Jumat, 05 April 2013

Mangesakan Allah, Keikutsertaan Allah, dan Ihsan


*sumber: materi pembinaan Salam UI dll

Materi 3: Mengesakan Allah
Makna Rabb
Rabb selalu diterjemahkan dengan “Tuhan”. Penerjemahan ini sering menghilangkan kandungan makna yang sebenarnya. Ada tiga makna Rabb:

1.     Pencipta (Khaliq)
“Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara segala sesuatu.” (Al-'An`am 6:102)

Katakanlah (Muhammad), "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Katakanlah, "Allah." Katakanlah, "Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya sendiri?" Katakanlah, "Samakah orang yang buta dengan yang dapat melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah, "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa, Mahaperkasa." (Ar-Ra`d 13:16)

2.     Pemberi rizki (Raziq)
“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lau Mafū).” (Hud 11:6)

“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu.” ('Ibrahim 14:32)

3.     Pemilik (Malik)
       Allah yang telah menciptakan dan memelihara alam semesta, maka Allah adalah satu-satunya Pemilik alam semesta ini. Apa yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah à  mesti digunakan sesuai dengan keinginan Pemiliknya

“Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah 2:284)

       Karena semua alam ini milik Allah, maka terserah kepada Kehendak Allah untuk memberikan kepada siapa saja atau mengambilnya dari siapa saja. Inilah kesadaran seorang mu’min ketika mendapat musibah, sehingga ia mengucapkan (2:156): إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Jika kita menyadari hal ini, maka
       Tidak akan sombong ketika diberi oleh Allah
       Tidak akan putus asa jika kehilangan sesuatu

Materi 4: Keikutsertaan Allah
Mu’min ataupun kafir, semuanya ada dalam pantauan Allah SWT. Semuanya diketahui oleh Allah karena sistem pengawasan Allah yang canggih. Lebih canggih drpd CCTV.
1.     Allah yang menciptakan manusia
2.     Allah mengetahui bisikan hati
3.     Allah lebih dekat dari pada urat leher
4.     Allah menempatkan dua malaikat di kanan dan kiri manusia, mencatat segala amalnya

       “Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya”. (QS. Qaff 50: 16) 
       “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al Mujaadila 58:7)

Kebaikan Allah. Seorang mu’min juga menyadari akan kebaikan Allah SWT kepada setiap makhlukNya dengan memberikan berbagai ni’mat yang tak terhitung jumlahnya. Nikmat itu berupa nikmat lahir ataupun batin. Wajar kalau kita pun membalasNya dengan berbuat baik pula. Sebanyak 31 kali Allah bertanya kepada kita dalam surat Ar-Rahman (55):  Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka kalangan jin menjawab:
“Ya Allah, tidak ada sesuatu pun dari ni’matMu, wahai Tuhan Kami, yang kami dustakan; bagiMu segala puji.”
Ibnu Abbas menjawab:
Tidak ada sesuatu pun, ya Rabb.”

Orang beriman menyadari akan pengawasan Allah dan kebaikan Allah, sehingga mereka taat kepada Allah. Ketaatan itu diwujudkan dengan cara:
1.     Meningkatkan keimanannya kepada Allah
2.     Beramal sholeh

Materi 5: Ihsan
Ada 3 buah rukun dalam beragama, yaitu:
ISLAM à komitmen operasional
IMAN à komitmen moral
IHSAN à kualitas operasional
Ihsan berkaitan dengan kualitas kerja (operasional). “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai apabila mengerjakan salah seorang di antara kalian suatu pekerjaan dilakukan dengan rapi.”  (HR. Thabrani dan Baihaqi). 3 unsur dalam ihsan: niat yang ikhlas, amal yang rapi, dan penyelesaian yang baik.

1.     Ihsan akan muncul jika perasaan terhadap pengawasan Allah senantiasa ada à kerjanya selalu sesuai dengan tuntutan yang ada, meski tidak ada mandornya. Rasul SAW bersabda tentang IHSAN:

“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya; jika kamu tidak dapat melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari-Muslim)

2.     Ihsan juga muncul karena adanya perasaan atau kesadaran akan limpahan kebaikan Allah à kerja sebagai ungkapan rasa syukur sehingga kerjanya dalam format yang sebaik-baiknya

·         Keduanya hal ini pertama-tama akan memunculkan niat atau motivasi kerja à motivasi yang baik.

Unsur pertama dari Ihsan adalah NIAT YANG IKHLAS. Setiap sesuatu dapat ternoda oleh yang lain. Niat yang ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal:

"Hanyasanya semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya.” (HR. Bukhari)

Mengumpulkan niat baik. Termasuk Ikhlas adalah mengumpulkan beberapa niat baik dalam satu amal. Misalnya: pergi liqo/halaqah/mengaji dengan niat:
       Silaturrahim
       Akan berinfaq fii sabilillah
       Thalabul ilmi (menuntut ilmu)
       Tilawatil Qur’an
       Ingin memperbaiki diri
       Mencari ridho Allah
Karena niat saja sudah dicatat satu kebaikan oleh Allah, sehingga satu amalan dengan beberapa niat baik akan mendapatkan beberapa pahala sekaligus ^^.

Ada 3 jenis amal yang termasuk ikhlas:
1.     Beramal karena takut siksa Allah
Ini disebut amalnya hamba
2.     Beramal karena mencari pahala
Ini amalnya pedagang
3.     Beramal karena bersyukur
Ini amalnya orang yang bersyukur
       (Ketiga jenis amal itu adalah amal yang diterima oleh Allah SWT, meskipun amal karena bersyukur itu adalah amal yang tertinggi karena itulah amal Rasul SAW

Amal terbaik. Allah pun ingin menguji di antara hambaNya siapakah yang paling baik amalnya. Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa yang dimaksud ahsanu ‘amala adalah
       أَخْلَصُهُ (paling ikhlas)
        وَأَصْوَبُهُ(paling sesuai dengan Sunnah)
Muhammad bin ‘Ajlan mengatakan: bukan yang paling banyak amalnya. Jadi yang diinginkan oleh Allah adalah yang terbaik dari amal-amal kita.
Bagi orang yang berbuat ihsan, maka Allah akan memberikan balasan. Dan jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka...

Jika Aku mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. (HR Bukhari)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar