*sumber:
materi pembinaan Salam UI dll
Materi 3: Mengesakan Allah
Makna
Rabb
Rabb
selalu diterjemahkan dengan “Tuhan”. Penerjemahan ini sering menghilangkan
kandungan makna yang sebenarnya. Ada tiga makna Rabb:
1.
Pencipta (Khaliq)
“Itulah Allah, Tuhan kamu; tidak ada tuhan
selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; Dialah pemelihara
segala sesuatu.” (Al-'An`am 6:102)
Katakanlah (Muhammad), "Siapakah Tuhan
langit dan bumi?" Katakanlah, "Allah." Katakanlah,
"Pantaskah kamu mengambil pelindung-pelindung selain Allah, padahal mereka
tidak kuasa mendatangkan manfaat maupun menolak mudarat bagi dirinya
sendiri?" Katakanlah, "Samakah orang yang buta dengan yang dapat
melihat? Atau samakah yang gelap dengan yang terang? Apakah mereka menjadikan
sekutu-sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga
kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah,
"Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia Tuhan Yang Maha Esa,
Mahaperkasa." (Ar-Ra`d 13:16)
2.
Pemberi rizki (Raziq)
“Dan tidak satupun makhluk bergerak
(bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui
tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang
nyata (Lauḥ Maḥfūẓ).”
(Hud 11:6)
“Allah-lah yang telah menciptakan langit
dan bumi dan menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan)
itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah
menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia
telah menundukkan sungai-sungai bagimu.” ('Ibrahim 14:32)
3.
Pemilik (Malik)
•
Allah yang telah
menciptakan dan memelihara alam semesta, maka Allah adalah satu-satunya Pemilik
alam semesta ini. Apa
yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah à mesti digunakan sesuai dengan
keinginan
Pemiliknya
“Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan
apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu.
Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki.
Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah 2:284)
•
Karena semua alam ini milik Allah, maka
terserah kepada Kehendak Allah untuk memberikan kepada siapa saja atau
mengambilnya dari siapa saja. Inilah kesadaran seorang mu’min ketika mendapat
musibah, sehingga ia mengucapkan (2:156): إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ Jika kita menyadari hal ini, maka
•
Tidak akan sombong
ketika diberi oleh Allah
•
Tidak akan putus
asa jika kehilangan sesuatu
Materi 4: Keikutsertaan Allah
Mu’min ataupun kafir, semuanya ada dalam pantauan Allah
SWT.
Semuanya diketahui
oleh Allah karena sistem pengawasan Allah yang canggih.
Lebih canggih drpd CCTV.
1.
Allah yang
menciptakan manusia
2.
Allah mengetahui
bisikan hati
3.
Allah lebih dekat
dari pada urat leher
4.
Allah menempatkan
dua malaikat di kanan dan kiri manusia, mencatat segala amalnya
•
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia
dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. Dan kami lebih dekat
kepadanya dari pada urat lehernya”. (QS. Qaff 50: 16)
•
“Tidakkah
kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah
keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah
keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau
lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada.
Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah
mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Al Mujaadila 58:7)
Kebaikan
Allah. Seorang mu’min juga menyadari akan kebaikan Allah SWT kepada setiap
makhlukNya dengan memberikan berbagai ni’mat yang tak terhitung jumlahnya. Nikmat
itu berupa nikmat
lahir ataupun batin. Wajar kalau kita pun membalasNya dengan
berbuat baik pula. Sebanyak 31 kali Allah bertanya kepada kita dalam surat
Ar-Rahman (55): “Maka nikmat Tuhan kamu
yang manakah yang kamu dustakan?”
Maka kalangan jin
menjawab:
“Ya Allah, tidak ada sesuatu pun dari
ni’matMu, wahai Tuhan Kami, yang kami dustakan; bagiMu segala puji.”
Ibnu Abbas menjawab:
“Tidak
ada sesuatu pun, ya Rabb.”
Orang beriman menyadari akan pengawasan Allah dan kebaikan
Allah, sehingga mereka taat kepada Allah. Ketaatan
itu diwujudkan dengan cara:
1.
Meningkatkan
keimanannya kepada Allah
2.
Beramal sholeh
Materi 5: Ihsan
Ada 3
buah rukun dalam beragama, yaitu:
ISLAM à komitmen
operasional
IMAN à komitmen moral
IHSAN à kualitas
operasional
Ihsan
berkaitan dengan kualitas kerja (operasional). “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mencintai apabila mengerjakan salah
seorang di antara kalian suatu pekerjaan dilakukan dengan rapi.” (HR. Thabrani dan Baihaqi). 3 unsur dalam ihsan: niat yang ikhlas,
amal yang rapi, dan penyelesaian yang baik.
1.
Ihsan akan muncul jika perasaan terhadap
pengawasan Allah senantiasa ada à
kerjanya selalu sesuai dengan tuntutan yang ada, meski tidak ada mandornya. Rasul
SAW bersabda tentang IHSAN:
“Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya;
jika kamu tidak dapat melihatNya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR. Bukhari-Muslim)
2.
Ihsan juga muncul karena adanya perasaan
atau kesadaran akan limpahan kebaikan Allah à kerja
sebagai ungkapan rasa syukur sehingga kerjanya dalam format yang sebaik-baiknya
·
Keduanya hal ini pertama-tama akan
memunculkan niat atau motivasi kerja à
motivasi yang baik.
Unsur pertama dari Ihsan adalah NIAT YANG IKHLAS. Setiap sesuatu dapat ternoda oleh yang lain. Niat
yang ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amal:
"Hanyasanya
semua amal perbuatan itu dengan disertai niat-niatnya dan hanyasanya bagi
setiap orang itu apa yang telah menjadi niatnya.” (HR. Bukhari)
Mengumpulkan
niat baik. Termasuk Ikhlas
adalah mengumpulkan beberapa niat baik dalam satu amal. Misalnya: pergi liqo/halaqah/mengaji dengan niat:
•
Silaturrahim
•
Akan berinfaq fii
sabilillah
•
Thalabul ilmi
(menuntut ilmu)
•
Tilawatil Qur’an
•
Ingin memperbaiki
diri
•
Mencari ridho Allah
Karena niat saja sudah dicatat satu kebaikan oleh
Allah, sehingga satu amalan dengan beberapa niat baik akan mendapatkan beberapa
pahala sekaligus ^^.
Ada 3 jenis amal yang termasuk ikhlas:
1.
Beramal karena
takut siksa Allah
Ini disebut amalnya hamba
2.
Beramal karena mencari
pahala
Ini amalnya pedagang
3.
Beramal karena bersyukur
Ini amalnya orang yang bersyukur
•
(Ketiga
jenis amal itu adalah amal yang diterima oleh Allah SWT, meskipun amal
karena bersyukur itu adalah amal yang tertinggi karena itulah amal Rasul SAW
Amal
terbaik. Allah pun ingin menguji di antara hambaNya siapakah yang paling baik
amalnya. Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan bahwa yang dimaksud ahsanu ‘amala adalah
•
أَخْلَصُهُ (paling
ikhlas)
•
وَأَصْوَبُهُ(paling sesuai dengan Sunnah)
Muhammad bin ‘Ajlan mengatakan: bukan yang
paling banyak amalnya. Jadi yang diinginkan oleh Allah adalah yang terbaik
dari amal-amal kita.
Bagi orang yang berbuat ihsan, maka Allah akan memberikan balasan. Dan
jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka...
Jika Aku
mencintainya jadilah aku sebagai pendengarannya yang ia gunakan untuk
mendengar, dan sebagai penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan
sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia
gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepadaKu pasti Aku akan memberinya, dan
jika ia memohon perlindungan dariKu pasti Aku akan melindunginya”. (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar