Assalamualaykum...
^^
Apa
kabar, teman-teman ^^. Kabar saya sangat sibuk akhir-akhir ini, soalnya mau
ujian (UAS semester 6, cuy~ tak terasa ternyata kuliah tinggal 1 tahun lagi,
hihiy~) Yap, saya tak tahan lagi mau menginggalkan semester ini, yaitu semester
TERAKHIR belajar bahasa Korea, bwahahaha *gaya tangan pahlawan bertopeng. Hmm,
bukannya tak mau belajar, hanya saja... peer-nya
itu lho... sangat menyiksa. Banyak sekali. Bahkan mungkin, terlalu banyak
-_____-
Untung
saja, di tengah-tengah kesibukan itu, banyak acara dan seminar-seminar seru dan
bermanfaat di dalam kampus ^^. Salah satunya, ada acara Bedah Buku dan Film
Cinta Suci Zahrana di gadung AJS FISIP UI, tanggal 21 Mei 2012 kemarin dan
seminggu sebelumnya, saya sudah dengar berita itu. Katanya, akan hadir Kang
Abik sebagai penulisnya, Meyda Sefira, serta Cholidi Asadil Alam sebagai pemain
dalam filmnya. Oleh karena itu, acara ini sangat saya tunggu-tunggu, hehehe ^^
Baiklah,
mungkin kita bisa lihat resensi dan sinopsis bukunya di
sini terlebih dahulu...
Nah,
kalau sudah baca, balik lagi ke sini, hehe...
Acaranya
dimulai pukul 14.00 sampai pukul 16.00 sore dan Alhamdulillah saya dapat tempat
duduk di tengah depan, barisan ke empat. Saya datang dengan Zaki (yang
sebelumnya sangat galau antara pergi ke perpus untuk kerjakan peer online shopping bahasa Korea bisnis atau datang ke
acara bedah buku dan film itu bersama saya :p), lalu ada duo kembar, Kak Lita
dan Lisa juga. Sebelumnya, tempat duduk di depan kosong, tapi saya dan Zaki
terlalu cantik untuk ada di depan, nanti para pembicaranya tak bisa konsentrasi
lagi :p
(acara dibuka
oleh Tim Nasyid Al Hikmah FSI FISIP UI *sumpah mereka kocak banget, acara ini
suasananya jadi lucu juga karena mereka, mereka nyanyi sambil ngelawak
kayaknya, hehe plus di tengah acara, mereka juga merangkap jadi panitia
perlengkapan, karena ikut bantu angkat sofa ke atas, bwahaha. sumpah kocak.
tapi tetep ketika nyanyiin lagu nasyid kesukaan saya, saya merinding~ ziiing~)
(ki-ka: moderator
(menurut saya kurang ok, nih, seharusnya Kak Yasir aja yang jadi moderator,
hehe), Kang Abik (it's the first time for me to meet Kang Abik ^^ baju hijaunya
sangat menentramkan~ kakek guru saya~ *sambil sungkem), terakhir Kak Odi (kakak
itu datang dengan blazer coklat dan celana jeans, menurut saya gak terlalu
cocok sama kulitnya, tapi gak apa-apa, karena kharismanya mengalahkan semuanya
^^ lagipula masih mending dia pake baju, soalnya selain main film, dia juga
lagi sibuk banget sama kuliah dan jualannya di kalibata, hoho~)
Kang
Abik bercerita mengenai cerita Cinta Suci Zahrana ini. Menurut saya, inti
ceritanya adalah tentang seorang wanita yang telat menikah.Oh, iya, hampir
lupa, dua orang pembicara lagi, yaitu Meyda Sefira dan Mr. M (saya tak suka
orangnya, jadi saya tak mau tulis namanya di blog saya, hehe) berhalangan
hadir. Michin yeoja-deul yang datang
karena ingin melihat Mr. M, rasakanlah karena orang itu tak datang! Bwahahaha~
Oke, kembali
lagi ke jalur kebaikan. Yap, dalam menulis cerita ini, Kang Abik memperoleh
inspirasi dari kerabatnya yang kurang lebih begitu ceritanya, telat nikah.
Kerabatnya Kang Abik itu lalu konsultasi kepadanya dengan harapan mendapatkan solusi
dan bantuan.
Kang
Abik juga membahas tentang pendidikan bagi perempuan yang sangat terbuka dalam
Islam. Perempuan sama dengan laki-laki, boleh menggapai pendidikan sampai
setinggi apapun karena menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Saya
setuju kali ^^ Kemudian, Kang Abik juga bercerita tentang perbedaan wanita dan
laki-laki dalam masalah usia pernikahan. Kaum laki-laki tidak punya masalah
kapan menikah (tentunya setelah baligh), akan tetapi kaum wanita harus memikirkan
masa produktifnya yaitu di bawah 35 tahun. Usia setelah 35 tahun, agak sulit
karena mendekati masa menopause.
Dan Kang
Abik menjelaskan penuh dengan kedamaian dan ketentraman~ Hmm, di sini, saya
mengerti. Memang benar sekali, bagi kaum wanita khususnya, usia produktif harus
dipikirkan sebelum menikah. Penting itu hukumnya. Sebelumnya, saya juga sudah
memikirkan hal seperti itu. Waktu itu, niat saya untuk ambil S2 di Korea sangat
menggebu-gebu. Lalu, saya berpikir... tapi saya akan menikah dulu, setelah itu
baru kuliah S2. Banyak kok yang seperti itu, jadi menikah dan menuntut ilmu seharusnya
tidak saling menjatuhkan, tapi berjalan beriringan...
Oh
iya, di sesi pertanyaan, saya sebenarnya sudah mengewer-ngewerkan tangan saya. Tapi,
masih belum rezeki, jadi tidak terpilih sebagai penanya. Huhu. Sedih. Padahal di
depan itu adalah dua orang yang sangat menginspirasi. Ada sebuah pertanyaan
yang bagus, dari Kak Nurul, dari FIB juga,
“Kang
Abik, bagaimana ya caranya mencari jodoh? Maksudnya, kalau pendidikan kan sudah
jelas, kita harus masuk SD, SMP, masuk sana situ, ambil jurusan ini itu... Nah,
kalau urusan jodoh bagaimana?”
Kang
Abik jadi seperti konsultan cinta lagi, hehehe. Dan saya serta hadirin lainnya
cekikikan tapi penasaran juga, apa kiranya jawaban Kang Abik dari pertanyaan
tadi. Sebenarnya, banyak yang dikatakan Kang Abik sebagai penjelasan dari jawabannya,
“Pantaskan
diri.” Itu ringkasan dan inti dari jawabannya. Setuju dong, wanita yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik dan sebaliknya. Dan saya langsung teringat bukunya
Mas Ippho Santosa ^^
(kali ini, Kak Odi (yang ternyata
seniornya Lisa di SMA, ya ampun dunia sempit sekali~) share tentang tokohnya sebagai Rahmat si tukang kerupuk di film ini
yang Kak Odi bilang seorang tokoh yang sangat penting dalam cerita walau
pengambilan gambarnya sedikit)
Oh iya, sama
seperti pertemuan dengan Kang Abik, pertemuan dengan Kak Odi juga menjadi yang
pertama. Kedua orang itu sangat menginspirasi untuk saya yang tertarik di dunia
penulisan dan wirausaha. Kang Abik, tak perlu ditanya lagi geliatnya di dunia
kepenulisan, terutama novel religi. Dan saya juga meniti jalur yang sama, yaitu
novel religi, namun masih untuk remaja, hehe. Oleh karena itu, tadi saya
panggil Kak Abik jadi kakek guru, hehe. Semoga saya juga bisa jadi penulis
seperti Kang Abik yang bisa membuat karya-karyanya jadi film. Tapi, sebenarnya,
dari hati yang paling dalam, saya maunya karya-karya saya nantinya menjadi
sebuah DRAMA! Yap, drama televisi. Saya tak mau menyebutnya sinetron, hehe. Tapi
cukup kisaran 15-20 episode saja. Begitu... Semoga bisa jadi kenyataan dan
bermanfaat bagi semua. Aamiin ^^
Nah, Kak Odi juga
jadi orang yang sangat menginspirasi saya. Terserah orang lain dan michin yeoja-deul yang menyukainya
sebagai artis, tapi saya tidak termasuk mereka. Kak Odi menginspirasi saya
karena dirinya sendiri. Bukan karena dia artis atau bintang film. Saya jadi
teringat, waktu beberapa tahun yang lalu nonton KCB di Cibubur Junction bersama Tia, sahabat SMA
saya. Waktu itu Tia bilang,
“Dia (Kak Odi yang
berperan jadi Azzam) enggak ganteng
tahu, Sol. Biasa aja mukanya...,”
“Ada tahi laletnya
lagi...,” tambah Tia.
“Hehehe, emang iya.
Dibilang manis, enggak juga. Sedikit banget manisnya, tapi entah kenapa, ada sesuatu yang berbeda dari dia Tia dan gue enggak
tahu apa ...,”
Tapi sekarang saya
tahu, itu adalah kharisma ^^ Oh, iya, adalah kebiasaan saya meng-add akun facebook setiap orang yang menginspirasi saya. Zaman awal-awal,
film KCB, saya cari nama Kak Odi, ternyata... TIDAK ADA! Ya ampun...
bertahun-tahun kemudian, yaitu sekarang, saya cari namanya, dan... sudah 4000-an
temannya sampai tak bisa tambah teman lagi -___-. Ya sudahlah, yang penting, tak
temananpun, kita sudah jadi saudara... saudara seiman ^^
Tentang wirausaha,
Kak Odi (hasil per-kepo-an zaman dulu, zaman KCB masih gembar-gembor) pernah
jualan sarung dan pecel lele di daerah Kalibata. Dari SMA sudah merantau ke
Jakarta dari Pasuruan (*ya ampun, berarti Kak Odi teman sekampungnya Inul
Daratista -__-). Entah benar atau tidak, hanya Kak Odi dan Allah yang tahu. Hehehe.
Sekarang, mungkin sudah banyak dapat modal dari hasil main film, jadi sudah punya
restoran ayam bakar di daerah Kalibata juga. Kak Odi juga sudah main teater
dari zaman SMA (hasil ngobrol sama Lisa, juniornya di SMA). Waktu SMA, Kak Odi udah
masuk ekskul teater. Dan kata Lisa, Kak Odi biasa-biasa saja orangnya, paling
kalau ada acara teater, dia tampil. Begitu...
Tentang latar
belakang keluarga dan pendidikan, Kang Abik dan Kak Odi hampir sama. Dua-duanya
dari keluarga pesantren. Mantep dah ^^ Dan hal keren yang Kak Odi katakan
ketika acara berlangsung adalah,
“Bermain di dalam
genre film yang Islami adalah sebuah pilihan. Pilihan saya. Kalau saya main di
film-film enggak bener, nanti saya
bisa enggak disapa sama paman dan
bibi saya di kampung. Semoga saya istiqomah. Aamiin. Insya Allah, semoga istiqomah.”
Saya mengaminkan
sambil tersenyum, mengingat harapan saya supaya istiqomah dalam menulis novel
religi remaja. Ya, walaupun belum debut dan masih amatir, saya akan tetap berdoa
dan berusaha! No body’s perfect, but we can try to be perfect ^^
Kak Odi juga cerita
tentang wirausaha yang dirintisnya. Kuliah broadcasting,
main film religi, wirausaha ayam bakar. Itulah 3 kesibukannya. Kak Odi mengaku
kelelahan, tapi Kak Odi suka melakukannya. Saya juga merasakan itu, menulis dan
mengetik di depan laptop itu bikin sakit pinggang, lho. Memikirkan jalan cerita,
karakter tokoh, kesinkronan alur dan plot... itu pusing dan melelahkan, lho. Tapi,
saya suka dan menikmati itu.
Subhanallah, ya
tulisan tentang inspirasi hari ini... Baiklah. Selanjutnya, kita harus jadikan
inspirasi-inpirasi di sekitar kita, seperti Kang Abik dan Kak Odi ini menjadi re-charger
semangar kita dalam hidup... Hiyaaaat! Saya siap! Saya siap untuk sukses...
dunia... dan akhirat... ^^ aamiin (*oh iya, saya punya feeling, sepertinya saya akan bertemu lagi dengan kedua orang itu suatu hari nanti ^^ di sebuah event yang lebih besar lagi, semoga jadi kenyataan, hehe aamiin ^^ )
Sekian tulisan
inspiratif kali ini. Semoga bermanfaat, ya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar