Kamis, 25 Agustus 2016

Rejeki Anak Solehah: Konser Maher Zain “One” 2016

Assalamualaykum, semuanya~ Ketemu sama saya lagi~ Sitsol yang paling kece, hohoho. Apa kabar hari ini? Wah kalau saya, akhir-akhir ini lagi sibuk banget sama yang namanya… masuk angin. Hehehe. Mungkin saya lelah #tsah #abaikan.

Okay, hari ini saya mau share pengalaman nonton konser Maher Zain. Konsernya di Indonesia digelar di beberapa kota besar. Salah satunya, ya pasti ibukota tercintah kitah, Jekardah ~ (*ceritanya dialek British, jayus ya? biarin weeek :p)

Beberapa bulan sebelumnya, sebenarnya saya sudah tahu, lihat dari facebook dan instagram. Wah saya langsung semangat buat kontak beberapa teman kuliah dulu. Siapa tahu mereka bisa ikutan. Saya pingin banget ikutan. Butuh refreshing. Setelah kontak sana kontak sini, mereka bilang, mereka enggak bisa karena jadwal dan lain hal. Huhuhu. Sedih. Pun saya sebenarnya weekend pasti akan ada Kelas EPS TOPIK di kantor. And itu adalah reality. Hiks.

Akhirnya, saya ikhlas melupakan Maher. Soalnya dia udah punya istri dan anak. Gyaaa, ngaconya kumat! Eh bukan ya. Saya bukan perusak rumah tangga orang lain kok. Hihihi. Enggak kok, lagipula saya enggak begitu nge-fans sama Maher Zain actually. Dia kan botak. Saya enggak suka cowok botak.

Walaupun saya enggak suka sama kepalanya Maher, tapi saya suka sama beberapa lagunya. Misalnya yang judulnya "Barakallah", "Number One", "Ya Nabi", dan "Ramadhan". Selain itu, saya juga suka sama lagunya temen-temennya Maher Zain, kayak Harris J dan Raef. Mereka semua satu tipe. Musisi muslim dari barat. Harris J dulu pernah ke Jakarta juga. Senayan juga dalam rangka acara bookfair kalo enggak salah. Tapi saya lagi-lagi enggak bisa datang. Ya ampun, setelah saya lihat di youtube suaranya Justin Bieber abis. Malah lebih bagus. Dan dia baca Al Qurannya bagus banget!

Okay. Fokus balik lagi ke perjalanan saya ke Konser Maher Zain 2016. Alhamdulillah saya dapat rejeki anak solehah. Awalnya kan saya udah ikhlas aja enggak bisa ikutan. Mungkin belum rejeki. Lagipula yang namanya rejeki itu enggak bisa tertukar. Berdasarkan hal itu, saya selalu yakin atas semua ketetapan Allah terhadap saya. Lha, kenapa tiba-tiba jadi serius ya? hehehe. Padahal postingan kali ini maunya santai XD.

Konser ini diselenggarakan di Basket Hall Senayan pas malem minggu. Waktu hari H konser… paginya, jam 10-an, salah satu temen kuliah saya, Jeki, nge-chat dan nawarin tiket. Saya langsung kaget dan panic at the disco. Kira-kira begini chat-nya. Si Jeki ini asli Tegal, dia kalo ngomong pasti aku-kamu-an. Dan saya orang Betawi jadi gue-elo-an. Hehehe.

“Lho, kok lo tiba-tiba nonton, Jek? Sama siapa aja nontonnya?”

“Iya, kakakku sama adikku juga, tapi abis nonton aku langsung pulang ke Cilegon (tempat kerjanya). Ini aku ada tiket satu lagi enggak kepake, kalo kamu mau.”

“Gyaaa mauuu~ Wooo… katanya waktu itu enggak mau ikut…,”

“Iya, hehehe. Mau enggak nih? Kalo beneran mau, aku kasih kamu Sol tiketnya. Bayar Rp. XXX aja. Aslinya Rp. YYY lho.”

“Beneran mauuu. Eh tapi gue kasih tau ibu sama adek dulu ya di rumah. Soalnya plan awalnya itu abis ngajarnya dicepetin hari ini, gue mau ke Erha Depok sama adek. Mau konsultasi hehe. Udah breakout muka gue Jek.”

“Aseeek. Yaudah. Kalo mau bareng, aku sama kakak adikku berangkat dari Stasiun UI jam 13.30 kita harus ngurusin tiket dulu soalnya. Atau kamu bisa pergi nyusul abis ngajar.”

“Okay. Abis ashar, gue langsung caw aja. Ketemuan ya di sana!”

Senangnya! Saya naik gojek as always. Tapi ternyata saya nyasar. Gyaaa…. Awalnya saya kira tempatnya itu di Tennis Indoor, ternyata di Basket Hall. And kalian tahu, saya malah sampe di Stadion Utama. Dan saya enggak bisa baca peta di google maps share location-nya Jeki. Ya ampun. Kacau abis. Setelah mutar-muter hampir 1 jam, saya menemukan si Basket Hall. Ketemu Jeki langsung pundung.

“Jek, lo harus tahu perjuangan gue ke sini. Hiks.”

“Ya ampun, Sol. Iya-iya. Ayuk gabung sama yang lain.”

Di sana saya kenalan sama temen-temennya kakaknya Jeki. Kita langsung klop karena ternyata kita semua bukan fans fanatiknya Maher Zain. Kita ke situ buat refreshing aja. Hahahaha.

Oia, kami semua duduk di tribun sebelah kiri panggung. Spotnya lumayan bagus. Konser dibuka sama band yang saya enggak suka, The Masive. Hadeh. Kenapa harus mereka? Dari semua lagu pembuka, saya ikutan nyanyi lagu nasionalnya aja. Indoneeesia tanah air beeeta pusakaaa abadi nan jayaaa~ Ngepas sama momen 17an sih, jadi cocok.

Overall konsernya Maher Zain bagus. Tapi saya banyak enggak tahu lagu-lagu barunya. Dan yang bikin lucu, Mbak X (saya lupa namanya, salah satu temennya kakaknya Jeki) dia juga bisik-bisik enggak tahu beberapa lagu. Hahaha. Saya nonton sambil makan malam, minum susu coklat Ultra sama Sariroti tawar. Si Mbak X juga ikutan ngemilin roti saya. Hehehe.

Di tengah konser, hujan turun deras. Saya panik, minta dijemput adik saya di rumah dengan iming-iming traktiran pizza di hari Minggu. Saya disuruh ke pintu gerbang TVRI yang saya enggak tahu di mana. Intinya terus kami miskom. Adik saya marah. Saya diem-diem judes laper. Katanya kalau lewat jalan situ bisa lebih cepat dan enggak macet. Saya bodo amat. Saya udah capek muterin Stadion Utama tadi sore. Saya pulang dengan rasa lapar dan kesal. Hiks.

Tapi, pengalaman kali ini mengajarkan saya beberapa hal. Pertama, Allah melindungi saya dari awal pergi sampai pulang walaupun perasaannya campur aduk senang, lelah, kesal dan lapar. Intinya kan saya jadi bisa nonton live Maher Zain. Hehehe. It’s okay. Selama kita enggak berputus dari rahmat Allah, semua akan ada jalannya. Dan yang kedua, saya harus belajar untuk lebih bersabar. Di situ, saya pergi sendirian, saya paling enggak suka pergi sendirian ke tempat yang asing. Saya udah lamaaa banget enggak ke Senayan. Saya jadi lupa jalannya. Pak Gojeknya juga lupa. Nyasar deh kan. Hahaha. Jadi, saya harus belajar bersabar dan belajar baca peta :p


Udah ah, kepanjangan nih postingan kali ini. Sekian. Pengalaman kali ini enggak bakal terlupakan, sih. Hohoho. #tetapsemangat

Dan ini dokumentasinya...

Stadion Utama

Spot datang dan pergi di Stadion. Genap sekali putar Stadion Utama. Lelah Hayati, Bang~

Akhirnya tanya jalan sama pedagang dan tukang parkir

Finally, setelah tanya ke pedagang, tukang parkir, dan akhirnya ketemu sama Pak Satpam.
Pak Satpam mengarahkan ke jalan ini.

AKHIRNYA SAMPE HOHOHO!

Yeay yeay yeay. Open the gate~

Spot tribun kiri panggung ^.^