Jumat, 01 Juli 2011

Rahasia Seorang Kakak


Laki-laki itu tersenyum dengan wajahnya yang ramah. Ia bahkan lebih lucu dari seseorang di seberang sana. Jauh lebih membuat suasana hatiku menjadi nyaman. Membuat suasana hati kami semua menjadi nyaman setelah kepenatan di kelas. Hari berganti hari. Aku pun bercerita kepada sahabat-sahabatku mengenai dirinya. Dan... dunia sungguh sempit ternyata. Dua sahabatku ternyata pernah pula bekerja sama dengan laki-laki itu sewaktu dulu. Dan dua-duanya bekerja sama di ranah hijau nan hijau. Namun, perasaan tidak dapat dibohongi. Aku merasa ada yang berbeda pada kedua pancaran matanya. Ada sesuatu yang disembunyikan. Sebuah hal yang besar yang ia simpan. Entah mengapa, perasaanku mengatakan hal seperti itu. 




Aku, dengan sumringahnya, menceritakan dirinya kepada sahabat-sahabatku karena kelucuannya. Sampai akhirnya, seorang sahabatku yang mengenalnya pun bertanya, yang membuat aku tertohok. ia bertanya,

"Dia pacaran, enggak?" Tanyanya dengan nuansa aneh. Sekali lagi aku berperasaan seperti itu. Aku tidak tahu apa namanya perasaan itu, Namun, nuansa yang ada ketika ia bertanya, sangat aneh.
Aku terdiam sesaat. Terkaget pula. Amat.
"Kayaknya enggak, deh..."
Sahabatku itu menunjukkan wajah tidak puas atas jawabanku.
"Eh, tapi enggak tahu, deh..."
"Eh, kayaknya enggak, deh. Dia kan main di ranah hijau nan hijau... Enggak mungkin, deh kalo dia pacaran..."
"Enggak. Dia enggak pacaran..." Kataku berturut-turut dengan sok tahu dengan analisis sendiri.
Aku terdiam sesaat untuk kedua kalinya.
"...Insya Allah..." Tambahku.
"Emang, kenapa?" Tanyaku curiga. Sungguh, aku sungguh curiga saat itu.
"Enggak, enggak apa-apa. Dia baik, kok. Beneran, dia baik orangnya..." Katanya mengakhiri pembicaraan. Aku tahu, ada yang disembunyikan sahabatku ini dariku. Tapi apa??

Aku pun terdiam. Beberapa waktu setelahnya, aku bertemu dengan sahabatku yang lain. Ia kenal juga dengan laki-laki itu.

"Oh, dia... aku kenal, dia kan orangnya agak aneh..." Kata sahabatku itu. 
"Bukan aneh, tapi lucu, hehe..." 

Satu cerita lagi. Aku pun mendapatkan kisah terpenggal mengenai dirinya. Ia telah keluar dari lingkaran. Seorang seperti laki-laki itu tidak heran jika memang masuk ke dalam lingkaran kami. Ia berdedikasi, bertanggung jawab, dan berkomitmen. Mengapa ia keluar? Atau mengapa ia dikeluarkan? Kisahnya pun hanya sepenggal... Aku pun bertambah penasaran, siapa sebenarnya laki-laki itu?? 




Bulan berganti bulan. Amanah pun semakin meminta pertanggung jawaban. Aku sempat melupakan masalah di atas berbulan-bulan yang lalu sampai akhirnya, hari ini... aku melihat kegusaran di wajahnya yang bermula pada kedua buah bola matanya. Kami tidak sengaja bertemu di sebuah aula besar nan ramai. Wajah bersihnya, potongan rapi rambutnya, kemeja batiknya dengan jaket biru untuk naik motor yang selalu ia selipkan di tas ranselnya... Semua keindahan itu tercoreng oleh sebuah nuansa aneh dari pancaran kedua matanya. Ia tidak memperlihatkannya secara langsung, namun aku dapat merasakannya.




Aku pun akhirnya iseng membuka tulisan pribadinya di internet. Menurut pengalamanku, seseorang itu akan menuliskan sesuatu yang berkesan baginya dan akan melupakan hal-hal yang biasa dan tidak berkesan baginya. Tentu saja. Tahun yang tertulis adalah tahun 2009, tahun di mana aku memulai kuliahku di kampus ini. Namun jika melihat bulannya, ketika itu aku masih SMA. Di sana terpampang sebuah curahan hati laki-laki itu tentang cinta pertamanya. Ya, CINTA PERTAMA-nya. Yang di sana dia bilang dia cintai sampai sekarang. Sebuah kisah yang tragis dan aku sukses menangis. Menangisi kisahnya dan menangisi rasa penasaranku yang akhirnya setengah menghilang. Hanya setengah. Aku masih belum dapat menghilangkan seluruh rasa dahaga penasaran itu...

Hmmm...  

Ya, Allah... aku ingin berdoa, dia adalah kakakku, walaupun bukan kakak sebenarnya. Jika kakak kandungku berhasil hidup, tentu saja akan sama usianya dengan dia.. Ya Allah, lancarkanlah jodohnya... Berikanlah sosok istri solehah yang dapat menghibur kegundahan hatinya. Yang dapat mendidik dengan baik anak-anaknya. Tolong ubahlah dia menjadi seorang sosok suami dan pria yang lebih baik. Jadikan dia pemimpin yang lebih baik. Jadikan dia sebagai laki-laki yang dapat menjaga hijabnya dengan baik. Cinta pertamanya yang tiada itu juga pasti senang jika laki-laki itu berubah menjadi ikhwan sesungguhnya. Aku yakin.  

aamiin

*1:49 kakakku sudah offline. terima kasih, kak :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar