Assalamualaykum!
Akhir-akhir ini, ya selama
dua minggu terakhir, saya mencoba Program Clean Eating. Kali ini, dalam minggu
pertama, saya mencoba mengurangi porsi nasi putih setiap makan. Minggu kedua,
saya coba mengganti nasi putih dengan kentang rebus. Kali ini masih belajar
sehingga dalam 3x makan sehari, saya 2x menggunakan kentang dan 1x masih dengan
nasi putih setengah porsi.
Kenapa begitu? Karena saya
enggak ingin pikiran dan tubuh saya kaget dengan kebiasaan baru ini. Jadi, ya
sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Dua minggu ini saya masih makan mie,
kudapan chips ber-MSG, dsb yang masih dalam takaran wajar. Sekali lagi, biar
pikiran (mental) dan tubuh enggak kaget. Ngomong-ngomong, kentang itu sumber
karbohidrat yang lebih baik dibandingkan nasi putih. Gugling deh. Penderita
Diabetes aja beneran musuhan sama nasi putih karena kandungan gulanya banyak!
Alasan lain kenapa saya melakukan clean eating adalah ada lemak berlebih di
suatu tempat dan berat badan saya yang 3 kg lebih berat dibandingkan berat
badan ideal saya. Tapi, alasan utama tetap DEMI MENJAGA KESEHATAN DAN
PRODUKTIVITAS. Secara, investasi dalam sisi kesehatan itu penting banget kan!
Enggak mau kan pas muda foya-foya makan sembarangan, trus pas tua banyak
penyakitnya??? Hayooo… Ogah dong? #stayhealtystaycool
Liburan Idul Adha 2015 yang
lalu, saya menyempatkan diri untuk mengolah daging sapi dan kambing qurban
menjadi sesuatu yang berbeda. Niatnya sih begitu. Ya dan hasilnya lumayan di
luar dugaan, hehehe. Untuk daging qurban, biasanya orang Indonesia memasaknya
dengan cara dibuat gulai atau disate. Kali itu, saya ingin sekali membuat
tumisan lada hitam. Maka, saya cari resepnya dan mendapatkan resep yang lumayan
mudah dan simpel. Daging Sapi Lada Hitam dan Daging Kambing Lada Hitam.
Walaupun keduanya lada hitam, tapi ada kekhasan sendiri dengan tekstur si
daging sapi maupun kambing sehingga membuat perlakuan kita berbeda terhadap si
daging. Misalnya daging kembing jangan dicuci, tapi rendam saja dengan parutan
nanas biar empuk. Sementara daging sapi lebih fleksibel. Berbicara tentang
per-daging-an, ingat untuk memotong daging enggak searah dengan seratnya agar
lebih mudah ketika dimakan, ya!
Kesalahan saya kali itu
adalah karena enggak ada nanas, maka saya bereksperimen merendam daging kambing
dengan air jeruk nipis. Enggak hanya itu, saya mendiamkannya di kulkas bersama
dalam jangka waktu lumayan lama. Alhasil, tekstur daging kambingnya empuk sih,
tapi rasa daging kambingnya malah hilang dan cenderung asam. Akhirnya, dengan
berat hati, saya mengaku gagal memasak resep Daging Kambing Lada Hitam tsb
karena jadinya malah Asam Gurih Daging Kambing atau bahkan Tomyam Daging
Kambing, hehehe. Lain kali, jangan pernah merendam terlalu lama, hanya sampai
bau amisnya hilang saja!
Kalau resep yang kedua,
Daging Sapi Lada Hitam… wah ini sukses! Dalam waktu singkat langsung habis
begitu saja. Ludes. Tapi ada yang masih kurang menurut saya, kurang berminyak.
Entah karena apa, sebelum memasak, yang ada di pikiran saya itu tumisannya agak
berminyak. Tapi jadinya sebaliknya. Enggak kering juga. Enak. Tapi masih ada
yang kurang. Hmmm *sokperfeksionis* *ehtapiemangperfeksionisorangnya*
Baiklah. Ini dia
penampakannya ^^. Kamu coba juga ya di rumah ^^ Ingat-ingat, hindari pemakaian
MSG ya!
Sapi Lada Hitam |
Kambing Lada Hitam yang berubah jadi Asam Gurih Kambing :p |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar