Sabtu, 09 Mei 2015

Jadi Pengajar Itu Gampang… Kata Siapa?



#PROLOG

Dulu banget, saya pernah ngobrol dengan salah satu saudara, kalo enggak salah seperti ini dialognya:

“Siti sekarang kerja di mana?”
“Depok, Kak.”
“Kerjanya ngapain? Di perusahaan Korea?”
“Bukan, Kak. Siti ngajar.”
“Oh, gampang kalo ngajar, mah…”
“………………”

Saya percaya, setiap pekerjaan itu ada bagian mudahnya dan ada bagian susahnya, ada bagian enaknya dan ada bagian enggak enaknya, ada waktu luangnya dan ada waktu sibuknya. Apapun jenis pekerjaannya itu. Dari berbagai macam jenis pekerjaan, salah satu yang saya pilih sebagai karier saat ini adalah menjadi seorang pengajar. Ada beberapa alasan kenapa harus menjadi seorang pengajar. Salah satunya adalah kebermanfaatan terhadap sesama. And.. kenapa memilih pengajaran bahasa Korea?

Hmm, ada cerita lucu tentang itu. Intinya, waktu tahun 2009, pas mau daftar SIMAK UI, saya nekat memilih jurusan Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UI sebagai pilihan kedua. Sementara pilihan pertamanya, tentu saja… Administrasi Perpajakan FISIP UI. Saya daftarkan jurusan kedua itu sebelum meminta izin kepada orang tua. Awalnya, saya bilang mau ambil bahasa Inggris atau bahasa Jepang atau Mandarin. Walaupun, ayah saya tetap menyarankan untuk ambil jurusan Ilmu Perpustakaan biar bisa jadi PNS. Hehehe. Tapi dasar anaknya bandel. Saya klik BKK UI yang waktu tahun 2009 itu jurusan masih minim informasi. Dan saya diomelin habis-habisan sama ayah saya di rumah. Entahlah, dulu saya punya feeling bahwa bahasa Korea itu masih sedikit yang bisa dan saya mau jadi salah satu yang mahir. “Prospek bahasa Korea itu bagus banget! Nanti di masa depan, saya bisa jadi ‘berlian’ yang dicari orang!” begitu saya pikir waktu itu.

Selama berkuliah, kami para mahasiswa BKK UI belajar semua tentang Korea, enggak hanya sastra aja, tapi kebudayaan, ekonomi, sejarah, kepercayaan, sampe linguistik dan fonetik bahasa juga. Semuanya. Sampe akhirnya, kami merasa kami lebih ‘korea’ dibandingkan orang Korea sendiri. Hahaha. Nah, saya jatuh cinta pada dunia pengajaran karena ketika menengok ke belakang, waktu SD-SMA dulu, saya banyak menemukan beberapa karakteristik pengajar. Dari yang enak banget ngajarnya sampe yang killer banget ngajarnya. Dan saya selalu nge-fans sama pengajar yang enak banget ngajarnya. Kenapa bisa seperti itu, ya? Transfer ilmunya itu jadi tanpa penghalang, langsung masuk ke otak saya dan jadi pemahaman akan pengetahuan baru. Menyenangkan. Apalagi kalo pengajarnya ganteng. Eh ngaco!

Dari faktor internal, saya senang dengan pekerjaan planning something and do that planning. And teaching is just a great job, right! Sementara itu, dari factor eksternal, saya juga ingin masuk geng mereka (baca: para pengajar yang enak ngajarnya). Selain itu, kebermanfaatan ilmu yang ditransfer itu bisa jadi ladang pahala buat para pengajar. 

Wah! Makanya, saya jatuh cinta dengan pekerjaan ini.   

Jadi pengajar itu gampang… kata siapa? Sama dengan pekerjaan lain, kami para pengajar juga terkadang menemukan kesulitan dalam pekerjaan kami. Nah, maka dari itu saya ingin sharing pengalaman seru, indah, seram, bahkan sedih ketika mengajar. Semuanya. Dan hikmah di setiap kejadiannya…

*feat a song called Soul in OST It's Okay It's Love Korean Drama*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar