Selasa, 23 Agustus 2011

Di Balik Kegagalan Pasti Ada Kesuksesan


dakwatuna.com – Manusia diciptakan penuh dengan keterbatasan. Ingin rumah luas uang tidak punya untuk membuatnya, ingin sekolah tinggi tapi tidak ada kesempatan, ingin menikah tapi jodoh belung datang, ingin hidup tenang tapi terus saja gundah gulana, ingin sukses tapi misi dan visi hidup tidak beres.
Sungguh Maha Adil Allah yang telah mencipta, dengan segala keterbatasan yang ada, manusia menempati tempat tertinggi dibanding makhluk Allah lainya. Dia beri kita akal untuk menyempurnakan keterbatasan yang kita miliki, Dia beri kita hati nurani yang tidak pernah berdusta, Dia beri kita jasad yang indah lagi sempurna.
“Kenapa hidup saya selalu tersiksa begini, gagal dan tidak berarti?”
“Akankah ada hari esok penuh ceria untuk saya yang nestapa?”
“Masihkan ada ampunan Allah untuk saya yang bergelimang maksiat?”
“Kapankah datangnya belahan jiwa yang akan menentramkan hati?”
Pertanyaan di atas senantiasa saja ada pada setiap jiwa. Keinginan besar untuk hidup tenang, bahagia, sukses adalah impian kita semua. Keinginan untuk mencapai kesuksesan, prestatif, inovatif, produktif terletak pada seberapa besar kita mampu menempatkan diri pada Zat yang telah menciptakan kita dengan segala keterbatasan ini. Kita tidak pernah mampu menahan maut yang menjemput. Kita tidak pernah bisa bertindak saat usaha telah maksimal ternyata kita masih juga menemui kegagalan. Tidak pula bisa kita tunda saat umur senantiasa bertambah. Apa yang bisa kita lakukan?
Rendah hati, qolbu yang bersih, bekerja keras, berdoa, dan tawakal adalah kunci keberhasilan jika kita ingin mejadi pribadi sukses. Allah adalah satu-satunya tempat kita bergantung, karena hanya Dialah yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya. “Allah adalah pelindung orang-orang beriman, Dia mengeluarkan dari kegelapan kepada cahaya…” (QS.Al-Baqarag:27)
Lia’s gallery menuliskan beberapa prinsip yang harus kita miliki agar kita menjadi pribadi sukses dengan limpahan Rahman dan Rahim Allah.
  1. Bekerjalah karena Allah, bukan karena pamrih kepada orang lain. Maka Anda akan memiliki integritas yang tinggi, yang merupakan sumber kepercayaan dan keberhasilan.
  1. Jangan berinspirasi pada yang selain Allah. Jangan berprinsip pada sesuatu yang labil dan tidak pasti seperti harta, nafsu hewani, kedudukan, penghargaan orang lain atau apapun selain Allah. Hal ini akan membuat mental Anda lebih siap menghadapi kemungkinan apapun yang akan terjadi pada diri Anda.
  1. Lakukan sesuatu dengan sungguh-sunguh dan sebaik-baiknya karena Allah dan ingatlah selalu Allah yang Maha Tinggi. Maka Anda akan mendapatkan hasil yang jauh berbeda dan jauh lebih baik.
  1. Berpedomanlah selalu pada sifat-sifat Allah, seperti ingin selalu maju, ingin selalu adil, ingin selalu memberi kasih sayang, ingin selalu kreatif dan inovatif, ingin selalu bijaksana, ingin selalu memelihara, berfikir jernih, mau belajar sungguh-sungguh.
  1. Bangun kepercayaan dari dalam diri, jangan karena penampilan fisik, tetapi iman andalan yang akan memancarkan kharisma.
  1. Bangun motivasi Anda, karena Anda adalah makhluk Allah yang sempurna dan Anda adalah wakil Allah. Raihlah cita-cita dan harapan dengan kemauan yang kuat membara…
Dibalik cerita kesuksesan orang-orang sukses, tersimpan banyak kegagalan yang dilipat rapi  dalam sebuah simpul pengalaman sejarah. Simpul-simpul itulah yang justru mendorong lahirnya kesuksesan. Tom Watson mengatakan, “Jika Anda ingin sukses, perbanyaklah angka kegagalan Anda.” Karena memang, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Semakin banyak kegagalan yang kita hadapi, maka kita akan semakin dewasa menerima kesuksesan yang sesungguhnya, sebagai buah jerih payah dan usaha yang kita lakukan.
Orang sukses, bukanlah orang-orang yang luar biasa, tetapi mereka melakukan hal-hal kecil dengan cara luar biasa. Ketika ia menemukan kegagalan dalam hidupnya, dia tidak mengeluh, putus asa, apa lagi menyalahkan Tuhanya.
Siapa tak kenal Abraham Lincoln. Pria ini pernah mengalami kegagalan dalam bisnis dalam usia 21 tahun, kalah dalam pemilihan anggota legislatif di usia 22 tahun, gagal lagi dalam bisnis di usai 24 tahun, menderita kesedihan akibat kematian kekasihnya di usia 26 tahun, menderita gangguan syaraf di usia 27 tahun, gagal dalam pemilihan anggota kongres di usia 34 tahun, gagal dalam pemilihan anggota senat di usia 45 tahun, gagal dalam upaya menjadi wakil presiden di usia 47 tahun, gagal dalam upaya pemilihan anggota senat di usia 49 tahun, namun akhirnya terpilih sebagai presiden Amerika Serikat di usia 52 tahun.
Lain lagi kisah seseorang yang sedang menuju tangga-tangga kesuksesannya. Gagal UMPTN tidak membuatnya kecewa. Masih dengan akal yang jernih dan semangat untuk hidup bahagia, dia masuki sebuah Perguruan Tinggi Swasta. Di sana ia giat belajar. Baginya kegagalan berkompetisi dalam memperebutkan Perguruan Tinggi Negri bukanlah akhir segala-galanya. Dengan bekal keyakinan dan dorongan yang kuat untuk mendapatkan apa yang menjadi cita-citanya, dia terpilih sebagai mahasiswa teladan dan mendapatkan beasiswa. “Kalau saya kuliah di PTN, mungkin belum tentu begini ceritanya.” Begitu batinnya berbisik riang.
Kesuksesan dan kegagalan tidak dapat kita elakkan sebagai konsekwensi atas berbagai pilihan dan keputusan dalam memilih cara hidup. Inilah bukti nyata lemahnya manusia. Tanpa subsidi kekuatan berupa sikap dan improvisasi berupa kemauan keras untuk berusaha dari Allah SWT, kita hanyalah pemain yang pasrah mementaskan peran kita. Maka oleh karena itu, keberhasilan kita melipat kegagalan dan menyimpannya sebagai guru dalam sejarah hidup kita, turut dipengaruhi oleh sikap, kemauan keras dan keyakinan kita pada Tuhan, sebagai Zat yang Maha berkehendak atas diri kita.
Bersikap positif memandang kegagalan sebagai awal kesuksesan adalah pelajaran yang paling berharga. Ibaratnya seorang ibu yang gagal menanak nasi hingga menjadi bubur. Jika terlanjur menjadi bubur, jangan buang bubur itu. Kenapa tidak kita jadikan saja bubur itu menjadi bubur ayam. Tambahkan bumbunya, beri daging, ati ampela ayam, taburi bawang goreng dan kecap. Hidangkan dengan sedikit kerupuk. Bukanhkan ia tetap dapat kita makan, bahkan memberikan variasi dalam menu kita hari itu. Bukankah tidak sedikit pula yang favorit terhadap bubur ayam?

sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/08/14205/di-balik-kegagalan-pasti-ada-kesuksesan

Minggu, 14 Agustus 2011

Gadhul Bashar dalam Islam



Assalamualaikum wr,wb
Alangkah terperanjatnya saya saat mendengar sebuah tausyiah tentang hubungan akhwat ikhwat dalam islam, entah kenapa begitu mendengar tausyiah tersebut hati saya merasa tersentak. Ternyata selama ini saya melakukan kesalahan yang sangat sering saya lakukan.
Gadhul bashar yang dalam bahasa indonesia diartikan sebagai menjaga pandangan, menjaga pandangan dalam islam sangatlah dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, dalam sebuah ayat Al quran dijelaskan, yang artinya :
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Terbersit dalam benak di hati, “terus apa hubungannya zina dengan menjaga pandangan??” gumam dalam hati. Dalam Hadist yang di riwayatkan Oleh Abu Huaraira r.a dijelaskan:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. telah bersabda yang artinya, “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa) melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibn Abbas dan Abu Hurairah).
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.” (HR Bukhari).
Hadist tersebut menjelaskan sedikit banyak tentang bahaya zina, dan hal tersebut dapat berawal dari pandangan seperti yang jelaskan dalam sebuah ayat alquran di bawah ini :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:”Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya,  yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. 24:30)
Dan diperkuat dalam hadist shahih berikut :
“Wahai Ali, janganlah pandangan pertama kau ikuti dengan pandangan berikutnya. Untukmu pandangan pertama, tetapi bukan untuk berikutnya.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al-Hakim sesuai dengan syarat Muslim)
Subhanallah, betapa malunya saya mendengar hadist tersebut. Astagfirullah, sekali lagi hati saya beristighfar. Jadi selama ini saya melakukan hal yang mendekati zina, jika saya tidak menjaga pandangan. Ada beberapa perdebatan mengenai hal ini, mengapa hanya dengan pandangan kita dapat melakukan hal yang mendekati zina? Apakah kita tidak boleh menatap lawan jenis kita saat berbicara?  Karena pengertian zina dalam masyarakat mayoritas kita berarti melakukan hubungan suami istri tanpa adanya tali pernikahan yang halal. Sehingga, menatap lawan jenis sah- sah saja.
Namun, lepas dari perdebatan tersebut, saya mengambil hikmah yang merubah pandangan saya terhadap hubungan akhwat ikhwat selama ini. Saya menganggap menjaga pandangan lebih baik dari pada harus menerima resiko laknat Allah azza wajalla. Jadi teringat seorang teman saya berkata ” Kenapa harus segitunya sih, masa kalau berbicara dengan lawan jenis mesti menunduk?? ntar dikira sombong lagi…. yang pentingkan hatinya… iya kan hir? ” kata salah satu teman saya. Kemudian saya berfikir sejenak, dan sempat berfikir yang sama terhadap perkataan teman saya tersebut. Namu segera saya tepis fikiran itu, kemudian tersenyum dan berkata kepada teman saya “mungkin betul perkataan mu, namun bagi aku yang hanya menempel sedikit iman ini, gadhul qalbu atau menjaga hati tidak bisa sepenuhnya digunakan, jika tidak di barengi dengn gadhul bashar” ucap saya.
Memang sangat sulit menerapkan hal ini, terlebih bagi sesorang yang tinggal di kota jakarta, yang notabene merupakan kota metropolis. Dan kebanyakan perempuan sekarang tidak malu untuk membuka aurat nya di depan umum. Namun terlepas dari semua itu, semua kembali kepada diri sendiri. Karena pada hakikatnya kita harus menentukan jalan kita sendiri, “jika bukan sekarang, kapan lagi!!!” gumam dalam hati. Tulisan ini dibuat bukan untuk mengajari atau mendikte seseorang. Karena saya juga hanya seorang yang mencoba berubah ke jalan yang lebih baik. Karena kesalahan sepenuhnya milik saya, dan kesempurnaan milik Allah SWT.
wassalamualaikum wr,wb

sumber: 
http://mahiralkhoir.wordpress.com/indahnya-islam/gadhul-bashar-dalam-islam/

Sabtu, 13 Agustus 2011

Insya Allah oleh Maher Zain


* Ya ampun, baru tahu yang namanya Maher Zain dan lagu-lagunya... Sekarang saya tahu mengapa teman saya, Zakiyyah, berusaha keras datang ke Bekasi untuk nonton Maher Zain beberapa bulan yang lalu~ Saya kira Maher Zain itu vocal grup nasyid eh tahunya penyanyi solo~ 

* By the way, it's such a nice song ^-^



Rabu, 27 Juli 2011

dari seorang teman, untuk diriku sendiri, dan untuk kalian yang kusayangi..


Mencoba Memahami dengan Merasakannya
by Rahma Suci Sentia on Wednesday, July 27, 2011 at 10:09pm
Mencoba Memahami dengan Merasakannya
by Sari Haerunnisa on Wednesday, 27 July 2011 at 21:27

Tulisan kali ini tidak akan membahas mengenai berbagai peraturan dan ayat-ayat Allah yang mengatur hubungan antara perempuan dan laki-laki. Tulisan ini mengajak kita merasakan betapa berharganya batasan-batasan yang Allah berikat pada manusia, fokusnya pada hubungan perempuan dan laki-laki.

Dulu, saya juga pernah merasakan ingin sekali punya laki-laki spesial lain selain ayah dan adik saya. Ingin bisa seperti temen-temen lain yang bisa bercengkrama akrab dengan seorang laki-laki. Diperhatikan lebih dalam, disayang lebih banyak, ditemani kemana-mana. Intinya bisa menjadi porsi besar dalam hati seseorang lawan jenis.

Awalnya merasa sangat keberatan dengan aturan Islam yang membatasi hubungan laki-laki dan perempuan. Kenapa hal yang indah di dunia ini tidak diperbolehkan? Punya cerita cinta yang menarik saat masih muda kan menyenangkan. Walaupun nantinya ada sedih dan sedunya. Tapi itulah yang membuatnya menjadi lebih indah. Saya sangat merasa terkekang dengan aturan seperti ini. Sepintaspun tidak pernah tebayangkan untuk mengikuti aturan ini. Toh, atuaran ini dibuat biar kita tidak berhubungan badan dengan lawan jenis yang akhirnya akan menimbukan kerugian di kedua belah pihak bukan? Jadi, ya tidak masalah dong kalau kita pacaran tapi tidak berhubungan intim. Lagian, sama sekali tidak tepikir untuk berhubungan semacam itu kalau saya berpacaran nantinya. Saya amat yakin kalau saya pasti tahan dengan godaan seperti itu.

Masa-masa labil yang tidak terlupakan. Bukan untuk di sesali, namun dijadikan bahan untuk kita bersyukur telah memiliki masa kini yang lebih baik. Sekarang, Allah memberi banyak sekali karunia-Nya. Sekarang saya sudah mengerti, kalau di dalam Islam, tidak ada tuh yang namanya pacaran. Jangankan pacaran, deket-deket sama yang bukan mukhrim saja tidak diperbolehkan.

Sekarang saya tercempulung (memang tak disengaja) di dalam sebuah lembaga dakwah di tempat saya berkuliah. Awalnya, terasa asing memang berada di antara orang yang tidak satu pikiran dengan kita. Apalagi dalam pembatasan hubungan perempuan dan laki-laki. Saya tau adanya batasan itu, tapi tidak masalah kan kalau saya punya versi sendiri? Boleh dekat namun tidak sampai jauh melanggar.

Saya mulai dihadapi dengan rapat berhijab. Saya mulai dihadapi dengan laki-laki yang tidak mau memandang saya untuk sekedar memberikan suatu barang yang penting untuk diberikan. Saya mulai dihadapan dengan pemisahan tempat duduk antara perempuan dan laki-laki saat ada acara bersama.

Detik terus berdetak, hari berlalu, dan bulan berganti. Saya merasa hal yang berbeda. Entah itu apa. Saya menjadi nyaman dengan kondisi saya saat ini. Entahlah, hanya merasa nyaman saja. Berat sekali otak ini mengakui bahwa sebenarnya jalan inilah yang terbaik. Jujur, saya tidak pernah mencoba mengerti. Tidak pernah. Namun hal ini terasa tanpa harus saya mengerti.

Entah apa yang masuk dalam pikiran saya. Saya tidak pernah dijelaskan bagaimana indahnya peraturan ini, bahkan sampai saya menulis tulisan ini. Saya hanya tau bahwa itu salah, ini benar. Saya hanya tau bahwa itu baik dan ini tidak baik. Saya hanya tau bahwa ini bermanfaat dan itu tidak bermanfaat.



Dan inilah yang saya rasakan kali ini…

Tidakkah kau merasa bahwa malu-malunya seorang wanita itu indah? Tidakkah kau merasakan bahwa terjaganya pandangan seorang lelaki ini sungguh luar biasa hebatnya? Tidakkah kau merasa bahwa dibalik semua peraturan ini, laki-laki dan perempuan itu justru bisa saling menyayangi tanpa harus dibarengi oleh nafsu semata?
Ketika seorang wanita menjaga kemaluannya, sesungguhnya ia sedang menjaga dirinya dan lawan jenisnya. Ia tau, bahwa lelaki akan mudah sekali tergoda oleh seorang perempuan. Ketika ia menjaga dirinya, ia tau bahwa seseorang yang telah Allah tuliskan namanya di Laugul Mahfuzpun sedang menjaga dirinya. Ia ingin sekali menjadi seorang yang spesial untuk orang yang spesial.

Tak maukan kau, lelaki, mendapatkan pendamping hidup seperti itu? Dan tak maukah kita, wanita, menjadi sosok seperti itu?

Ketika seorang lelaki menahan pandangannya pada kaum wanita, ia sedang menghormati kita sebagai wanita. Ia takut, kalau nafsunya nanti bisa melukai kita. Ia menjaga kita dengan kecuekannya. Ia tak mau kalau kita tergoda oleh sifat manis dan baiknya. Sifat yang mungkin saja berubah tiap waktu. Dan yang pasti, ia tak mau kalau porsi Allah dalam hati kita bisa terkurangi dengan dirinya. Karena bohong sekali jika ada seseorang yang porsi Tuhannya tidak akan terkurangi ketika ia sedang terserang virus merah jambu. Kalau seharusnya kita berdzikir telah terganti dengan bersms dengannya atau memikirkannya, apakah itu bukan mengurangi porsi-Nya untuk orang lain?

Tidak maukan kita mendapatkan laki-laki yang luar bisa seperti itu? Dan tak maukah kalian, lelaki menjadi sosok seperti itu?

Indah bukan keadaan saling menjaga seperi ini?

Kalau kau sedang menyukai seseorang sekarang, berdoalah pada Allah agar Ia menjadikannya pendamping terbaikmu kelak. Tidak ada larangan untuk menyebut nama dalam doa kan? Walaupun kita harus tetap menyerahkan semua urusan termasuk ini pada-Nya.

Jika kau sedang menyukai seseorang sekarang, sayangilah ia, dengan menjaga hatinya darimu. Sayangilah ia dengan penjagaanmu padanya. Sayangi ia dengan menghindarkannya dari murka Allah. Dan jangan lupa, jaga pula dirimu dari pemikiran berlebih terhadapnya. Kau juga sayang pada dirimu kan?

Tidakkah kau takut Allah akan cemburu pada lelaki yang kau sayangi? Coba ibaratkan dirimu yang sedang menyukai seseorang lalu melihatnya jalan bersama orang lain. Cemburukah kau? Padahal ia bukan siapa-siapa dirimu. Dan Allah? Ia adalah Pemilik Sejatimu.

Jumat, 15 Juli 2011

LES PRIVAT BAHASA KOREA season 2



Assalamualaykum... 친구~ 잘 지냈어요?

Kamu-kamu yang tinggal di daerah Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang... mau banget belajar bahasa Korea? Bingung, ya mau les di mana? Atau udah dapet tempat les bahasa Korea namun kantongmu enggak cukup? Hoho~ jangan khawatir, kawan...

Sitsol Privat solusinya!

Privat itu lebih kondusif lho belajarnya ^ ^

Sitsol Privat dengan kurikulum terbaru, yaitu empat dasar keren belajar bahasa Korea;

1. Membaca

2. Menulis

3. Mendengar

4. Berbicara

Komplit, khaaaan? ^ ^

Kamu enggak cuma bisa menulis dan membaca bahasa Korea saja, karena dalam belajar bahasa, mendengar dan berbicara juga sangat penting... Setuju, dong?

Sitsol Privat langsung memperoleh ilmu bahasa dan kebudayaan Korea dari native speaker di kampus FIB UI sehingga kamu enggak perlu mikir dua kali, "profesional, enggak sih nih Sitsol Privat?" Materi ajar pun diambil dari beberapa buah buku sakti dari Korea maupun Indonesia...

Biaya privatnya terjangkau, kok...
biaya sekitar Rp. 75.000-Rp.100.00 aja per pertemuan (60 menit) ^ ^

Hayo~ yang tertarik, segera hubungi Sitsol Privat di email ---> siti_frodo@yahoo.com atau di hp 085718859275

아자 아자 화이팅! ^ ^

Jumat, 01 Juli 2011

Rahasia Seorang Kakak


Laki-laki itu tersenyum dengan wajahnya yang ramah. Ia bahkan lebih lucu dari seseorang di seberang sana. Jauh lebih membuat suasana hatiku menjadi nyaman. Membuat suasana hati kami semua menjadi nyaman setelah kepenatan di kelas. Hari berganti hari. Aku pun bercerita kepada sahabat-sahabatku mengenai dirinya. Dan... dunia sungguh sempit ternyata. Dua sahabatku ternyata pernah pula bekerja sama dengan laki-laki itu sewaktu dulu. Dan dua-duanya bekerja sama di ranah hijau nan hijau. Namun, perasaan tidak dapat dibohongi. Aku merasa ada yang berbeda pada kedua pancaran matanya. Ada sesuatu yang disembunyikan. Sebuah hal yang besar yang ia simpan. Entah mengapa, perasaanku mengatakan hal seperti itu. 




Aku, dengan sumringahnya, menceritakan dirinya kepada sahabat-sahabatku karena kelucuannya. Sampai akhirnya, seorang sahabatku yang mengenalnya pun bertanya, yang membuat aku tertohok. ia bertanya,

"Dia pacaran, enggak?" Tanyanya dengan nuansa aneh. Sekali lagi aku berperasaan seperti itu. Aku tidak tahu apa namanya perasaan itu, Namun, nuansa yang ada ketika ia bertanya, sangat aneh.
Aku terdiam sesaat. Terkaget pula. Amat.
"Kayaknya enggak, deh..."
Sahabatku itu menunjukkan wajah tidak puas atas jawabanku.
"Eh, tapi enggak tahu, deh..."
"Eh, kayaknya enggak, deh. Dia kan main di ranah hijau nan hijau... Enggak mungkin, deh kalo dia pacaran..."
"Enggak. Dia enggak pacaran..." Kataku berturut-turut dengan sok tahu dengan analisis sendiri.
Aku terdiam sesaat untuk kedua kalinya.
"...Insya Allah..." Tambahku.
"Emang, kenapa?" Tanyaku curiga. Sungguh, aku sungguh curiga saat itu.
"Enggak, enggak apa-apa. Dia baik, kok. Beneran, dia baik orangnya..." Katanya mengakhiri pembicaraan. Aku tahu, ada yang disembunyikan sahabatku ini dariku. Tapi apa??

Aku pun terdiam. Beberapa waktu setelahnya, aku bertemu dengan sahabatku yang lain. Ia kenal juga dengan laki-laki itu.

"Oh, dia... aku kenal, dia kan orangnya agak aneh..." Kata sahabatku itu. 
"Bukan aneh, tapi lucu, hehe..." 

Satu cerita lagi. Aku pun mendapatkan kisah terpenggal mengenai dirinya. Ia telah keluar dari lingkaran. Seorang seperti laki-laki itu tidak heran jika memang masuk ke dalam lingkaran kami. Ia berdedikasi, bertanggung jawab, dan berkomitmen. Mengapa ia keluar? Atau mengapa ia dikeluarkan? Kisahnya pun hanya sepenggal... Aku pun bertambah penasaran, siapa sebenarnya laki-laki itu?? 




Bulan berganti bulan. Amanah pun semakin meminta pertanggung jawaban. Aku sempat melupakan masalah di atas berbulan-bulan yang lalu sampai akhirnya, hari ini... aku melihat kegusaran di wajahnya yang bermula pada kedua buah bola matanya. Kami tidak sengaja bertemu di sebuah aula besar nan ramai. Wajah bersihnya, potongan rapi rambutnya, kemeja batiknya dengan jaket biru untuk naik motor yang selalu ia selipkan di tas ranselnya... Semua keindahan itu tercoreng oleh sebuah nuansa aneh dari pancaran kedua matanya. Ia tidak memperlihatkannya secara langsung, namun aku dapat merasakannya.




Aku pun akhirnya iseng membuka tulisan pribadinya di internet. Menurut pengalamanku, seseorang itu akan menuliskan sesuatu yang berkesan baginya dan akan melupakan hal-hal yang biasa dan tidak berkesan baginya. Tentu saja. Tahun yang tertulis adalah tahun 2009, tahun di mana aku memulai kuliahku di kampus ini. Namun jika melihat bulannya, ketika itu aku masih SMA. Di sana terpampang sebuah curahan hati laki-laki itu tentang cinta pertamanya. Ya, CINTA PERTAMA-nya. Yang di sana dia bilang dia cintai sampai sekarang. Sebuah kisah yang tragis dan aku sukses menangis. Menangisi kisahnya dan menangisi rasa penasaranku yang akhirnya setengah menghilang. Hanya setengah. Aku masih belum dapat menghilangkan seluruh rasa dahaga penasaran itu...

Hmmm...  

Ya, Allah... aku ingin berdoa, dia adalah kakakku, walaupun bukan kakak sebenarnya. Jika kakak kandungku berhasil hidup, tentu saja akan sama usianya dengan dia.. Ya Allah, lancarkanlah jodohnya... Berikanlah sosok istri solehah yang dapat menghibur kegundahan hatinya. Yang dapat mendidik dengan baik anak-anaknya. Tolong ubahlah dia menjadi seorang sosok suami dan pria yang lebih baik. Jadikan dia pemimpin yang lebih baik. Jadikan dia sebagai laki-laki yang dapat menjaga hijabnya dengan baik. Cinta pertamanya yang tiada itu juga pasti senang jika laki-laki itu berubah menjadi ikhwan sesungguhnya. Aku yakin.  

aamiin

*1:49 kakakku sudah offline. terima kasih, kak :)




Selasa, 28 Juni 2011

Ikhwan Jangan Norak





Apa arti kata norak menurut kalian? Menurut saya waktu kecil, norak itu adalah sombong. Sering sekali saya memakai kata norak jika saya ingin berkata sombong. Contohnya, ada teman saya yang tidak mau berteman dengan seseorang karena dia orang kaya. Maka saya akan berkata,

“Idih, norak banget sih itu orang!”

Ternyata, bertahun-tahun kemudian, saya baru mengetahui apa arti dari norak sebenarnya, yaitu ketinggalan zaman. Berbincang tentang kata norak, saya teringat dengan seseorang yang sangat norak yang pernah saya kenal. Kalian tentu tahu apa itu amanah. Ikhwan tersebut sangat norak sekali (*baca: sangat+sekali -> superlatif). Mengapa? Karena ikhwan tersebut mengabaikan amanahnya. Sebuah amanah yang sangat besar. Sebuah amanah yang hajatnya banyak orang, banyak LDF. Bagaimana tidak norak? Beberapa bulan berjalan, ikhwan yang notabenenya adalah presiden acara tersebut susah dihubungi. Oke, saya berhusnuzon kalau dia sedang sibuk UAS. Rekan-rekan yang lain jika bertanya, saya menjawab,

“Iya, nih, sms gue enggak dibales-bales, kayaknya lagi sibuk UAS deh.”

Waktu terus berlalu dan saya merasa curiga dan mulai bersuuzon. Partner saya di acara di ujung bulan Juli nanti ke manakah gerangan? Dan akhirnya, kami pun mengetahui ke mana dia pergi -> kuliah luar di pulau. Dan noraknya, dia tidak memberitahu saya sama sekali. Oke, deh. Itulah cerita ikhwan norak pertama.

Beberapa waktu yang lalu, setelah pulang dari kepanitiaan sebuah acara kaya inspirasi di FE, saya dan teman saya diminta tolong untuk menemani Kak A untuk menempelkan publikasi. Jam telah menunjukkan pukul tujuh malam dan jam segitu adalah jam malam untuk para akhwat cantik seperti kami (*:p). Segera setelah turun dari bikun, saya dan dua akhwat itu langsung menempelkan publikasi di jalan rusa. Publikasinya hanya ada satu dan sebenarnya tidak terlalu dekat kandang rusa yang gelap dan seram itu. Melihat peluh yang keluar dari kening Kak A, saya pun bertanya,

“Emang enggak ada ikhwannya ya, Kak?”

Kak A terdiam sambil memegangi isolasi di tangannya. Ia memandangi wajah saya yang penuh dengan rasa ingin tahu. Ingin jawaban dari pertanyaan saya barusan. Kak A pun menjawab,

“Enggak. Enggak ada.”

“Heh?” Saya sedikit tidak mengerti dengan jawabannya.

“Iya, ikhwannya enggak ada.” Kak A pun lalu sibuk mengisolasi poster publikasi lagi. Sepersekian detik, dengan melihati raut wajahnya dan intonasi suaranya, saya mengerti. Sepertinya, masalah Kak A sama dengan saya -> ditinggal partner dan Kak A lebih parah lagi, karena dia jabatannya tinggi. Itulah cerita ikhwan norak kedua.

Satu lagi cerita ikhwan yang tersisa. Kali ini, sebuah kisah indah pemberian dari Allah untuk membuat saya tersenyum. Beberapa hari yang lalu, saya dan beberapa teman ikut acara jalan-jalan ke Sukabumi. Sebelumnya, dibagi tim-tim ikhwan dan akhwat untuk observasi dan membuat mading hasil observasi serta fundraising. Mas’ul kami adalah Y, anak Fasilkom. Pengalaman yang lalu, saya tidak terlalu berharap kontribusi yang banyak dari ikhwan. Fundraising pertama kami di Juanda, kesiangan sehingga mendapatkan lapak di tempat yang tidak menguntungkan. Ikhwan yang bisa datang juga hanya A, dari FT. Kata A, Y sedang mengajar jadi tidak bisa datang membantu. Ya, sudah. Akhwatnya banyak, kok.

Observasi pun dijadwalkan siang hari setelah fundraising. Namun, takdir berkata lain. Akhirnya, observasi dilaksanakan ikhwan saja karena akhwatnya pada tidak punya ongkos. Akhwat lebih memilih membuat mading saja. Ikhwan A terlihat agak kecewa dengan pembagian tersebut. Saya pribadi dan kedua teman saya agak tidak enak hati kepada A. Tapi bagaimana lagi? Akhirnya, komunikasi dilanjutkan via sms. 3 ikhwan dan 3 akhwat bersyuro kecil-kecilan di waktu-waktu acara inspirasi di FE. Subhanallah... Kemudian, saya dan tiga akhwat lain, H, L, dan S, membuat mading di MUI lantai dua. Kami berhasil membuat MUI berantakan, hehehe... Dan terakhir, fundraising kedua, kali ini saya tidak bisa ikut. Hanya ada H, L, dan Y. Lucunya, ikhwan A secara terang-terangan mengatakan tidak mau ikut. Saya tahu, mungkin dia agak sakit hati karena jadwal observasi awal diubah semena-mena oleh akhwat. Tapi saya dan akhwat lain senang karena dia jujur :)

Ternyata tim kali ini sangat berbeda. Mas’ul sangat berkontribusi dengan baik, ikhwan yang lain juga... ada A, H, dan U. Subnahallah.. dan Mas’ul kami adalah seorang presiden LDF yang pasti sibuk, kata akhwat L, ikhwan yang lain juga adalah para BPH. Jadi, terima kasih banget untuk mereka... Mereka adalah ikhwan-ikhwan yang tidak norak.. ikhwan keren, hehe... ikhwan yang menjalankan amanah yang telah dititipkan Allah. Entah itu amanah kecil, sedang, maupun, besar.

Bukan takdir yang memilihkan amanah ini untuk dirimu, melainkan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Allah sayang kepadamu, Dia ingin kamu belajar supaya bertambah dewasa, mahir mengatur waktu, banyak bersabar, banyak silaturahmi, ikhlas, dan menjadi manusia berkualitas.. Jangan takut, jangan jenuh, jangan mengeluh.. Mari songsong mentari esok dengan semangat dan senyuman :)

“Barang siapa berbuat kebajikan walau sebiji zarah, dia akan mendapatkan balasannya.” (Al Qur'an Surat Az-Zalzalah ayat 7)

Jadi, please ya, untuk para ikhwan di luar sana. Jangan mengabaikan amanah di pundak kalian. Jangan jadi ikhwan yang norak, yang ketinggalan zaman. Ikhwan yang ketinggalan zaman hanya mementingkan dirinya sendiri dan lupa akan kewajibannya memelihara amanah yang dititipkan oleh Tuhannya, Yang menciptakannya.

*tidak ada maksud untuk menjelek-jelekkan ikhwan atau semacamnya. Maaf dan terima kasih.. Wallahu’alam :)