#PROLOG
Dulu
banget, saya pernah ngobrol dengan salah satu saudara, kalo enggak salah
seperti ini dialognya:
“Siti
sekarang kerja di mana?”
“Depok,
Kak.”
“Kerjanya
ngapain? Di perusahaan Korea?”
“Bukan,
Kak. Siti ngajar.”
“Oh,
gampang kalo ngajar, mah…”
“………………”
Saya percaya,
setiap pekerjaan itu ada bagian mudahnya dan ada bagian susahnya, ada bagian
enaknya dan ada bagian enggak enaknya, ada waktu luangnya dan ada waktu
sibuknya. Apapun jenis pekerjaannya itu. Dari berbagai macam jenis pekerjaan,
salah satu yang saya pilih sebagai karier saat ini adalah menjadi seorang
pengajar. Ada beberapa alasan kenapa harus menjadi seorang pengajar. Salah
satunya adalah kebermanfaatan terhadap sesama. And.. kenapa memilih pengajaran bahasa
Korea?
Hmm, ada
cerita lucu tentang itu. Intinya, waktu tahun 2009, pas mau daftar SIMAK UI,
saya nekat memilih jurusan Bahasa
dan Kebudayaan Korea FIB UI sebagai pilihan kedua. Sementara pilihan
pertamanya, tentu saja… Administrasi Perpajakan FISIP UI. Saya daftarkan
jurusan kedua itu sebelum meminta izin kepada orang tua. Awalnya, saya bilang
mau ambil bahasa Inggris atau bahasa Jepang atau Mandarin. Walaupun, ayah saya
tetap menyarankan untuk ambil jurusan Ilmu Perpustakaan biar bisa jadi PNS. Hehehe.
Tapi dasar anaknya bandel. Saya klik BKK UI yang waktu tahun 2009 itu jurusan masih
minim informasi. Dan saya diomelin habis-habisan sama ayah saya di rumah. Entahlah,
dulu saya punya feeling bahwa bahasa Korea itu masih sedikit yang bisa dan saya
mau jadi salah satu yang mahir. “Prospek bahasa Korea itu bagus banget! Nanti
di masa depan, saya bisa jadi ‘berlian’ yang dicari orang!” begitu saya pikir waktu
itu.
Selama berkuliah,
kami para mahasiswa BKK UI belajar semua tentang Korea, enggak hanya sastra
aja, tapi kebudayaan, ekonomi, sejarah, kepercayaan, sampe linguistik dan
fonetik bahasa juga. Semuanya. Sampe akhirnya, kami merasa kami lebih ‘korea’ dibandingkan
orang Korea sendiri. Hahaha. Nah, saya jatuh cinta pada dunia pengajaran karena
ketika menengok ke belakang, waktu SD-SMA dulu, saya banyak menemukan beberapa
karakteristik pengajar. Dari yang enak banget ngajarnya sampe yang killer
banget ngajarnya. Dan saya selalu nge-fans sama pengajar yang enak banget
ngajarnya. Kenapa bisa seperti itu, ya? Transfer ilmunya itu jadi tanpa
penghalang, langsung masuk ke otak saya dan jadi pemahaman akan pengetahuan
baru. Menyenangkan. Apalagi kalo pengajarnya ganteng. Eh ngaco!
Dari faktor
internal, saya senang dengan pekerjaan planning something and do that planning.
And teaching is just a great job, right! Sementara itu, dari factor eksternal,
saya juga ingin masuk geng mereka (baca: para pengajar yang enak ngajarnya).
Selain itu, kebermanfaatan ilmu yang ditransfer itu bisa jadi ladang pahala
buat para pengajar.
Wah! Makanya, saya jatuh cinta dengan pekerjaan ini.
Jadi pengajar
itu gampang… kata siapa? Sama dengan pekerjaan lain, kami para pengajar juga
terkadang menemukan kesulitan dalam pekerjaan kami. Nah, maka dari itu saya
ingin sharing pengalaman seru, indah, seram, bahkan sedih ketika mengajar.
Semuanya. Dan hikmah di setiap kejadiannya…
*feat a song called Soul in OST It's Okay It's Love Korean Drama*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar