Senin, 17 November 2014

Karier dan Pengembangan Diri

Assalamualaykum!

Manusia semakin beranjak usia, maka semakin banyak pengalaman hidupnya. Sepertinya, ini yang akhir-akhir ini saya percaya dan pahami. Pengalaman-pengalaman itu ada yang enak, tapi ada yang enek juga. Semakin ke sini, di usia saya yang beberapa hari lagi lagi genap 24 tahun, it's more complicated I think. Pengalaman hidup yang Allah berikan kepada saya bukan hanya pengalaman yang sederhana saya, tapi yang rumit pun ada. Banyak.

Dulu, waktu sekolah, saya berpikir, ya setelah sekolah pasti bekerja untuk mencari uang dan bekerja akan jadi sebuah rutinitas biasa seperti sekolah dulu. Sudah. Titik. Sesederhana itu. Namun, ternyata setelah dijalani hampir setahun lebih beberapa bulan ini (after graduated), tak sesederhana itu ya? Bekerja tak hanya bekerja. Maksudnya, bekerja melakukan jobdesk sesuai perjanjian di awal sampai tanggal 1 gajian, bekerja-gajian-bekerja-gajian-bekerja-gajian, dst.

Menurut pengalaman dan pengamatan saya yang masih seumur jagung ini dalam dunia kerja, ada banyak hal penting di samping main menu bekerja kita (entah itu mengajar, buat pembukuan, buat desain, memeriksa data, dsb) yang harus dipikirkan, antara lain sebagai berikut:
 

1.    Fasilitas di tempat kerja

2.    Hubungan dengan rekan kerja

3.    Hubungan dengan atasan

4.    Hubungan dengan bawahan/OB/OG

5.    Pengembangan dan pembelajaran diri

6.    Refreshing

7.    Investasi dan tabungan

8.    Waktu dengan keluarga dan teman

9.    Waktu dengan Tuhan

10. Olahraga dan makan teratur

 
Lho, setelah ditulis kok jadi banyak ya? Hahaha. Penomoran di atas tidak menandakan nomor 1 adalah yang terpenting. Menurut saya, semuanya penting. Dan mungkin bisa muncul beberapa nomor lagi sejalan dengan bergulirnya waktu #asek.

Okay, pertama yang saya pahami, sebagai pekerja ternyata tugas kita bukan hanya berkutat dengan masalah pekerjaan itu saja, namun kesepuluh hal di atas juga menjadi hal yang harus kita pikirkan denga baik. Pertama, fasilitas di tempat kerja ternyata bisa menjadi poin tambahan bagi tugas utama kita, misalnya ada jaringan Wi-Fi sehingga kirim-mengirim email bisa lancar jaya. Tapi, ruang kerja bisa pengap disebabkan oleh fasilitas kipas/AC/sistem aliran udara tidak bekerja dengan baik. Oleh karena itu, produktivitas kerja pun bisa menurun. Malah, saya pernah punya pengalaman, murid saya minta izin tak masuk karena kepanasan di kelas.

Kedua, ternyata… kita memang tidak hidup sendirian. Teori sosiologi waktu sekolah dulu "manusia adalah mahluk sosial yang tak bisa hidup sendirian" itu benar. Dulu, saat pikiran saya masih belum se-kritis dan se-filosofis saat ini, saya hanya menganalogikan hidup tanpa ayah-ibu-teman, pasti sepi. Sekarang, saya tahu maksud teori itu! Manusia punya peran masing-masing, salah satunya jabatan yang sama (rekan kerja), jabatan yang lebih atas (atasan), dan jabatan yang lebih bawah (bawahan/OB/OG). Dengan ketiganya, sebagai individu, kita harus bisa beradaptasi. Memang, saya dari dulu punya pemikiran bahwa "harus jadi diri sendiri". Namun, ketika kita berada di dunia ketiga*, yaitu dunia kerja, maka imej dan hal-hal sepele yang kita lakukan bisa menjadi penting dan bisa menjadi nilai yang disematkan orang lain atas diri kita. Intinya, kita bisa tetap menjadi diri sendiri tapi juga baik di mata orang lain. Misalnya, ketika sebagai individu punya sifat pendiam. Di dunia ketiga, senyumlah setidaknya beberapa kali walaupun tidak sering. Kenapa? Karena orang lain bisa berpikiran lain kepada sifat kita itu: sombong. Padahal apa yang disombongin juga? Hahaha

Sifat orang di dunia ketiga ini beragam. Ada yang munafik, ada yang lurus, ada yang keep safety, ada yang … Ada yang lemah seperti saya beberapa bulan lalu. Ketika saya tidak bisa melakukan apa yang saya bicarakan. Saya merasa menjadi orang terlemah yang paling ada. Saya tahu, di tempat yang lain pasti orang-orang sudah menghujat saya munafik, sombong, tak bertanggung jawab, dsb. I hate myself really. Tapi, saya lebih membenci suasana kerja di sana. Saya masih muda dan bisa melakukan berbagai hal lain. Kenapa saya harus terjebak di sana dengan orang-orang yang seperti itu? #lho kok jadi curcol ke mana-mana?

Ehem. Maaf. Hehehe. Lanjutkan yang tadi, tentang berbagai karakter atau sifat orang di dunia ketiga. Peraturan pertama tadi: lakukan hal yang di saat melakukannya, kita bisa tetap menjadi diri sendiri tapi juga baik di mata orang lain. Peraturan kedua: dilarang terlalu percaya kepada orang lain (walaupun kita merasa dekat, belum tentu dia merasakan yang sama). Mengenai hal ini, saya punya pengalaman! Saya pernah beberapa kali menge-share hal-hal penting seperti, sms jahil dari murid, keseganan saya dengan beberapa orang di kantor, dsb kepada rekan kerja saya. Kebetulan dia junior saya di kampus. Saya pikir, sebagai satu alumni, dia akan bisa jaga rahasia. Tapi, nyatanya tidak. Terlalu sakit hati jika saya ceritakan lebih lanjut. Intinya, hati-hati kepada orang lain, jangan terlalu terbuka tentang segala hal. Labih baik, ceritakan saja kepada keluarga.

Ingat, bekerja membuat seseorang menghasilkan uang. Nah, uang yang sudah didapatkan itu harus dibagi (persen-persenannya bisa dilihat di website keuangan hehehe). Dibagi menjadi uang untuk tabungan, investasi, refreshing, pengembangan dan pembelajaran diri, dsb. Hal tersebut penting sekali untuk masa depan kita. Satu lagi, olahraga dan makan teratur juga penting bagi masa depan dan masa sekarang. Buat saya, ini yang masih susah. Olahraga. Insya Allah saya juga akan berubah jadi meluangkan waktu untuk olahraga! Okay ^^

Waktu yang dimiliki setiap orang yang hidup di muka bumi ini seharinya sama, 24 jam. Maka, pergunakanlah dengan bijak. Waktu untuk diri sendiri (Me Time) bisa digunakan untuk bermuhasabah/merenungkan apa saja yang sudah dicapai, apa yang belum, apa saja yang sudah bermanfaat, apa yang belum, benarkah pemasukan dan pengeluaran kita selama ini, bagaimana target-target selanjutnya, intinya sih mengobrol dengan diri sendiri semacam building emotion and relaxing time. Waktu untuk keluarga dan teman juga penting. Walaupun hanya sebulan sekali, cobalah bertemu dan nonton bersama dengan teman-teman dekat waktu SMA! It's very refresh our mind and soul. Talking about soul, yaaa siapa yang mempunyai jiwa dan raga ini selain Tuhan kita. Maka, mendekatlah dan atur waktu kita dengan Tuhan di setiap ibadah kita dan di setiap detik kita harus mengingat DiriNya. Apapun cobaannya, semua itu pasti Tuhan buat karena ada alasannya dan hikmahnya. Juga bisa membuat manusia lebih kuat jiwa dan raganya ^^

 

*Tulisan ini dibuat dari pengalaman saya bekerja (after graduated) selama setahun beberapa bulan ini… hehehe

 

(My Experience! Tes CPNS Kemenkeu 2014: Part 1)


Assalamualaykum!

Kali ini, saya mau share pengalaman mengikuti Tes CPNS Kementrian Keuangan 2014. Tepat setahun sebelumnya, saya juga pernah ikut Tes CPNS Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, belum rejeki saya. Alhamdulillah formasi itu jadi rejeki senior saya di kampus. Dia memang baik sekali orangnya. Belum lama ini juga ketemu di JIKS ketika Ujian TOPIK. Kami pun berbincang-bincang sebentar pada waktu istirahat. Namanya, Kak Icha ^^ Oia, Tes CPNS 2013 bagi saya adalah sebuah tragedi, lebih lengkapnya, baca di sini ya … hehehe.

Kembali ke Tes CPNS Kemenkeu 2014. Awalnya, saya hampir tak percaya bahwa ada formasi untuk jurusan Korea di kementrian ini. Saya kira hanya jurusan yang terkait dengan Administrasi, Keuangan, Akutansi, Managemen, Pajak, dsb saja. Ternyata oh ternyata… ada formasi jabatan Analis Bea Cukai lho buat beberapa jurusan Bahasa, seperti Korea, Perancis, Cina, Jepang, dsb.  Apalagi formasi yang dibutuhkan 3 orang. Wah, saya merasa berkesempatan baik sekali tahun ini. Di beberapa lembaga dan kementrian juga formasi untuk Korea lumayan banyak tahun ini. Untungnya saja ada peraturan baru bahwa 1 orang hanya bisa mendaftar 1 tempat saja. Berbada dengan tahun lalu yang tidak begitu.

Pada awalnya, karena saya senang dengan dunia pendidikan, maka saya meniatkan diri untuk mengikuti tes di Kemdikbud lagi tahun ini. Namun, bapak saya menyarankan ikut tes di Kemenkeu saja. Selain formasi dan kabar berita Tes CPNS Kemendikbud yang belum jelas di websitenya dan website panselnas. Padahal sudah ditunggu lumayan beberapa hari. Akhirnya, saya pindah haluan ke Kemenkeu. Kementrian ini salah satu kementrian yang paling awal buka pendaftaran dan paling jelas tahapan tesnya. Website dan twitternya juga aktif.
 
Sama seperti tahun sebelumnya, ada 5 tahap pada rekrutmen CPNS di Kemenkeu.

1.    Seleksi Administrasi

2.    Tes Kemampuan Dasar (TWK, TIU, dan TKP)

3.    Psikotes

4.    Tes Kesehatan

5.    Wawancara (diperuntukan bagi S1 saja)

 
Berkas untuk Seleksi Pendaftaran diupload di website pendaftaran. Seingat saya, hanya butuh scan-an Ijazah dan Transkrip Nilai. Nah, di sini tolong perhatikan batas minimal dan maksimalnya hasil scan-an dan bentuk filenya apakah PDF, JPG, dsb. Sebelumnya, pendaftar harus mendaftarkan dirinya dengan mengisi biodata dan nomor NIK KTP di portal nasional panselnas.menpan.go.id atau sscn.bkn.go.id (jadi ingat bapak saya, bacanya 'go-it' 'go-it' hihihi). Kemudian, kita akan dapat email notifikasi berisi username dan password untuk digunakan di website rekrutmen Kemenkeu. Nah, kalau sudah di situ, saya jarang main ke portal nasional karena segala macam pengumuman Kemenkeu ya ada di website rekrutmen Kemenkeu, website resmi Kemenkeu dan yang paling update adalah TWITTER KEMENKEU! Hahaha *beneran.
 
Sip. Setelah itu, waktunya TKD. Pendaftar harus mengambil kartu ujian TKD terlebih dahulu. Waktu itu saya izin dari kantor karena pengambilan kartu ujian tidak bisa diwakilkan dan jatuh di hari kerja. Untungnya adik saya sedang libur mengajar kalau hari Rabu, jadi dia bisa mengantarkan saya ke Kampus STAN Bintaro untuk mengambil kartu. Kostum yang saya pakai casual rapi (KAOS belang pink, rok bahan hitam, kerudung LANGSUNG pink, sepatu kets BIASA, dan tas RANSEL). Benar dugaan saya, ketika menunggu sesi pengambilan di sana, saya dan adik saya sibuk mengomentari kostum para pendaftar yang rapi-rapi sekali dibandingkan saya.
 
Saya mengambil kartu ujian di lantai 2. Begitu sigapnya dan berjalan cepat saya ke atas. Akhirnya, dapat antrian awal, hehehe.Tentu saja saya kan pakai kostum terbaik dan ternyaman, jadi saya bisa menyalip orang-orang di tangga. Hahaha!

Saat itu, saya bertanya TKD dikerjakan lewat komputer dengan sistem CAT atau manual pakai pensil 2B. Ternyata CAT. Oh iya, kedua pegawai di depan saya juga berusaha ramah menanyakan berbagai hal tentang Korea, tapi saya jawab singkat-singkat saja karena malas banyak mengobrol, hehehe. Sebelum beranjak pulang, saya diberitahu bahwa saat ujian TKD harus menggunakan kemeja, sepatu, dan tak boleh pakai jeans. Saya mengangguk paham. Setelah itu saya langsung capcus pulang deh...

Pulang dari sana, saya dan adik saya makan di resto kesayangan… Warung Steak and Shake, Depok. Dengan bantuan google maps, kami pulang dari Bintaro-Depok-Cibubur. Lumayan kelelahan. Padahal esoknya harus kerja lagi.

 
Sekian dulu ya ^^. Insya Allah pada Part 2, saya akan bercerita tentang pengalaman saya mengikuti TKD dan Psikotes. Salam semangat!