Assalamualaikum
warahmatullohi wabarokatuh! 좋은 아침...
^^
Kali
ini saya mau share tentang perselingkuhan
persedekahan. Posting pertama nih di
blog saya tentang sedekah. Okay, hmm... Keajaoban sedekah ini terjadi kepada
saya minggu lalu, tepatnya tanggal 8 Desember 2013. Hari itu adalah jadwal saya
mengajar di Depok. Sebelum itu, saya pergi ke ATM di Cibubur untuk transfer ke
salah seorang kenalan dalam rangka ikut menyumbang kepada (kita sebut saja) Pak
S. Beliau adalah pak satpam di SMA saya dulu. Kini, beliau sedang sakit stroke
dan butuh bantuan. Katanya, kondisi beliau sudah parah. Memang sih, saya
melihat foto di grup FB itu seperti before
and after-nya tubuh beliau. Dulu,
beliau sangat gemuk, tetapi sekarang kurus kering. Jujur, saya tidak akan
mengenali beliau jika berpapasan di jalan. Kurus sekali! Dan katanya tubuhnya menguning
karena sakit tersebut.
Jadi,
para alumni berinisiatif untuk membantu beliau. (Btw, teman-teman pembaca tolong
doakan saya supaya terhindar dari ujub,
bukan maksud saya untuk ujub karena
sedekah, tetapi keajaiban yang saya
rasakan nantilah yang saya maksudkan dalam posting kali ini. Sungguh Allah
Maha Kaya dan Maha Mengetahui.)
Nah,
siang itu sekitar pukul 12.00 kurang, saya transfer 100 ribu rupiah. Setelah
dari ATM, saya mengangkot menuju Depok. Kelas diadakan pukul 13.00. Di kelas,
ternyata sudah datang salah seorang murid yang begitu sanguinis (menurut saya,
hehehe.). Kita panggil saja dengan Mbak S. Hari itu, Mbak S bersorak-sorai
gembira karena dirinya membawa Chocopie.
Kudapan yang mirip Better tapi lebih
lembut dan isinya itu marsmellow.
Enak sih, tapi saya tidak terlalu suka karena selalu menyangkut tuh di gigi dan
membuat gigi item-item. Hehehe!
Begitu
kelas akan dimulai, Mbak S mengeluarkan sesuatu dari tasnya, sebuah buku
jurnal 2014 berwarna biru. Saya terperanjat seraya berujar kepadanya,
“Wah!
Udah beli, ya, Mbak? Keren!”
Kemudian,
saya lanjutkan dalam hati, “Wah, Mbak S
udah beli. Tapi itu punya Mbak S kayaknya. Berarti punya gue kapan datengnya,
ya?” Buku jurnal itu adalah buku jurnal lucu yang dijual online. Kami
berdua adalah maniak online shopping,
by the way (kekekek). Minggu
sebelumnya, kami sudah membicarakan buku yang harganya 109 ribu rupiah itu. Singkatnya,
minggu saya menitip buku itu kepada Mbak S. Namun, belum pernah menanyakan
kondisi pesanannya.
Sebenarnya,
selain buku jurnal, toko online-nya
juga menjual buku catatan perjalanan dan lain-lain. Mbak S membeli buku
perjalanan jauh sebelum hari itu dan sudah terisi lengkap dengan perjalanannya
ke Bali dan Korea. Di bukunya, tertempel aneka foto dan bahkan karcis kereta!
Buku tersebut memang menyediakan halaman khusus untuk hal-hal itu.
Back to the
keajaiban sedekah! Saya menitip beli
buku itu kepada Mbak S minggu lalu dan hari Rabu sudah ia terima katanya.
Setelah itu, Mbak S juga mengeluarkan sebuah benda lain dari dalam tasnya, seplastik besar rumput laut untuk kimbab!
KIM! Atau terkenal juga dengan sebutan Nori. Isinya ada 20 lembar. Nah, saya
juga menitip beli barang itu beberapa minggu sebelumnya karena rumah Mbak S
katanya dekat dengan toko makanan Korea. Kim seperti itu sudah saya cari-cari
dari beberapa tahun yang lalu (beneran, susah banget carinya!).
Ketika
saya menanyakan total harganya, ia menjawab,
“Enggak
usah Seonsaengnim. Buat Seonsangnim aja sebagai kado ulang
tahun!” (padahal ulang tahun saya akhir November kemarin... dan bukan tipe
penyuka ulang tahun. Setiap ulang tahun, saya malah takut karena tambah tua dan
takut tambah dosa ㅠ.ㅠ)
JEGER!
Ya, mungkin beberapa orang menganggap lebay. Akan tetapi, tidak bagi saya. Kedua
barang itu saya idam-idamkan sekali. Pertama,
buku jurnal 2014 yang lucu dan warna warni itu. Saya cari di Gramedia pun tidak
ada buku semacam itu. Di sana, terlalu plain bukunya. Saya butuh buku jurnal
yang lucu dan warna warni agar target-target dan mimpi-mimpi saya tahun 2014
dapat dirancang dengan fun. Allah
mendengar kebutuhan saya. Maka, datanglah murid saya dengan informasi toko online buku itu. Pertama kali melihat review di website-nya, saya langsung jatuh cinta dengan buku jurnal itu.
Kedua,
seplastik rumput laut untuk kimbab a.k.a kim. Saya adalah maniak rumput laut,
jadi saya berkeinginan suatu saat bisa membuat kimbab isi rendang di
rumah atau isian yang lainnya yang ala Indonesia. Dan Allah juga mendengar keinginan
saya itu. Keinginan yang menurut sebagian orang mungkin biasa saja. Ya, mungkin
keinginan saya ini sama dengan keinginan seorang miskin yang ingin sekali makan
ayam goreng. Macam tu lah. Hehehe!
Nah,
kalau dikalkulasikan... sebelumnya, saya
sedekah pukul 12.00 kurang, dengan jumlah 100 ribu rupiah. Kemudian sekitar
satu jam setelahnya, sedekah saya langsung diganti berupa buku jurnal dan kim!
Kedua benda itu kalau dikalkulasi, buku harganya 109 ribu dan kim isi 20 lembar
mungkin sekitar 50 ribu atau lebih (yang kecil-kecil di minimarket aja mahal,
apalagi nyang gede ini). So,
totalnya, sekitar 159 ribu. Mungkin kalau hitang-hitung seperti ini agak
gimana gitu, ya? Tapi entah mengapa saya merasa takjub sendiri! Padahal saya baru sedekah satu
jam sebelumnya dan langsung dibalas cepat sekali. Allah sama sekali tidak
menundanya! 100 ribu saya diganti! Malah dapat lebih 59 ribu! Alhamdulillah!
Ya,
sedekah itu memang ‘jemputan’ rezeki. Rezeki bisa berbentuk materi, seperti
uang, properti, dan barang. Juga, berbentuk non materi, seperti kesehatan,
keselamatan dari bahaya bahkan kematian. Saya pernah baca buku, isinya kisah
seorang pemuda yang tidak jadi mati karena sebelumnya bersedekah dengan
hartanya. Allah menunda kematiannya dan membatalkan tugas malaikat pencabut
nyawa hari itu. Bayangkan! Kematian bisa ditunda lho pakai sedekah! (Kalau
tidak salah, dari buku 7 Keajaiban Rezekinya Ippo Santoso)
Itulah
kisah saya tentang keajaiban sedekah. Kalau kamu? ^^
Wassalamualaikum
warohmatullohi wabarokatuh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar