Manusia semakin beranjak usia, maka
semakin banyak pengalaman hidupnya. Sepertinya, ini yang akhir-akhir ini saya
percaya dan pahami. Pengalaman-pengalaman itu ada yang enak, tapi ada yang enek
juga. Semakin ke sini, di usia saya yang beberapa hari lagi lagi genap 24
tahun, it's more complicated I think. Pengalaman hidup yang Allah berikan
kepada saya bukan hanya pengalaman yang sederhana saya, tapi yang rumit pun
ada. Banyak.
Dulu, waktu sekolah, saya berpikir, ya
setelah sekolah pasti bekerja untuk mencari uang dan bekerja akan jadi sebuah
rutinitas biasa seperti sekolah dulu. Sudah. Titik. Sesederhana itu. Namun,
ternyata setelah dijalani hampir setahun lebih beberapa bulan ini (after
graduated), tak sesederhana itu ya? Bekerja tak hanya bekerja. Maksudnya,
bekerja melakukan jobdesk sesuai perjanjian di awal sampai tanggal 1 gajian,
bekerja-gajian-bekerja-gajian-bekerja-gajian, dst.
Menurut pengalaman dan pengamatan saya
yang masih seumur jagung ini dalam dunia kerja, ada banyak hal penting di
samping main menu bekerja kita (entah itu mengajar, buat pembukuan, buat
desain, memeriksa data, dsb) yang harus dipikirkan, antara lain sebagai
berikut:
1.
Fasilitas di tempat kerja
2.
Hubungan dengan rekan kerja
3.
Hubungan dengan atasan
4.
Hubungan dengan bawahan/OB/OG
5.
Pengembangan dan pembelajaran diri
6.
Refreshing
7.
Investasi dan tabungan
8.
Waktu dengan keluarga dan teman
9.
Waktu dengan Tuhan
10. Olahraga
dan makan teratur
Okay, pertama yang saya pahami, sebagai
pekerja ternyata tugas kita bukan hanya berkutat dengan masalah pekerjaan itu
saja, namun kesepuluh hal di atas juga menjadi hal yang harus kita pikirkan
denga baik. Pertama, fasilitas di tempat kerja ternyata bisa menjadi poin
tambahan bagi tugas utama kita, misalnya ada jaringan Wi-Fi sehingga
kirim-mengirim email bisa lancar jaya. Tapi, ruang kerja bisa pengap disebabkan
oleh fasilitas kipas/AC/sistem aliran udara tidak bekerja dengan baik. Oleh
karena itu, produktivitas kerja pun bisa menurun. Malah, saya pernah punya
pengalaman, murid saya minta izin tak masuk karena kepanasan di kelas.
Kedua, ternyata… kita memang tidak
hidup sendirian. Teori sosiologi waktu sekolah dulu "manusia adalah mahluk
sosial yang tak bisa hidup sendirian" itu benar. Dulu, saat pikiran saya
masih belum se-kritis dan se-filosofis saat ini, saya hanya menganalogikan
hidup tanpa ayah-ibu-teman, pasti sepi. Sekarang, saya tahu maksud teori itu!
Manusia punya peran masing-masing, salah satunya jabatan yang sama (rekan
kerja), jabatan yang lebih atas (atasan), dan jabatan yang lebih bawah
(bawahan/OB/OG). Dengan ketiganya, sebagai individu, kita harus bisa
beradaptasi. Memang, saya dari dulu punya pemikiran bahwa "harus jadi diri
sendiri". Namun, ketika kita berada di dunia ketiga*, yaitu dunia kerja,
maka imej dan hal-hal sepele yang kita lakukan bisa menjadi penting dan bisa
menjadi nilai yang disematkan orang lain atas diri kita. Intinya, kita bisa
tetap menjadi diri sendiri tapi juga baik di mata orang lain. Misalnya, ketika
sebagai individu punya sifat pendiam. Di dunia ketiga, senyumlah setidaknya
beberapa kali walaupun tidak sering. Kenapa? Karena orang lain bisa berpikiran
lain kepada sifat kita itu: sombong. Padahal apa yang disombongin juga? Hahaha
Sifat orang di dunia ketiga ini
beragam. Ada yang munafik, ada yang lurus, ada yang keep safety, ada yang … Ada
yang lemah seperti saya beberapa bulan lalu. Ketika saya tidak bisa melakukan
apa yang saya bicarakan. Saya merasa menjadi orang terlemah yang paling ada.
Saya tahu, di tempat yang lain pasti orang-orang sudah menghujat saya munafik,
sombong, tak bertanggung jawab, dsb. I hate myself really. Tapi, saya lebih
membenci suasana kerja di sana. Saya masih muda dan bisa melakukan berbagai hal
lain. Kenapa saya harus terjebak di sana dengan orang-orang yang seperti itu?
#lho kok jadi curcol ke mana-mana?
Ehem. Maaf. Hehehe. Lanjutkan yang
tadi, tentang berbagai karakter atau sifat orang di dunia ketiga. Peraturan
pertama tadi: lakukan hal yang di saat melakukannya, kita bisa tetap menjadi
diri sendiri tapi juga baik di mata orang lain. Peraturan kedua: dilarang
terlalu percaya kepada orang lain (walaupun kita merasa dekat, belum tentu dia
merasakan yang sama). Mengenai hal ini, saya punya pengalaman! Saya pernah
beberapa kali menge-share hal-hal penting seperti, sms jahil dari murid,
keseganan saya dengan beberapa orang di kantor, dsb kepada rekan kerja saya.
Kebetulan dia junior saya di kampus. Saya pikir, sebagai satu alumni, dia akan
bisa jaga rahasia. Tapi, nyatanya tidak. Terlalu sakit hati jika saya ceritakan
lebih lanjut. Intinya, hati-hati kepada orang lain, jangan terlalu terbuka
tentang segala hal. Labih baik, ceritakan saja kepada keluarga.
Ingat, bekerja membuat seseorang
menghasilkan uang. Nah, uang yang sudah didapatkan itu harus dibagi
(persen-persenannya bisa dilihat di website keuangan hehehe). Dibagi menjadi
uang untuk tabungan, investasi, refreshing, pengembangan dan pembelajaran diri,
dsb. Hal tersebut penting sekali untuk masa depan kita. Satu lagi, olahraga dan
makan teratur juga penting bagi masa depan dan masa sekarang. Buat saya, ini
yang masih susah. Olahraga. Insya Allah saya juga akan berubah jadi meluangkan
waktu untuk olahraga! Okay ^^
Waktu yang dimiliki setiap orang yang
hidup di muka bumi ini seharinya sama, 24 jam. Maka, pergunakanlah dengan
bijak. Waktu untuk diri sendiri (Me Time) bisa digunakan untuk
bermuhasabah/merenungkan apa saja yang sudah dicapai, apa yang belum, apa saja
yang sudah bermanfaat, apa yang belum, benarkah pemasukan dan pengeluaran kita
selama ini, bagaimana target-target selanjutnya, intinya sih mengobrol dengan
diri sendiri semacam building emotion and relaxing time. Waktu untuk keluarga
dan teman juga penting. Walaupun hanya sebulan sekali, cobalah bertemu dan
nonton bersama dengan teman-teman dekat waktu SMA! It's very refresh our mind
and soul. Talking about soul, yaaa siapa yang mempunyai jiwa dan raga ini
selain Tuhan kita. Maka, mendekatlah dan atur waktu kita dengan Tuhan di setiap
ibadah kita dan di setiap detik kita harus mengingat DiriNya. Apapun cobaannya,
semua itu pasti Tuhan buat karena ada alasannya dan hikmahnya. Juga bisa
membuat manusia lebih kuat jiwa dan raganya ^^
*Tulisan ini dibuat dari pengalaman
saya bekerja (after graduated) selama setahun beberapa bulan ini… hehehe
Setuju bangeett sooll
BalasHapusYoyoi ^^
BalasHapus