahkan belum saya perbuat. Sepertinya, saya butuh beli buku motivasi lagi dan banyak-banyak meminta nasehat dari sahabat-sahabat. Yang paling penting adalah: saya harus minta tolong dan petunjuk dari Allah. Ketika banyak pikiran seperti ini, saya lebih suka menyendiri dan berdialog dengan diri sendiri “Kenapa, Ti? Ada apa?”. Terkadang, I think I hate myself. I think I never do something good in life. Saya pikir, saya tak punya apa-apa dan rencana apapun dalam hidup. Saya pikir, saya tak pernah jadi anak yang baik, kakak yang baik, pengajar yang baik… Saya merasa menjadi orang terburuk sedunia. Saya merasa jiwa saya melayang ke udara. Semangat tak ada lagi.

92% saya sepertinya terkena depresi, jika menilik paragraf di atas… Saya sebenarnya sedang memeriksa diri sendir dengan menggunakan pendekatan deskripsi. Ya, karena saya juga tak tahu awalnya ada apa dengan diri saya akhir-akhir ini. Kenapa merasa cepat jenuh, tak bersemangat, merasa sedih, tak nafsu makan, cenderung menunda-nunda pekerjaan, dsb. Sampai akhirnya, ada bagian bernama nurani dalam diri saya yang memaksa saya meminta nasehat dari sahabat dan ia memberikan nasehat dengan baik, bahkan sebuah gambar berupa nasehat yang baik. Memang sulit diceritakan. You have to be me to feel my feelings. It s complicated. But thanks a lot for your advice. You remind me to get closer with Allah and harus ingat juga bahwa rezeki Allah itu Maha Luas. Ya, bukan hanya soal rezeki saja sih. Rencana hidup? Ah bohong itu yang di atas tadi. Saya sudah punya rencana hidup untuk 5 tahun ke depan. Tapi, kalau sedang futur dan depresi begini bawaannya pesimis terus dan lupa denganj rencana-rencana gemilang penuh semangat yang pernah saya tuliskan dalam agenda harian saya.
Kesimpulan… saya sedang depresi, futur, pesimis, tidak bersyukur, takut pada keadaan, merasa sendirian, kepala sering pusing. Maka, yang harus saya upayakan supaya sembuh dari penyakit-penyakit psikologis tadi adalah… MENDEKATKAN DIRI SECARA SPIRITUAL KEPADA TUHAN. That’s it! Mungkin, banyak kejadian negatif yang terjadi akhir-akhir ini di sekitar saya dan mempengaruhi pemikiran saya jadi negatif juga. Pikiran ini terlalu negatif dan harus segera enyah dari diri saya. I will try and… I will try.

Ayo Siti Solihah! Sembuhkan penyakit psikologismu! Bersyukurlah dengan semua keadaan yang melekat padamu karena ada seseorang di luar sana yang berdoa agar bisa menjadi seperti dirimu dengan segala kondisi yang melekat padamu. Percayalah! Setiap detik hidupmu harus bermanfaat. Hindari membuang waktu dan uangmu. Hindari sikap dramatis dan pesimis. Beranilah melangkah! Beranilah menatap dirimu di dalam cermin. Kau harus kuat! Aku percaya kau pasti kuat!

Sabtu, 09 Mei 2015

Jadi Pengajar Itu Gampang… Kata Siapa?



#PROLOG

Dulu banget, saya pernah ngobrol dengan salah satu saudara, kalo enggak salah seperti ini dialognya:

“Siti sekarang kerja di mana?”
“Depok, Kak.”
“Kerjanya ngapain? Di perusahaan Korea?”
“Bukan, Kak. Siti ngajar.”
“Oh, gampang kalo ngajar, mah…”
“………………”

Saya percaya, setiap pekerjaan itu ada bagian mudahnya dan ada bagian susahnya, ada bagian enaknya dan ada bagian enggak enaknya, ada waktu luangnya dan ada waktu sibuknya. Apapun jenis pekerjaannya itu. Dari berbagai macam jenis pekerjaan, salah satu yang saya pilih sebagai karier saat ini adalah menjadi seorang pengajar. Ada beberapa alasan kenapa harus menjadi seorang pengajar. Salah satunya adalah kebermanfaatan terhadap sesama. And.. kenapa memilih pengajaran bahasa Korea?

Hmm, ada cerita lucu tentang itu. Intinya, waktu tahun 2009, pas mau daftar SIMAK UI, saya nekat memilih jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UI sebagai pilihan kedua. Sementara pilihan pertamanya, tentu saja… Administrasi Perpajakan FISIP UI. Saya daftarkan jurusan kedua itu sebelum meminta izin kepada orang tua. Awalnya, saya bilang mau ambil bahasa Inggris atau bahasa Jepang atau Mandarin. Walaupun, ayah saya tetap menyarankan untuk ambil jurusan Ilmu Perpustakaan biar bisa jadi PNS. Hehehe. Tapi dasar anaknya bandel. Saya klik BKK UI yang waktu tahun 2009 itu jurusan masih minim informasi. Dan saya diomelin habis-habisan sama ayah saya di rumah. Entahlah, dulu saya punya feeling bahwa bahasa Korea itu masih sedikit yang bisa dan saya mau jadi salah satu yang mahir. “Prospek bahasa Korea itu bagus banget! Nanti di masa depan, saya bisa jadi ‘berlian’ yang dicari orang!” begitu saya pikir waktu itu.

Selama berkuliah, kami para mahasiswa BKK UI belajar semua tentang Korea, enggak hanya sastra aja, tapi kebudayaan, ekonomi, sejarah, kepercayaan, sampe linguistik dan fonetik bahasa juga. Semuanya. Sampe akhirnya, kami merasa kami lebih ‘korea’ dibandingkan orang Korea sendiri. Hahaha. Nah, saya jatuh cinta pada dunia pengajaran karena ketika menengok ke belakang, waktu SD-SMA dulu, saya banyak menemukan beberapa karakteristik pengajar. Dari yang enak banget ngajarnya sampe yang killer banget ngajarnya. Dan saya selalu nge-fans sama pengajar yang enak banget ngajarnya. Kenapa bisa seperti itu, ya? Transfer ilmunya itu jadi tanpa penghalang, langsung masuk ke otak saya dan jadi pemahaman akan pengetahuan baru. Menyenangkan. Apalagi kalo pengajarnya ganteng. Eh ngaco!

Dari faktor internal, saya senang dengan pekerjaan planning something and do that planning. And teaching is just a great job, right! Sementara itu, dari factor eksternal, saya juga ingin masuk geng mereka (baca: para pengajar yang enak ngajarnya). Selain itu, kebermanfaatan ilmu yang ditransfer itu bisa jadi ladang pahala buat para pengajar. 

Wah! Makanya, saya jatuh cinta dengan pekerjaan ini.   

Jadi pengajar itu gampang… kata siapa? Sama dengan pekerjaan lain, kami para pengajar juga terkadang menemukan kesulitan dalam pekerjaan kami. Nah, maka dari itu saya ingin sharing pengalaman seru, indah, seram, bahkan sedih ketika mengajar. Semuanya. Dan hikmah di setiap kejadiannya…

*feat a song called Soul in OST It's Okay It's Love Korean Drama*